03

404 36 0
                                    

Hyewon terus berjalan menuju kelasnya, kakinya terus melangkah, pandangannya lurus ke depan, tapi pikirannya kemana-mana. Gadis itu masih memikirkan kejadian kemarin. Apakah ia harus menolak atau tidak? 

"Hyewon-ah!!" Seorang gadis seumuran dengannya menghampirinya. Ia langsung memeluk Hyewon dengan sangat erat. "Kau baik-baik saja? Apa aku harus memberitahukan kakakku untuk menolaknya?"

Hyewon terdiam, ia tidak tahu harus merespon apa pada Arin. "Annyeong!" Sebuah suara muncul, kedua sejoli itu mengecek sumber suara. Arin tersenyum lebar dan melambaikan tangannya, "annyeong Seunghee!"

Seunghee tersenyum lebar melihat kedua temannya, namun Hyewon masih saja diam dan tidak membalas sapaan Seunghee sama sekali, bahkan tersenyum sedikit pun tidak. "Ya! Aku sudah membereskannya, tenang saja." 

"Eung? Membereskan? Apa maksudmu?"  tanya Arin. Seunghee mengambil ponselnya di saku roknya, ia memperlihatkan gambar screenshoot dari sebuah artikel. Terlihat nama Hyewon disana, dengan seorang idol pria. "Apa-apaan ini?! Siapa yang mengunggah artikel sampah seperti itu?"

Seunghee mengangkat bahunya tidak tahu, "aku belum mengetahui siapa pelakunya, tapi artikel ini sudah ku hapus. Akunnya terlalu mudah untuk diakses," ucap gadis itu. Ia menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku. Lalu menatap Hyewon yang masih diam.

Kini mereka telah masuk ke dalam kelas, Hyewon langsung saja menelungkupkan wajahnya begitu duduk di bangkunya. Arin yang duduk disebelahnya hanya diam menatapnya, ia tahu gadis itu pasti pusing memikirkan tentang semalam.

"Seunghee-ya, ada yang ingin ku bicarakan. Empat mata, sekarang, di luar kelas." Arin berdiri, begitu juga dengan Seunghee. Meninggalkan Hyewon yang membenamkan wajahnya dimeja. 

"Sebenarnya bukan itu yang dipikirkan Hyewon," ujar Arin, sekali-kali ia melirik ke jendela, menatap Hyewon yang bergeming di tempatnya. "Tetapi, semalam ia dijodohkan."

"APA?!" Teriakan Seunghee membuat perhatian para murid-murid yang berlalu-lalang menoleh. Arin yang disebelahnya hanya menggeleng dan menepuk jidatnya pelan, "tunggu dulu, kau bercanda 'kan?"

"Tentu saja tidak, jika aku bercanda ia tidak mungkin akan seperti itu. Biasanya kalau ada berita dating mengenai Hyewon, dia pasti akan melupakannya, tidak mungkin sampai terpuruk seperti itu." jelas Arin, sorot matanya terlihat bahwa ia sedang serius dengan ucapannya.

Seunghee memanyunkan bibirnya, ia melirik Hyewon. "Kau tahu darimana? Kenapa ia tidak memberitahukan hal ini padaku?" 

"Ah, it-"

"Kenapa tidak masuk ke kelas?!" Mendengar suara yang familiar ditelinganya, Arin berbalik badan. Pupilnya membesar begitu melihat kakaknya berada di depan kelasnya. "Hyewon dimana? Aku ingin berbicara padanya,"

"Kakak, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Arin, mencoba mengalihkan topik. Seunghee yang disebelahnya terkejut, "kakak? Sejak kapan kau punya kakak?! Kenapa aku dan Hyewon tidak tahu?"

Yeonjun melirik kearah Seunghee, alisnya berkerut, "Arin tidak pernah menceritakan ku? Wah.. kau jahat sekali," ucapnya mengomel, raut wajahnya terlihat jelas bahwa ia kesal. Arin hanya menghela napas, Seunghee menyelamatkannya dan Hyewon.

"Tidak pernah, dia hanya menceritakan dirinya sendiri." balas Seunghee, ia sebenarnya bukan ingin mengalihkan topik pembicaraan Arin dengan kakaknya, tapi gadis itu memang tidak pernah mendengar desus-desus bahwa Arin mempunyai kakak. Apalagi kakak kandung. Itu makanya Hyewon merasa aneh melihat Yeonjun kemarin. Ia tidak tahu Arin ternyata punya kakak.

"Wah, dasar adik durhaka! Jahat sekali kau,"

Kring~!

"Ah, kak Yeonjun bicaranya lain kali saja, ayo masuk Seunghee. Dah," Arin menarik lengan temannya itu. Yeonjun yang melihat tingkah aneh Arin hanya mengerutkan dahinya bingung. Ia jadi lupa tujuan utamanya kenapa ia datang kemari.

I Love U | Choi YeonjunWhere stories live. Discover now