12

138 13 0
                                    

Di pagi hari, Beomgyu dan Soobin sudah bersiap-siap. Mereka berdua memakai earphone yang akan disambungkan dengan ponsel Taehyun.

Keduanya pun tanpa basa-basi lagi menuju ke taman yang terkadang Hyewon mampir sebentar.

"Yeji yakin Hyewon ke sini? Sepertinya taman ini jarang sekali dijumpai orang-orang." Ucap Beomgyu begitu ia dan Soobin sampai di sebuah taman yang dimaksud kerabat Yeji.

Taehyun menoleh ke Yeji, "kau yakin bibi mu mengatakan disitu tempatnya?" Yeji mengangguk.

"Iya, kata bibi ku Lauren, Hyewon pernah beberapa kali ada disana. Tidak sendiri, dia bersama laki-laki. Entah itu penjaganya atau bukan, tapi kata bibi ku umurnya hampir sama dengan Hyewon karena wajahnya terlihat masih muda." Jelasnya. Yeonjun yang berada disebelah Yeji hanya diam mendengarkan, sebenarnya ia sempat berpikir bahwa Hyewon melupakannya dan bersama lelaki lain. Tapi, ia membuang pikiran itu jauh-jauh karena ia yakin, Hyewon pasti tidak akan mau. Apalagi ia diculik.

"Kata Yeji, benar disitu. Ku mohon lihat dengan baik, pasang mata kalian dengan benar. Aku sudah sangat rindu pada Hyewon." Ucap Taehyun. Meski Soobin dan Beomgyu tidak melihat tatapan melas Taehyun, ia yakin lelaki itu memohon dengan sangat padanya.

"Baiklah, kami akan berusaha mencarinya." balas Beomgyu.

<<<>>>

Sudah beberapa jam mereka menunggu, tidak ada tanda-tanda kedatangan Hyewon. Hanya beberapa anak kecil yang sedang bermain di taman. Sampai seseorang mengejutkan Beomgyu, "Soobin, bukankah itu Hyewon?" Tanyanya sambil menunjuk seorang perempuan yang mirip seperti adik Taehyun.

Soobin tanpa pikir panjang langsung menghampiri perempuan itu, meninggalkan Beomgyu yang masih tidak percaya yang ditunjuknya adalah Choi Hyewon. "Permisi, Hyewon-ah." Perempuan itu menoleh dengan tatapan bingung begitu Soobin berdiri di belakangnya. 

"Maaf, tapi anda siapa?" Tanya perempuan itu dengan berbahasa Maori, bahasa resmi Selandia Baru, atau bisa dibilang New Zealand. Soobin dan Beomgyu sama-sama menghela napas berat, dia bukan Hyewon yang dicari-carinya. "Maaf, aku kira kau teman ku Hyewon." balas Beomgyu dengan berbahasa Inggris.

"Hyewon? Ah.. dia temanmu yang hilang?" Beomgyu mengangguk, perempuan itu mengganti bahasanya menjadi bahasa Inggris begitu ia berpapasan dengan orang asing seperti mereka. "Kira-kira aku mungkin bisa membantu kalian. Mungkin memberiku ciri-cirinya atau foto Hyewon teman kalian?"

Soobin tersenyum, dengan senang ia menunjukkan foto Hyewon di ponselnya yang diberikan Taehyun. Sementara Beomgyu memasang perekam suara agar bisa dijadikan bukti ke Taehyun, siapa tahu perempuan di depannya ini mengetahui sedikit tentang Hyewon. Wajah gadis itu berubah menjadi bingung, "kenapa ia mirip dengan Ella teman ku?" gumamnya.

"Ella?" Beomgyu mengerutkan dahinya. "Iya, dia mirip sekali dengan temanku Ella. Dia terkadang sering kesini bersama kekasihnya bernama Jae."

Lagi-lagi Beomgyu terlihat bingung. "Kalau boleh tahu, siapa namamu? Aku sedang ingin mencari Hye- maksud ku Ella. Keluarganya bilang dia tinggal disini, tapi tidak memberitahu kami. Apa kau tahu alamat rumah atau nomornya?" Tanya Soobin.

"Baiklah, namaku Elizabeth, salam kenal. Soal Ella, aku memang belum pernah ke rumahnya. Tapi, besok kami ada janji untuk bertemu disini. Ia ingin aku mengunjungi rumahnya. Kalian mungkin bisa mengikuti kami besok diam-diam. Aku tahu kalian orang baik, aku akan memberikan nomor ponselku agar besok kalian tepat waktu menemui ku." Jelas Elizabeth dengan senyuman. 

Soobin pun membuka kontaknya dan memberikan ponselnya pada Elizabeth, gadis berambut blonde itu mengambilnya dan mengetikkan nomornya di handphone Soobin. "Ini, kirimkan aku pesan dimalam hari untuk menyimpan nomor kalian karena sekarang aku ada pekerjaan, kalau begitu aku pamit. Sampai jumpa besok," 

Beomgyu mematikan perekam suara di tangannya, lalu lelaki itu menatap kepergian Elizabeth. "Dia pasti orang baik, aku yakin. Yang harus kita lakukan sekarang adalah pulang dan memberitahu hal ini pada Taehyun." 

"Tentu, mata ku rasanya lelah mencari Hyewon yang tidak pasti kedatangannya."

<<<>>>

"Apa kau yakin Soobin? Tidakkah dia aneh? Tiba-tiba menyimpan nomornya di ponsel mu. Dan kenapa dia juga tidak curiga kalau misalnya kau berbuat jahat?" Soobin menatap Hueningkai tajam. Kalimat terakhir membuat lelaki itu terlihat kesal mendengarnya.

"Wajah tampan ku ini mana bisa di bilang orang jahat?!" Elak Soobin. Hueningkai hanya tersenyum datar menanggapinya.

"Terserah dirimu saja, intinya kalian berdua yang harus berjaga kembali. Karena hanya kalian yang dikenal Elizabeth, aku bisa minta tolong 'kan pada kalian?" Soobin dan Beomgyu saling memandang satu sama lain. Taehyun tidak pernah memohon seperti itu kepada mereka, satu kali pun tidak pernah. Ini adalah momen langka yang harus mereka ingat untuk seumur hidup.

"Tentu saja kami mau," balas Beomgyu. Ia menepuk bahu Taehyun pelan sambil tersenyum hangat. Ia harus menangkap dan mengingat momen yang tidak akan pernah lagi dilihatnya.

"Terima kasih banyak, kalian sangat membantu ku."

Selesai mengatakan itu, semuanya kembali ke kamar masing-masing. Sebelum Soobin bergelut di dalam mimpi, terlebih dahulu ia mengirimkan pesan pada Elizabeth.

Elizabeth

Ini nomor ku, nama ku Choi Soobin. Bisa dipanggil Soobin. Tolong disimpan dengan baik, dan terima kasih sudah mau menolong.

<<<>>>

Keesokan harinya, Soobin dan Beomgyu sampai di taman. Mereka berdua melihat gadis berambut pirang yang ditemuinya kemarin di ayunan.

"Oh, kau datang cepat sekali." Kata Beomgyu pada Elizabeth. Gadis itu mendongak dan menatap keduanya.

"Ah, aku sengaja agar kalian tidak susah mencari-cari ku." Elizabeth berdiri dari ayunan yang didudukinya. Ia merapikan celananya yang sedikit berdebu. "Apa yang harus ku lakukan hari ini? Apa kalian hanya akan mengikuti kami? Atau ingin langsung menjumpainya?"

"Eum.. kami akan mengikuti kalian, apa kau bisa menjaga ponsel ini agar terus merekam suara mu dengan Hye- maksud ku Ella?" Beomgyu menunjukkan ponsel yang kemarin dipakainya untuk merekam suara Elizabeth.

Elizabeth menerimanya, "tentu, aku akan menaruhnya di tas ku." Ia memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang yang dibawanya.

"Kau hanya perlu berbicara seperti biasa, kalau bisa kau membicarakan kami. Seperti.. apa kau pernah sekolah di Korea? Kau punya teman?" Kata Soobin menjelaskan.

Elizabeth yang mendengarkan mengangguk paham, "baiklah.. itu saja 'kan?"

Kedua lelaki di depannya menaikkan turun kepala mereka, Elizabeth mengecek jam tangannya. Ia mengingat waktu yang ditentukan temannya, Ella.

Gadis itu melihat keduanya, "sepertinya kalian harus bersembunyi sekarang, Ella akan datang sebentar lagi." Pinta Elizabeth. Soobin dan Beomgyu pun meninggalkan Elizabeth sendirian bersembunyi di salah satu pohon besar yang tidak jauh dari gadis berambut pirang tersebut.

Selang beberapa menit menunggu, Ella yang dimaksudkan Elizabeth akhirnya muncul dengan wajah cerianya. "ELIZA!!" Sapa Ella sambil memeluk Elizabeth.

Dari jauh, Soobin dan Beomgyu menutup kedua mulut mereka. "Dia.." keduanya saling bertatap.

"Choi Hyewon yang kita cari-cari selama ini.."

<<<>>>

Belinda Elizabeth

Belinda Elizabeth

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।
I Love U | Choi Yeonjunजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें