11 :: KULIAH

1 1 0
                                    

Kami pun lulus, walau dengan hasil UN yang kurang memuaskan. Karena kami memang benar-benar mengerjakannya dengan kemampuan yang kami miliki, bukan dari kertas contekan. Setidaknya, ada sedikit rasa bangga karena kami mengerjakan sendiri, meskipun hasilnya tidak lebih baik dari yang lain.

Setelah ini, pasti semuanya akan sibuk mengurus kuliah. SBMPTN untuk mereka yang tidak lolos SNMPTN, dan jalur mandiri untuk mereka yang tidak lolos SBMPTN. Sebenarnya, aku merasa iri pada mereka yang dibiarkan berjuang memasuki tempat yang mereka inginkan. Sedangkan aku? Dari kecil, aku sudah ditentukan kemana akan bersekolah. Aku hanya tinggal masuk dan mengikuti prosedur saja. Meskipun ada sisi positifnya karena aku tidak perlu repot-repot mengurus ini itu, tapi tetap saja aku ingin merasakan bagaimana sibuknya saat harus mengurus segala keperluan untuk mendaftar, harus kesana kemari untuk mendapat dokumen sebagai syarat.

Oke, lebih baik tinggalkan masa-masa galauku saat itu. Karena kini, aku sudah menjadi calon mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi swasta. Ah ya, perguruan tinggi ini adalah tempat di mana aku mengikuti olimpiade dulu. Jadi, ternyata hadiah uang olimpiade waktu itu berupa potongan harga jika mendaftar di sana. Oleh karena itu, ibuku menyarankan aku agar ke sana saja. Lumayan juga, sudah dekat dari rumah, dapat potongan harga lagi.

Dan hari ini adalah hari pertamaku OSPEK. Ah, ralat. Sekarang namanya bukan OSPEK lagi, tapi PKKMB alias Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru. Untuk kegiatannya sendiri, tidak jauh beda dengan OSPEK, hanya saja kali ini tidak terlalu ekstrem.

Seragam kami selama PKKMB yaitu hitam putih dengan tanda pengenal yang berukuran sekitar 40 cm x 30 cm yang dikalungkan di leher, ikat pinggang dari tali rafia, serta kaos kaki berwarna putih yang panjang. Seragam ini akan kami gunakan selama masa PKKMB berlangsung sekitar lima hari. Bisa kalian bayangkan bagaimana bau kami yang terus-terusan memakai baju itu. Kalau dicuci pun, belum tentu bisa kering.

Sementara itu, kabar dari teman-temanku cukup beragam. Anggun, dia diterima di salah satu perguruan tinggi negeri dengan jalur SNMPTN. Aku merasa sangat bangga mendengarnya. Bagaimana tidak? Dia yang dulu diejek hanya karena menang olimpiade kecil dan nilai UN yang kurang memuaskan kini bisa masuk PTN, lewat jalur SNMPTN lagi.

Lalu, Adel yang ternyata juga sekampus dengan Anggun, hanya saja beda jurusan. Mereka memutuskan untuk satu kos. Lumayan juga, bisa menghemat uang jajan.

Juwita dan Shafa, mereka memilih untuk menunda kuliah. Selama setahun, mereka akan bekerja dulu mengumpulkan uang dan belajar, lalu mendaftar kembali di tahun depan.

Putri, kami berada di kampus yang berbeda, tapi dengan jurusan yang sama.

Kalau Nafa, aku belum tahu dia akhirnya masuk ke mana. Aku yakin dia akan kuliah, tapi belum terdengar lagi kabarnya.

Yah, itulah kabar dari teman-teman dekatku. Sebenarnya, aku ingin mencoba kuliah sambil kerja, tapi ayah tidak mengijinkanku. Jadi, ya, aku hanya fokus kuliah untuk saat ini.

Masa PKKMB akhirnya berakhir, ditutup dengan outbond. Tapi, 'penyiksaan' selama PKKMB tentunya belum berakhir. Saat jurit malam, kami harus rela dimarahi saat jawaban kami salah, dihukum di tempat, dan tidak boleh tidur dulu sebelum semua kelompok sampai. Padahal, mataku sudah mau merem sendiri. Dan teriakan kakak tingkat kembali menyadarkanku.

Dan jurit malam pun selesai setelah kelompok terakhir sampai. Kami pun kembali ke kamar dan tidur. Aku tidak tahu pagi nanti akan ada kegiatan apa lagi. Yang jelas, sekarang aku harus tidur agar saat pagi tidak mengantuk.

***

Hari pertama perkuliahan, yang juga menjadi hari pertamaku sebagai mahasiswa baru. Setelah menemukan kelas, ternyata masih dikunci. Dan aku mendengar ada seseorang yang memanggilku. Aku menoleh, melihat siapa yang memanggilku. Aku menyipitkan mataku, seperti pernah melihat seseorang yang tengah melambaikan tangan itu. Tapi di mana?

"La, sini."

Ternyata dia yang memanggilku. Aku pun mengangguk dan menghampirinya. Semakin dekat, aku semakin jelas melihat wajahnya. Ternyata, dia adalah Hanna yang pernah mengirim chat saat PKKMB. Sepertinya, aku akan berteman dekat dengannya. Karena pertama kali melihat pun, aku tahu kalau sifatnya sedikit mirip denganku.

Lalu, di sebelahnya ada Venny. Kami satu dosen pembimbing akademik, sehingga aku sudah mengenalnya. Dan ternyata lagi, dia satu SMA dengan Hanna.

Minggu pertama ini akan diisi dengan kontrak kuliah dan pengantar mata kuliah. Sehingga kami pulang cepat. Tidak seperti di SMA yang harus menunggu bel pulang meskipun seharian jamkos.

***

LAPUNASHA (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang