Empat Belas

75.2K 5.5K 96
                                    

Hari ini kampus terlihat lebih ramai dari biasa nya. Para anggota BEM tengah sibuk luar biasa karena kampus ku mengadakan reuni akbar seluruh angkatan, dari pertama kali kampus ini berdiri, sampai ke kakak tingkat yang baru lulus kemarin.

Aku yang memang pada dasarnya tidak suka dan tidak akan mau ikut UKM seperti BEM, jelas bukan masuk ke dalam hitungan mahasiswa yang sedang sibuk seperti yang lain. Di saat mahasiswa lain terus berkomunikasi lewat handie talkie mereka, aku justru sedang duduk santai di saung-saung taman kampus sambil mengerjakan tugas sekaligus menyantap cilor yang aku beli di sekitar area kampus. Cilor paling legendaris karena katanya, si penjual bahkan sudah berjualan di area ini selama 30 tahun.

"Ren, coba deh lo analisis kemungkinan hazard yang ada di fasilitas kesehatan rumah sakit A. Gue udah selesai. Gue udah selesai analisis bagian plafon sama lantai rumah sakit nya."

Aku sedang mengerjakan tugas K3 bersama Reno yang lagi-lagi terdapuk sebagai partner kerja kelompokku kali ini.

"Udah gue baca sih dari semalem. Udah gue catet juga." ucap nya sambil membuka ransel dan mengulurkan kertas berisi coret-coretannya.

Aku menerima kertas tersebut dan membaca nya seksama. Tak bisa kupungkiri kalau aku bersyukur karena memiliki partner seperti Reno. Dia mahasiswa yang sangat bertanggung jawab jika memiliki tugas dari para dosen. Tidak seperti kebanyakan mahasiswa lain yang hanya menumpang nama dan nilai saja, sedang hasil kerja nya nol besar.

"Wih, oke banget nih. Lengkap. Gue langsung ketik aja ya biar bisa cepet di print." kulihat Reno mengangguk dan justru mengambil alih laptop di pangkuanku.

"Gue aja yang ngetik. Lo bacain." aku mengangguk dan mulai membacakan coretan-coretan Reno di atas kertas tersebut. Sesekali aku mendekat dan menanyakan apa kira nya yang ia tuliskan ketika aku sama sekali tak bisa membaca apa yang tangan seniman nya goreskan di sana.

Aku baru akan kembali membacakan bagian kedua saat tiba-tiba deheman keras terdengar dari arah belakang kami.

Aku dan Reno sontak menoleh dan menemukan Arjuna yang kini menatap kami berdua dengan tatapan laser kejam nya. Aku meneguk ludah susah payah. Ya ampun, kenapa mata itu selalu sukses mengintimidasiku sih?

"Di kampus ada larangan untuk berdekatan terlalu intim!"

Aku melongo mendengar ucapan absurd dari Arjuna. Kampus mana yang melarang mahasiswa dan mahasiswi nya berdekatan? Terlebih, aku dan Reno bahkan tidak melakukan hal negatif apapun. Jelas-jelas laptop dan kertas yang berserakan sudah cukup menjadi bukti kalau aku dan Reno hanya sedang mengerjakan tugas, bukan bermesum ria.

"Maaf Pak. Tapi saya dan Rea cuma ngerjain tugas, nggak bermaksud melakukan hal yang terlalu intim." Reno mewakili pikiran ku untuk mengemukakannya ke hadapan si Arjuna.

Kulihat mata Arjuna semakin menajam ketika mendengar Reno memanggilku dengan Rea. "Jadi kamu nuduh saya fitnah kamu, begitu?"

Lah malah nyolot.

"Pak, saya dan Reno jelas-jelas nggak melakukan hal berbau asusila apapun. Saya dan Reno sedang mengerjakan tugas." aku tak tahan untuk berbicara sisnis pada Arjuna yang kali ini sudah berkacak pinggang. "Apa kertas-kertas sama laptop ini masih kurang menegaskan kalo kami nggak melakukan apapun selain mengerjakan tugas dari salah satu dosen?"

Aku mendengus penuh kemenangan ketika melihat Arjuna yang terdiam membisu. Ha, skakmat kan!

Mata Arjuna masih menatapku tajam, walaupun kulihat ada raut yang sedikit melunak di sana. "Yasudah. Saya nggak akan memperpanjang masalah ini."

Aku mencibir. Masalah? Ini nggak akan jadi masalah kalo nggak karena pikiran kotor nya dan juga omongan nya yang nyelekit menyindir kami.

"Tapi kamu, Andrea." Arjuna menatapku semakin berkobar. "Saya tunggu di ruangan saya sepuluh menit lagi." dan setelah itu, Arjuna melangkahkan kaki nya dengan lebar, meninggalkan aku dan Reno yang ternganga tak percaya.

Wajah kami saling tatap dengan mata yang berkedip kaget.

"Pak Arjuna...lagi pms kali ya?" ringis nya yang kubalas dengan ringisan juga.

"Kaya nya sih gitu."

🍁🍁🍁🍁

Hai dears!

Apa udah ada yang beli salah satu karyaku, Stolen by You? Di sana, kisah orang tua Marco bakal bisa kalian baca sampai tuntas buat yang belum sempat baca storyku yang satu itu. Dan bagi yang udah pernah tapi kangen, boleh banget lho dear buat beli ebook nya di playbook🤗 link nya ada di bio ya💋💋

 Dan bagi yang udah pernah tapi kangen, boleh banget lho dear buat beli ebook nya di playbook🤗 link nya ada di bio ya💋💋

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat Hari Pancasila!🇮🇩🇮🇩🇮🇩

01 Juni 2020

Epiphany Where stories live. Discover now