Lima Belas

74.2K 5.7K 156
                                    

Yuk dears, nggak capek aku ingetin buat kalian yang mau dan tertarik beli novel nya Axel dan Lyra

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Yuk dears, nggak capek aku ingetin buat kalian yang mau dan tertarik beli novel nya Axel dan Lyra. Seperti biasa, link ada di bio ku ya💋

06 Juni 2020

Aku di buat mati kutu ketika kedatanganku di sambut tatapan laser oleh si Arjuna. Aku menunduk gelisah. Di luar dugaanku, Arjuna justru hanya diam memandangiku dengan tatapan super tajam alih-alih ngamuk-ngamuk seperti yang ku prediksikan.

Tak tahan melihat kelakuan Arjuna, aku akhirnya memilih untuk mengalah dengan menanyakan apa tujuannya memanggilku ke ruangannya.

"Ehmmm, ada apa sih Mas kok aku malah dipanggil kesini?" tanyaku takut-takut. Aura intimidasi Arjuna ini memang mengerikan. Kalau bisa, mungkin aku sudah hancur lebur di bawah tatapan tajam nya.

Aku semakin gelagapan saat Arjuna mendengus kesal. "Kenapa? Kamu masih tanya kenapa?" kali ini, Arjuna justru mendesah lelah. "Mas cemburu, Andrea. Mas nggak suka kamu dekat sama si Reno Reno itu." sungut nya sambil mengomel panjang lebar.

Sepertinya ada yang aneh denganku. Jika biasanya aku akan ngamuk ketika Arjuna dalam mode cemburuan posesif seperti ini, kini hatiku justru jumpalitan riuh di dalam sana. Ada rasa hangat yang menyebar di relung hatiku melihat Arjuna yang seperti benar-benar menginginkan ku.

"Mas...cemburu?" lirihku terharu. Rasanya, baru kali ini aku sangat senang di cemburui oleh Arjuna, si monster jutek dan posesif.

Mata Arjuna membelalak lebar. Secepat kilat, netra nya berubah menjadi kilat galak. "Iyalah! Siapa yang suka kalau pacar nya justru mepet-mepet sama cowok lain? Mas nggak terima!" oceh nya sambil berkacak pinggang.

Aku mendongak. Menatap nya dengan mata berkaca-kaca yang justru membuat nya panik bukan kepalang.

"Lho lho, kamu kok malah nangis? Aduh, Mas ngomong nya terlalu kasar ya? Maafin Mas, sayang." Arjuna mendekapku, membiarkanku menangis di dalam dekapan hangat milik nya.

Aku menangis dalam definisi sesungguhnya. Menangis lepas disertai isak haru. "Ma...Makasih Mas."

Tangan Arjuna sejak tadi terus mengusap lembut punggungku, sedangkan bibirnya terus mendaratkan kecupan-kecupannya di puncak kepala.

"Makasih buat apa hm?" Arjuna ini memang benar-benar! Kenapa coba, di saat aku sedang melankolis seperti ini, ia justru semakin membuatku ingin menangis dengan nada suara nya yang sangat lembut seperti ini? Bikin baper ih!!!

"Aku bersyukur, Mas. Aku...benar-benar diinginkan." isakku dengan berakhir menyurukkan wajahku di dada nya. Semakin mencari kenyamanan.

"Kenapa ngomong nya kaya gitu? Mas benar-benar sayang sama kamu, Andrea. Kamu yang Mas inginkan. Kamu kan pacar nya Mas."

Hatiku membengkak. Sangat bahagia sekaligus terharu. Ini memang ada yang salah deh dengan hatiku. Kenapa bisa aku justru bahagia luar biasa ketika mendapat pengakuan dari Arjuna kalau aku ini memang milik nya dan memang benar-benar ia inginkan?

Aku mendongak, yang otomatis membuat Arjuna menunduk untuk bisa menatap ku. Ia tersenyum lembut. Mencecahkan sebuah kecupan di keningku cukup lama. "Ada yang aneh deh Mas sama aku."

Arjuna masih tersenyum, namun bisa kulihat ada kernyitan bingung di kening nya. "Aneh gimana?"

Aku terbuai dengan usapan ibu jari Arjuna di pipi kiri ku. Rasanya seperti di aliri sengat kecil listrik yang menjalar di seluruh sel syaraf tubuh. "Di sini." aku menunjuk ke arah dada dengan mataku. "Aku justru bahagia pas Mas bilang cemburu sama Reno. Ini aneh. Padahal kan biasanya aku ngamuk ke Mas kalo Mas lagi mode cemburuan." aku menggeleng kebingungan.

Bisa kulihat mata Arjuna berpendar penuh binar kebahagiaan. Ia tersenyum makin lebar, hingga ku kira bibirnya bisa robek saking lebar nya ia menarik bibir.

"Kamu mau tau kenapa kamu bisa punya gejala kaya gitu nggak sayang?"

Aku mengangguk antusias. Siapa tahu kan, Arjuna yang merupakan dosen punya jawaban untuk keanehanku.

Aku sedikit menciut takut ketika Arjuna makin menipiskan jarak di antara kami. Mata nya membius banget sih! Bikin anak gadis orang jadi salah tingkah.

"Karena kamu..." Arjuna menjeda sesaat ucapannya. "...mulai menyadari kalau kamu jatuh cinta sama Mas." bisiknya, diakhiri dengan sebuah kecupan manis di sudut bibirku.

Aku menegang di tempat. Benarkah? Benarkah aku sudah jatuh cinta dengan Arjuna?

🍁🍁🍁🍁

Epiphany Onde histórias criam vida. Descubra agora