Tujuh Belas

65.8K 5.7K 201
                                    

Halo dears! Bagaimana kabar kalian semua? Semoga sehat selalu ya💖 hayo, sudah pada follow ig ku belum nih? Yang belum, yuk follow. Disana, nanti aku bakal kasih spoiler2 next part nya lagi buat kalian. Dijamin follow back buat 50 tercepat. Bisa sharing dan saling kenalan juga di sana. Can't wait to know you, guys💋

13 Juni 2020




Banyak nya makanan di hadapanku seketika bak kerikil tajam yang menyakiti kerongkongan. Aku menyuapkan nasi dengan malas-malas karena nafsu yang sudah hilang entah kemana.

Sangat berbanding terbalik dengan Arjuna yang justru bisa dengan lahap menyantap menu makan malam yang terlalu awal ini.

Entah karena ia peka atau apa, tiba-tiba saja Arjuna meletakkan sendok makan nya dan malah menatapku dengan intens.

"Kamu ada apa? Kok Mas perhatiin, setelah ketawa-ketawa lihatin ponsel, sekarang malah jadi murung gitu?"

Aku tersentak kaget dan segera meringis menatap Arjuna. Tidak! Aku tidak akan mau menunjukkan rasa tidak nyamanku akan unggahan foto masa lalu nya dengan seorang wanita. Bisa dianggap maniak gila aku nanti nya.

"Nggak apa-apa kok. Emang nya aku kenapa?" elakku sambil menyuapkan sesendok besar nasi gurih dengan lauk ayam taliwang.

Mata Arjuna terasa tajam menatapku. Aku berusaha masa bodoh dengan tetap melanjutkan makan sore ku.

"Andrea, kamu..."

"Arjun?"

Kami berdua seketika fokus menatap satu sosok wanita yang kini menepuk ragu-ragu pundak Arjuna. Aku terbelalak kaget karena aku sangat mengenali siapa sosok yang kini tersenyum menatap Arjuna. Bagaimana tidak kenal, kalau sosok nya baru saja kutatap di sebuah unggahan foto instagram Bethari?

"Ya ampun, ini beneran kamu, Jun?"

Aku berganti menatap sosok Arjuna yang kini tampak kikuk sambil sesekali melirikku dengan raut cemas.

"Eh..oh..iya." aku mengernyit. Jawaban Arjuna kenapa terkesan gugup seperti itu ya? Apa dia takut kalau aku marah karena ada wanita dari masa lalu nya? Hatiku mendengus. Bagaimana Arjuna takut aku mengenal sosok wanita itu, sedangkan Arjuna saja tidak tahu kalau aku sudah melihat sebuah unggahan foto laknat dari instagram Bethari. Aku diam-diam menarik napas berat. Apa iya harus secepat ini aku bertemu dengan masa lalu Arjuna? Baru juga beberapa menit lalu aku melihat fotonya, kini aku malah langsung disuguhkan bagaimana mempesona nya sosok sang mantan. Sialan!

Wanita yang sangat jelas lebih dewasa dariku itu mengecup pipi Arjuna tanpa sungkan. Seolah aku dan semua pengunjung di sini hanyalah sebuah manekin pelengkap restoran.

"Aku kangen banget sama kamu. Terakhir kita ketemu itu waktu kamu ada seminar di Singapore kan?" semua ucapan luwes dan anggunnya itu beneran natural. Dan sial nya, karena hal itu lah aku jadi dilema untuk membenci nya. Mau berkata kalau dia sok manis, tapi nyata nya dia memang manis. Mau berkata dia sok lemah lembut, tapi kenyataan nya dia memang seperti itu.

Upik abu sepertiku lantas hanya bisa di buat menjerit iri dalam batin.

"Aku sibuk, Win." hanya itu balasan dari Arjuna.

Cih, sejak kapan Arjuna jadi sok sibuk seperti itu? Dia bahkan masih menyempatkan diri untuk menyindirku dan Reno yang tadi masih mengerjakan tugas bersama. Sibuk dari mana nya coba?

Dan dengan urat malu yang entah kemana, si win-win ini menarik salah satu kursi yang berada tepat di sisi Arjuna. Ia meletakkan tas tangan Hermes nya yang kuperkirakan asli, bukan kw itu, di atas meja. Mau pamer nih cerita nya?

Dan seolah baru sadar kalau ada manusia lain, Si win itu baru tersenyum menatapku dengan ramah.

"Eh, hai. Kamu siapa ya? Kenalin, aku Wina." sedikit ragu sih ketika si Wina ini mengulurkan tangannya yang kecil, halus dan juga glowing. Beda banget dengan tangan ku yang belepotan bumbu merah dari ayam taliwang. Aku makin kalah telak dari si Wina ini.

"Ehm, saya Andrea. Maaf, tapi tangan saya kotor." ucapku yang hanya melakukan namaste untuk menjawab sapaan ramah darinya.

Wina tersenyum paham dan mengangguk. "Hai Andrea. Salam kenal ya. Kamu manis banget sih." puji nya sambil tersenyum yang kadar manis nya melebihi kadar gula darah seseorang.

Kulihat si Wina menatap Arjuna yang sejak tadi hanya diam sambil menatapku cemas. "Jun, ini keponakan kamu?"

Aku membelalak kaget. Apa kata nya tadi? Keponakannya? What the....

🍁🍁🍁🍁

Epiphany Where stories live. Discover now