3. Beginning

2.7K 396 1
                                    

DALAM hutan yang sunyi senyap, gadis itu masih terus melatih dirinya, sudah sebulan ia berlatih, sudah sebulan juga Tanjirou yang terkadang berlatih bersama, saat-saat seperti ini ia selalu teringat sesi latihan waktu dulu yang selalu melekat dalam otaknya adalah dia selalu mengajarkan gadis itu cara berpedang, walaupun gadis itu tahu kalau seharusnya dia berlatih bersama anak-anak lainnya. Tetapi dia malah memilih berlatih bersamanya.

"[Last name]-san?"

Suara Tanjirou menginterupsi pikirannya, gadis itu menatap Tanjirou yang dipenuhi luka lebam serta darah yang mengucur deras dari pelipisnya "Oh, Tanjirou kau berhasil lagi naik gunung? Otsukare."

[Name] mengambil duduk tanah itu, kepalanya mendongak menatap langit malam yang diterangi rembulan sempurna "Istirahat lima menit kemudian turun kembali." Tanjirou mengangguk "Hai, arigatou gozaimasu [last name]-san."

"Ano [last name]-san."

Maniknya melirik dari ekor matanya, mulutnya bergumam sebagai jawaban 'ada apa?'

"Bolehkah aku bertanya?" Suara Tanjirou terkesan takut-takut membuat gadis itu terkekeh memecah kesunyian keduanya "Ii yo tanyakan saja."

"Kenapa [last name]-san menjadi pemburu iblis?"

Ah pertanyaan itu ya? Beberapa tahun juga otaknya selalu berfikir kenapa menjadi pemburu iblis? Padahal ia tahu gadis itu sangat lemah tidak bisa melindungi yang lain. Apa ia menyesal? Iyah menyesal, sangat. Dengan begini kelemahannya selalu tidak hilang. Terus menerus melihat bagian yang tidak ia sukai selama beberapa tahun membuat otaknya pusing bukan kepalang, selalu tubuhnya menggigil hebat saat memorynya menampilkan potongan adegan yang seharusnya ia lupakan.

Entah keajaiban dari mana dirinya terus bertahan kendati banyak oni diluar sana yang berbahaya. Entahlah dia tidak pernah tahu jawabannya, tapi tatkala ia melihat Tanjirou dan Nezuko yang sama-sama saling melindungi membuatnya yakin bahwa ia tidak menyesali pilihannya menjadi pemburu iblis, ia ingin menjadi lebih kuat "Untuk melindungi manusia, untuk melindungi nyawa teman-temanku, untuk melindungi nyawa orang yang berharga bagiku. Menurutku itu lah alasan kenapa aku menjadi Kisatsutai seperti sekarang ini."

Tanjirou dengan kemampuan penciumannya yang hebat dapat mendeteksi perasaan yang tengah dialami seseorang, seperti sekarang ini aroma kesedihan serta ketulusan terpancar pada gadis yang duduk disampingnya ini "Souka, aku juga. Aku akan berusaha mengubah adikku menjadi manusia lagi dan mencegah agar iblis tidak berkeliaran lagi di dunia ini."

Kepala gadis itu menoleh, tersenyum lembut kemudian, tidak menyangka bahwa lelaki yang yang berusia dua tahun lebih muda darinya mempunyai otak yang terbuka, ini sedikit menakjubkan. Tidak seperti dirinya yang kekanakan "Heee, pikiranmu dewasa juga Tanjirou. Kau benar, dunia tanpa adanya iblis bukankah hal itu yang diinginkan umat manusia seperti dulu?" Tanjirou mengangguk dengan senyum antusiasnya. Gadis itu berdiri diikuti oleh Tanjirou "Istirahat sudah selesai. Berhati-hatilah saat menuruni gunung Tanjirou, kalau begitu aku pergi terlebih dahulu." Setelah berkata demikian gadis itu menghilang diantara kabut, mambuat Tanjirou melotot dengan mulut yang terbuka "Heeee menghilang? [Last name]-san!!! Nezuko!!! Tunggu aku!!"

°•°☆°•°

Sudah 6 bulan berlalu gadis itu mendapatkan misi pertamanya, gagak Kasugai yang ia beri nama–Tama memasuki rumah Urokodaki "Kwaak kwakk misi untuk [full name] pergilah ke timur, ada oni yang bersembunyi disana kwaak kwakk pergi–"

"Wakatta, aku harus bersiap terlebih dahulu. Tama ayo! Sebelum itu aku akan pamit terlebih dahulu kepada Sensei." Segera ia memakai seragam Kisatsutai itu dengan cepat, mengenakan haorinya, tidak lupa rambut yang diikat menjadi sanggul rendah agar tidak menghalanginya bertarung, maniknya menatap lekat nichirin yang terletak pada lemari kecil, jujur saja gadis itu baru pertama kali memakai nichirinnya, karena ia selalu meminjam nichirin Urokodaki. Bukankah sudah jelas kalau nichirin itu selalu ia hancurkan bahkan sebelum ia melihat dalamnya seperti apa.

𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑 Where stories live. Discover now