21. Them

1.5K 249 31
                                    

DUA minggu, sudah berjalan gadis itu juga selalu menemani Zenitsu jika ada waktu senggang. Pagi ini [name] tengah memasak pada kediamannya, kalau boleh dipikirkan otaknya juga menuju kepada Giyuu. Sudah dua minggu juga ia tidak melihatnya, misi yang ia jalankan mungkin membutuhkan waktu yang lama.

Namun pikirannya terpecah kala tiba-tiba ada lengan yang melingkar pada pinggangnya, membuat pisau yang ia gunakan nyaris melukai sang pelaku jika saja suara itu tidak dikeluarkan "Tadaima."

"Giyuu? Kenapa tiba-tiba?. Etto okaeri." Kembali melirik bahan masakan dan melanjutkan kegiatannya untuk memotong sayur itu "Entahlah." Dagu pemuda itu ia daratkan pada pundak sang gadis yang kini tengah sibuk berkutat dengan alat masaknya, tersenyum pahit. Kenapa tiba-tiba lelaki bersurai 'peach' itu melintasi otaknya.

Ternyata benar, membutuhkan waktu untuk ini berjalan dengan baik "Giyuu, apa kau mempunyai seseorang yang kau suka?." Pertanyaan yang terlontar dari mulut gadis itu membuat alis Giyuu sedikit berkerut "Kau."

Terkekeh pelan gadis itu memotong, salmon dengan sangat baik. Seolah tidak masalah dengan Giyuu yang tengah memeluknya dari belakang seperti ini "Tidak ada yang lain?"

"Saana, aku juga tidak tahu." Menolehkan sedikit kepalanya, manik gadis itu melirik Giyuu dari ekor matanya, dapat ia lihat wajah sayu Giyuu "Istirahatlah, aku tahu dua minggu ini misimu berat." Dengusan lolos dari bibir Giyuu.

"Tidak. Sebagai Kisatsutai kita tidak bisa beristirahat." Tidak ada jawaban, [name] menggeser tubuhnya kearah panci dengan air yang mendidih hingga membuat pelukan Giyuu terlepas, lagi-lagi dengusan itu terluncur mulus "Jangan buat dengusan itu. Istirahatlah sebentar, makanannya akan ku antarkan setelah ini."

Tidak. Bukan itu yang Giyuu inginkan. Ia ingin sambutan hangat yang seharusnya ia dapatkan, bukan fokus gadis itu yang mengarah pada makanan saja "Giyuu, lakukan itu. Atau aku akan memakai waktu senggangku untuk latihan." Tanpa jawaban. Lantas Giyuu pergi meninggalkan [name] yang tengah sibuk dalam pengurusan dapurnya. Membuat gadis itu menggelengkan kepalanya pelan. Masih tidak percaya dengan tingkah Giyuu dalam mode seperti itu.

Ah benar, bukankah gadis itu harus meneliti sesuatu pada tubuhnya?

Ia mengambil pisau dengan mata tajam, menatapnya sebentar. Dengan modal nekat karena perkataan Tamayo yang melintas diotaknya gadis itu meyayat dalam lengannya, meringis merasakan benda tajam yang menembus epidermis kulitnya terlihat darah kental yang keluar deras membasahi lantai kayu itu. Meneguk ludahnya, gadis itu menyicipi rasa darah miliknya. Perutnya sedikit bergejolak mual, namun dapat dirasakan luka dalam yang kian menutup perlahan.

Suara rebusan membuat gadis itu mengalihkan pandangannya, berlari menghampiri panci yang dikepuli uap panas, mengangkat bahan makanannya dan menatanya pada piring.

'Jika darahku bisa dipakai untuk regenerasi tubuhku sendiri, bagaimana dengan yang lain?' Batinnya. Dengan membawa nampan keruang makan, dapat dilihatnya Giyuu yang tengah berbaring terlentang masih memakai seragamnya dan ia melihat Haori Giyuu yang tengah tergantung.

"Giyuu, aku tahu kau sangat lelah tapi sarapanlah terlebih dahulu." Sedikit mengguncang tubuh Giyuu, manik biru gelap milik Giyuu terbuka melirik wajah gadis yang kini tengah memandangnya. Aroma masakan yang memasuki hidungnya membuat Giyuu merubah posisinya menjadi duduk.

Dapat dilihat disana terpampang salmon rebus dan beberapa makanan lainnya, membuat perut Giyuu memberontak minta diisi. Pasalnya Giyuu tidak langsung pulang kekediamannya untuk sarapan, ia langsung kemari setelah menyelesaikan misinya. Tanpa ia sadari kurva bibir itu terangkat, membuat [name] tersenyum dengan dagu yang ia tangkupkan dengan kedua tangannya memandang Giyuu.

𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑 Where stories live. Discover now