64. Sweet Memories for Both of Us

1.1K 155 8
                                    

!Slight nsfw. Please read with your own risk.!


TOMIOKA GIYUU menerawang paras yang masih tertidur dengan pulasnya, kelereng indah tertutup kelopak mata menyembunyikan nayanika di dalamnya, surai halusnya menutupi wajah hingga tangan terulur menyingkirkannya pelan. Giyuu merasa dirinya benar-benar pria bodoh—paling bodoh karena sudah menyia-nyiakan.

Jika saja si gadis tidak memberinya sebuah kesempatan mungkin saja ia sudah merongrong dalam jurang penyesalan, mengais hati yang hancurnya menjadi serpihan tak lagi terbentuk. Itu menjadi titik paling krusial bagi Giyuu, kala memikirkan bahwa gadis ini tidak akan kembali padanya. Rasanya ia langsung menjadi manusia paling—tidak tahu diri.

Sudah diberi berlian namun memilih biji jagung.

Tapi sepertinya semesta masihlah berbaik hati padanya, atau gadis itu yang malah demikian? Mau bagaimanapun itu Giyuu mungkin tidak ingin lagi mengulangi sebuah kesalahannya yang membuat sang eksistensi menjauh dari fokusnya.

"Ohayou," ia tersenyum tipis, hal yang pertama kali dilihat adalah wajah pria dengan iris biru yang menatap lekat wajahnya. "Ohayou, kau tidak membangunkanku."

"Maaf, tidurmu terlalu pulas."

Arunika terbias pada jendela, memenuhi kamar yang ditempati oleh pemuda dan pemudi ini, "Bangunlah kita harus bersiap." Katanya beranjak, si gadis memperhatikan bibir mengerucut kecil. "Giyuu."

Kepalanya menoleh, pada [Name] yang masih belum beranjak dari futon. Hanya memandang dirinya dengan tatapan kosong, "Apa?"

"Kau melupakan sesuatu."

Alis refleks menaut, mengingat kembali rentetan kejadian tadi malam hingga pagi ini. "Kupikir tidak—"

"Ada."

"Apa?"

"Ciuman selamat pagi."

Si pria bergeming dengan bibir terkatup rapat, iris mengerjap menatap seulas senyum terpampang pada wajah gadis itu. Menatap gadis yang kini berdiri di depannya, Giyuu masih tak mempercayai pendengarannya juga tak mempercayai apa yang dikatakan gadis itu hingga sekarang menjadi kecanggungannya. "Giyuu? Giyuu? Daijobu?"

Ia bergeming, terdiam stagnan.

Kendati wajah tak menunjukkan apapun ekspresi Tomioka Giyuu tak bisa menyangkal bahwa detak jantungnya berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya, hawa panas menyelimuti membuat diri harus mengambil dan membuang nafas untuk menetralkan suasana yang terjadi sekarang.

Oh ayolah, ia tahu tidak satu atau dua kali mereka berciuman hanya saja untuk kali ini rasanya—berbeda. Sialnya, Tomioka Giyuu seperti orang bodoh yang terus berdiri tanpa mengambil sebuah inisiatif. Hingga kekehan membuat dirinya sadar, "Astaga lihatlah mukamu itu, aku hanya bercanda dan kau sudah seserius itu?"

Gadis ini...bercanda ya?

"Giyuu seharusnya kau mel—" perkataannya terputus oleh material lain tertempel dipermukaan bibirnya, tubuhnya terkesiap merasakan desir darah naik drastis hingga jantung memompa kepalang cepat. Apa yang dilakukan Giyuu merupakan sebuah tindakan tiba-tiba, apa yang dikatakan dirinya memang separuh guyonan—separuhnya keinginan.

Jadi jika Giyuu tak melakukan hal itu maka ia tak akan kecewa, tapi kini apa yang dirasakannya adalah nyata adanya.

"Jangan bercanda [Name]." Iris biru gelapnya memandang diri tajam, seolah mengeruk kedalam kelereng matanya tak henti. Wajah mengikis perlahan, "Kau akan mendapatkan lebih jika bertindak seperti itu."

𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑 Where stories live. Discover now