28. Broken

1.5K 239 176
                                    

DENGUSAN lolos dari bibir Giyuu melihat kekasihnya yang terus-menerus berjalan memutari ruang makan, sejak Muichirou pergi meninggalkan kediamannya raut wajah [Name] menunjukkan raut khawatir yang kentara jelas "Tenanglah. Dia seorang Hashira."

[Name] menoleh, menghampiri Giyuu dengan kedua tangan dipinggang "Kau terlalu santai Giyuu, aku tahu dia Hashira tapi dia masih empat belas tahun."

Berdecak, Giyuu menghampiri [Name] yang memasang raut kesalnya, tubuh mungil gadis itu ia rengkuh "Berhenti mengkhawatirkannya [Name]."

"Baiklah, baiklah walaupun begitu aku tidak bisa berhenti mengkhawatirkannya." Balas [name] melingkarkan lengannya pada tubuh Giyuu. Pemuda itu mengecupi sekilas puncak kepala gadis itu "Hm, aku harus pergi aku tidak bisa menetap malam ini."

[Name] mengadah, menatap wajah Giyuu yang menatapnya "Wakatta, kau harus berjaga huh?" Giyuu mengangguk, mengecup sekilas bibir gadis itu "Ya, tidurlah." Lantas Giyuu melerai rengkuhannya dan beranjak dari kediaman [Name]. Gadis itu tersenyum menatap punggung Giyuu yang menghilang di depan pintu shogi kediamannya. Merasakan jantungnya yang terus berdebar, terlebih pipinya memanas, ia menyentuh bibirnya 'Bukankah itu ciuman pertama?' Dan tanpa disangka kurva bibir itu terangkat dengan sempurna.

Pemuda itu berjalan menuju markas pemburu iblis, Giyuu melompati dengan cepat genting markas pemburu iblis tersebut dan mendudukan dirinya disana. Tersenyum tatkala ia merasakan debaran jantung yang tidak pernah berhenti pada tubuhnya, rasa nyaman. Terlebih bibirnya masih bisa merasakan lembut bibir kecil gadisnya.

Manik dark sapphirenya memandang langit hitam tanpa taburan bintang, hanya ada bulan saja merasakan kehadiran seseorang Giyuu menatap sekilas perempuan yang kini tengah duduk disampingnya "Konbanwa Tomioka-san."

Giyuu terdiam. Shinobu pun ikut terdiam hanya hening malam saat itu namun, kalimat gadis itu melintasi otak Shinobu. Manik ungunya melihat sisi wajah Giyuu yang menatap langit disampingnya, Shinobu mengagumi pemuda ini dalam hatinya juga menaruh perasaan padanya "Tomioka-san, ada hal yang harus kusampaikan padamu."

Pemuda itu menoleh, menatap wajah Shinobu yang tersenyum padanya "Doushita?"

Baiklah ia akan ungkapkan, tapi tolong jangan sampai gadis itu membencinya, memang Shinobu sedikit merasa bersalah pada gadis itu tapi ia tegaskan lagi bahwa "Aku mencintaimu Tomioka-san." Ia mencintai Giyuu lebih dalam.

Shinobu tersenyum, manik ungunya menatap langit "Sudah lama, aku selalu memendam perasaan ini. Tapi, aku tidak bisa lagi memendamnya Tomioka-san."

Manik biru gelap Giyuu beralih ikut menatap langit "Aku tidak bisa. Aku mencintainya."

Terkekeh Shinobu melirik Giyuu sekilas "Benarkah itu Tomioka-san? Dari apa yang kulihat kau hanya merasa bertanggung jawab kepadanya." Kepala Giyuu menoleh menatap sisi wajah Shinobu "Apa maksudmu?"

"Maksudku, kau tidak benar-benar mencintainya. Kau hanya merasa kasihan padanya. Dengan perasaan itu kau merasa terikat padanya, kau ingin melindunginya, namun tidak menaruh perasaan padanya."

Tubuh Giyuu terpaku, pikirannya berkelana benarkah ini bukan perasaan cintanya kepada gadis itu? Tiba-tiba kalimat Sabito melintas "Giyuu, tolong jagakan dia untukku. Katakan aku sangat mencintainya."

Giyuu tidak mengerti sama sekali, jika itu bukan cinta lalu apa? Perasaan apa yang ia pendam saat pertama kali Urokodaki membawa gadis kecil yang sedang mengintip dibelakang tubuh Senseinya itu? Lalu perasaan apa yang membuat Giyuu tidak suka pada gadis itu ketika membicarakan pria lain? Apa benar itu hanya sebatas tanggung jawabnya saja? Atau memang perasaan sekilasnya? Seperti sekarang ini misalnya. Bagaimana jika yang diucapkan Shinobu adalah kebenaran bahwa Giyuu tidak mencintai gadis itu?

𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑 Where stories live. Discover now