O8

679 208 4
                                    

Yeonjun datang menghampiri Beomgyu yang tertunduk memainkan jari. Ia tahu betul Beomgyu kesepian. Ia bermaksud mengajak Beomgyu ke perpustakaan. Hanya itu yang Yeonjun pikirkan mengingat dulu Beomgyu suka dengan buku.

Yeonjun menarik tangan Beomgyu secara tiba tiba membuat Beomgyu terkejut.

Soobin yang menyadari itu segera menghentikan aksi Yeonjun karena Beomgyu tidak bisa meninggalkan tas nya.

"Ya! Mau kemana Yeonjun!!!" teriak Soobin berhasil menghentikan Yeonjun tetapi tidak melepas genggamannya pada Beomgyu.

"Perpustakaan. Mau ikut?" jawab Yeonjun penuh semangat. Soobin ingin sekali mengikutinya, tapi apa daya punggungnya sakit sekali.

Beomgyu melepaskan tangannya kasar membuat Yeonjun bingung.

Ia menolaknya, "Aku tidak ikut."

Apalah Yeonjun tidak peduli. Ia malah semakin kuat menarik tangan Beomgyu menuju perpustakaan.

Soobin kebingungan harus berbuat apa. Jika ia membawa tas Beomgyu, seluruh sekolah akan tahu. Jika tidak, nyawa Beomgyu taruhannya. Meskipun Soobin tidak percaya hal seperti itu.

Disisi lain tenaga Beomgyu tidak cukup kuat untuk menghentikan Yeonjun. Sehingga sampailah mereka di perpustakaan.

Beomgyu duduk di sebuah kursi dan melihat Yeonjun mengambilkannya buku komik. Dalam hati Beomgyu berharap semoga kakek Toni tidak berulah.

Betul saja. Semua berjalan lancar ketika 5 menit sudah berlalu. Dua orang itu membaca buku dengan tenang seolah tidak terjadi apa apa.

Sampai satu murid menghampiri Yeonjun di perpustakaan.

"Yeonjun! Yeonjun!"

Kepanikan murid itu membuat Beomgyu ikut panik. Keringat dingin terasa dibadannya.

"Ada apa?!!" tanya Yeonjun cemas ketika melihat teman sekelasnya itu sangat panik.

"Soobin!! Soobin kejang!!"

Beomgyu dan Yeonjun menganga mendengarnya. Mereka berdua otomatis berlari menuju kelas.

Ternyata bukan aku yang kena, tapi Soobin! Kenapa harus Soobin!

Batin Beomgyu panik. Pantas saja Beomgyu tidak mengapa meninggalkan tas nya. Pintarnya kakek Toni memilih target jitu.

Hingga sampailah mereka di kelas yang sangat ramai itu. Beomgyu kaku di ujung pintu menyaksikan Soobin muntah darah serta kejang hebat.

Suara ambulans memenuhi seluruh sekolah. Beomgyu meremas rambutnya hingga terlihat acak acakan.

Seluruh murid melingkar mendekati ambulans.

Soobin di derek menuju Ambulans didampingi Yeonjun, teman dekatnya.

Kelas mulai kosong. Mereka sibuk dengan Soobin. Sedangkan Beomgyu membawa tas nya dan memutuskan untuk pulang awal lagi. Ia berlari menuju hutan dengan tangisan membasahi wajah tampannya.

Hujan menurunkan dirinya pada Beomgyu siang itu. Seperti memberi ketenangan secara tidak langsung.

Beomgyu membenturkan tas nya pada pohon kokoh disana. Ia sangat marah pada takdirnya.

"Buatlah Soobin melewati masa kritisnya!!" teriak Soobin pada sebuah tengkorak didalam tasnya.

Tapi percuma saja tengkorak itu tidak memberi respon apapun.

Sejak hari itu Beomgyu akan berusaha keras mencari tahu cara melepaskan diri dari jeratan Kakek Toni.









Semoga kau tidak apa apa, Soobin.

Can't You See Me?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang