12

661 200 2
                                    

"Kakek Toni seorang penyihir. Sebenarnya kakek Toni terbunuh karena hukum alam. Dia terjatuh karena jebakan yang aku buat untuk hewan buruanku. Tapi dia menyalahkanku. Buku mantra yang dibawa kakek Toni dalam genggaman kematiannya membuatku larut dalam kesalahan. Maka Kak Beomgyu membuang buku itu."

Yeonjun masih dengan mode mencerna kalimat Kamal.

"Kak Beomgyu menghilangkan buku itu. Maka dari itu Kakek Toni menghantui di rumah kak Beomgyu. Tengkorak itu harus terus bersama Kak Beomgyu. Jika tidak, Kamal bisa mati di dalam buku ini"

"Apa yang harus kami perbuat?" tanya Soobin serius.

"Kamal sudah membaca. Satu satunya cara dengan mengubur buku mantra ini di Hutan Huening. Hasilnya, Kak Beomgyu benar-benar bebas,"

"Maafkan Kamal sudah merepotkan kalian semua," sambungnya.

"Tidak. Seperti katamu ini hukum alam," ujar Yeonjun menyingkirkan rasa bersalah Kamal.

Kamal tersenyum, "Terima kasih, kalian masih mau membantu Kamal. Kamal ingin seperti dulu. Bermain dengan kalian. Dan tentunya dengan kak Taehyun yang sewaktu itu tidak di kota ini."

Yeonjun dan Soobin menangis haru karena mereka ingat semua. Mantranya perlahan hilang berkat Kamal.

Mereka mengingat persahabatan singkat namun menyenangkan antara Soobin, Beomgyu, Yeonjun, Kamal, dan teman online mereka, Taehyun.

Dimana mereka bermain di taman. Bermain di hutan mencari hewan buruan. Membuat jeratan untuk menangkap hewan. Dan ternyata kakek Toni yang melewati jeratan itu.

Mereka ingat pasti Kamal dan Beomgyu yang tiba tiba menghilang. Suatu hal yang membuat Yeonjun menjadi murung selama 6 tahun. Sayangnya Yeonjun hanya mengingat 3 diantara 4 sahabatnya.

Mereka menyatukan tangan masing-masing. Satuan tangan yang berbentuk seperti bintang. Membuat kesepakatan akan mengakhiri ini semua.

Dengan panduan Kamal, mereka mencari letak Hutan Huening. Hutan yang jauhnya berkilo kilometer. Untung saja mereka membawa mobil.

Terlihat hutan lebat nan gelap. Seperti disusun atas daun hitam. Hutan Huening ada di depan mata mereka.

Ketiga sahabat itu menimbun buku mantra di sembarang tempat. Kamal bilang itu diperbolehkan asal masih berada di kawasan Hutan Huening. Mereka pun tak ingin ambil risiko masuk lebih dalam di hutan itu.

"Cepat, cepat," ujar Taehyun yang mulai ngeri dengan suasananya.

Yeonjun pun mempercepat langkahnya.

"Cepet njun, nimbun buku aja dah kek nimbun mayat," ucap Soobin ngasal. Membuat satu tamparan mendarat di punggungnya.

"Jangan ngomong yang aneh aneh napa kak? Ini hutan loh. Bukan mall." Taehyun memarahi Soobin.








Disisi lain Beomgyu berlari menuju kamar kakek Toni. Ia mendengar raungan kakek Toni sedari tadi dan tidak berhenti.

Beomgyu tidak mengerti apa yang terjadi. Yang ia lihat bayangan hitam kakek Toni seperti kesakitan.

"Ada apa dengan anda, huh?"

"Arrghh, sepertinya ada yang mulai membebaskanmu dariku."

"Apa? Siapa?"

Can't You See Me?✔Место, где живут истории. Откройте их для себя