O9

634 199 5
                                    

Yeonjun mengusap keringat yang terus menetes pada kemeja sekolah yang membuatnya sedikit menerawang. Ia cemas pada Soobin yang masih saja kejang sejak 30 menit yang lalu.

Yeonjun terus menekan nomor orang tua Soobin tetapi tidak ada jawaban. Pasalnya orang tua Soobin selalu sibuk bahkan jarang meluangkan waktunya untuk Soobin. Untung saja Soobin anak yang sangat mandiri.

Beberapa menit setelahnya Ayah Soobin bersama istrinya berlari menanyakan kabar Soobin. Yeonjun menjawab sebaik mungkin agar orang tua Soobin tidak khawatir.

Notifikasi panggilan 30 kali pasti sudah memenuhi layar ayah Soobin. Tidak mengherankan jika ayah Soobin menyegerakan ke rumah sakit.

Yeonjun merasa separuh tugasnya telah selesai. Selama orang tuanya di sini, Soobin sudah tidak membutuhkan Yeonjun lagi. Begitulah pikirnya.

Ketika menginjakkan kaki keluar rumah sakit, Yeonjun baru tersadar sedari tadi ia tidak melihat Beomgyu.

Yeonjun mengusap wajahnya yang mulai kesal dicampur kelelahan. Tenaganya cukup terkuras karena kepanikan sampai terlupa dengan Beomgyu.

Sekarang Yeonjun bingung harus melakukan apa. Ia tidak tahu dimana rumah baru Beomgyu. Ia juga lupa meminta nomor ponsel sahabatnya itu. Dan tidak terpikir untuk mencari sendiri.











Langit langit putih yang terlihat buram. Denyut sakit kepalanya masih bisa dirasa. Banyak alat medis disamping kiri kanannya membuat Soobin terheran dengan apa yang terjadi.

Pandangan buram berubah menjadi jelas. Di sertai hadirnya orang tua Soobin tepat di samping kanannya. Ibunya mengupas buah dengan lunglai sedangkan ayahnya memakan sepotong roti isi.

"Ibu?.... Ayah?" gumam Soobin yang menandakan ia sudah siuman.

Yang dipanggil pun meninggalkan aktifitasnya dan beralih pada Soobin.

"Gimana rasanya nak? Masih sakit kah? Mau ibu panggilkan dokter?"

Baru saja menyadarkan diri sudah dihujani berbagai pertanyaan yang menurut Soobin tidak begitu perlu untuk dijawab.

Daripada itu Soobin memilih menanyakan Yeonjun.

"Di.. mana Yeonjun?"

"Dia tadi disini. Tapi sudah pulang nak. Kasihan dia kelihatan capek sekali." Jawab Ayah Soobin.

"Ka...kalau Beomgyu?"

Ayah ibunya saling menatap, "Siapa itu Beomgyu?"

"Itu, Beomgyu, yang pendek," ucap Soobin yang masih memegang pelipisnya.

"Tidak ada tuh. Setahu ayah, Beomgyu teman masa kecilmu dulu yang menghilang, .... ah"

Merasa kelewat batas Ayah Soobin menutup mulutnya seraya ibu Soobin memukul bahu suaminya.

Soobin melebarkan matanya, "Jadi ternyata benar? Beomgyu menghilang? Bukan karena dia pindah kota?"

Can't You See Me?✔Where stories live. Discover now