⚡[8]☀️

3.1K 504 62
                                    

Who are You?


,

"KANNA-SAN!!"

Tanjirou berteriak histeris.

Kanna terbaring pingsan di atap kuil. Tepat di depan matanya, gadis yang menyandang seorang Pillar Petir itu terkena luka yang sepertinya serius.

Lihat, lengan kanannya telah keluar cairan merah yang bercucuran.

"Apa ini? Darimana datangnya serangan barusan?!" Tanjirou perlahan merengkuh Kanna, menatap lengan gadis itu seksama.

"Apa ini racun?!"

Pemuda pemilik anting hanafuda itu membuka Haorinya menyelimuti Kanna. Dengan tatapan waspada disekitarnya, Tanjirou membawa sang Pillar Petir turun dari atap kuil.

Hap!

Setibanya dibawah, Tanjirou terkejut dengan Zenitsu dan Inosuke yang ternyata telah siap-siap dan berwas-was dengan keadaan yang rumit.

"Ada apa dengan Kanna-chan?!" tanya Zenitsu datang menghampiri. Tampaknya dia telah beralih dalam mode petarung.

Pasalnya, mata Zenitsu tertutup. Wah, benar-benar terlihat gagah.

"Dia terkena serangan ketika di atas atap. Harusnya aku yang terkena serangan itu, tapi..." Tanjirou menggantungkan kalimatnya. Alisnya bertaut sedih.

Zenitsu manggut-manggut, dia paham.

"WOE! CEPAT KEMARI! IBLISNYA KEBURU MENYERANG! DIA DISEKITAR SINI!"

Itu suara Inosuke. Sembari berkuda-kuda, dia mendengus melirik ke sekitarnya.

"Ayo. Tinggalkan Kanna-chan di Kuil. Dia aman disana." saran Zenitsu.

"Baiklah." Tanjirou langsung berlari ke dalam kuil, setibanya disana, langsung saja dia membaringkan Kanna dengan hati-hati.

Menyelimuti gadis itu dengan Haori nya.

"Kuharap kau baik-baik saja, Kanna-san." gumam Tanjirou cemas. Dia menghela nafas. Lalu melangkah keluar.













Drap drap drap!

"Zenitsu! Inosuke!" Tanjirou berseru. Mengenggam pedangnya kuat sambil menghampiri dua rekannya itu.

Inosuke berdecak, "Oni-nya ketakutan! Ya, pasti ketakutan padaku! Dia tak menampakkan dirinya sama sekali!"

"Jangan ngomong begitu, Inosuke. Jika dia mendengarmu, kau bisa jadi incaran utamanya." peringat Zenitsu.

"ITU LEBIH BAGUS KAU TAU?! SEBELUM DIA MENYERANGKU, AKU AKAN DULU MENCINCANGNYA DENGAN—"

Stak!

Sebuah panah menancap sempurna ditanah, tepat didekat Inosuke.

Tanjirou dan Zenitsu langsung was-was.

"Nani kore?!" batin Inosuke. Dia meneguk ludah. Mundur selangkah.

"Itu serangan sama yang menyerang Kanna-san. Zenitsu, Inosuke, kalian bisa merasakannya?"

Zenitsu mengangguk.

Inosuke mengenggam pedangnya erat, "Aku merasakannya sekarang... aku pasti akan benar-benar mencincangnya." ucapnya pelan.

"Aku mendengar suara derap langkah! Itu Oni-nya! Waspadalah!" seru Zenitsu, berkuda-kuda.

Tanjirou memghela nafas, berkonsenterasi penuh. "Dimana? Dimana dia akan muncul? Dari arah mana?"

Tanjirou menambah konsenterasinya, menutup mata, membuat dirinya se-rileks mungkin.

Sedetik kemudiaan...

"Ini dia!" Tanjirou membuka matanya kembali. Berbisik pelan, "Tepat dibelakang kita, kemungkinan serangan akan datang."

Tap.. tap.. tap.. tap.

"Oh ho? Ternyata ada yang sedang menungguku."

Seorang laki-laki bertubuh tinggi datang dengan senyuman diwajah. Derap langkahnya begitu pelan.

Tangannya dipenuhi dengan duri-duri kecil hitam. Sepertinya panah yang menancap tadi berasal dari tangannya itu.

Tak dipungkiri lagi bahwa dia adalah Iblis.

"Kalian tadi bicara apa? Ah, ya. Kau yang disana." Iblis itu menunjuk Inosuke.

"Ingin mencincangku kau bilang?"

Inosuke mendengus, "KALAU IYA MEMANG KENAPA? KAU TAKUT?! KAU KETAKUTAN?!"

Tanjirou bergeming, melirik rekannya yang bertopeng babi itu. "Jangan gegabah, Inosuke. Tenanglah."

"Jika kau kau berkata seperti itu, Iblisnya akan benar-benar duluan mengincarmu." lanjut Zenitsu dengan nada agak tinggi.

Si Iblis tertawa. Tertawa yang menakutkan.

Dia tersenyum miring, "Bersikap tenang? Apa kalian bisa? Soalnya aku ini benar-benar kuat, loh."

Tanjirou mengeluarkan pedangnya. Menghunuskannya di depan si Iblis.

"Tak peduli seberepa kuatnya kau. Pemburu Iblis ada untuk membunuh Iblis. Aku pasti akan mengalahkanmu."

Mendengar kalimat Tanjirou, si Iblis makin tertawa keras. Membuat atmosfer di sekitar mereka terasa berbeda.

"Kau yakin? Apa kau bisa... mengalahkanku?"

Si Iblis itu mengangkat tangannya, mencongkel bola matanya sendiri.

Lalu dia memperlihatkan pada Tiga orang Kisatsutai di hadapannya sembari tersenyum.

Itu membuat Tanjirou, Zenitsu, dan Inosuke membelalak. Bola mata yang bertuliskan 'Bulan atas Empat' dan disilang...

Apakah...

"Kalian lihat? Aku adalah mantan Uppermoon 4.

Kalahkan saja aku jika kalian bisa."





🎴⚡☀️🎴




:v

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
fearless ; kamado tanjirou [√]Where stories live. Discover now