⚡[22]☀️

2.3K 411 61
                                    

'Shut up.'


,
,
,


Kanna memperkuat genggaman di gagang pedangnya, mengayunkannya ke leher Kanao. Dalam hitungan detik, akan ada kepala yang terpenggal dari pedang sang Pillar Petir.

TSIIINGG!

Serangan Kanna dicegah. Gadis itu menolehkan kepalanya ke Pillar Serangga dengan tatapan sinis.

"Kau menggangguku.."

Shinobu menggertak. "Hentikan, Kanna-chan. Kau tau apa yang sedang kau perbuat? Kau hampir membunuh Rekanmu."

Kanna datar menggeleng. Matanya melotot, menandakan betapa bencinya ketika dia diganggu. "Apa maksudmu? Rekan?"

Kanna menunjuk Kanao dengan ujung pedangnya. "Kau sebut dia Rekan? Tidak. Tidak. Tidak. Dia bukan Rekan, Shinobu Kochou. Dia musuh."

Shinobu meneguk ludah. Ah, ini yang dia khawatirkan. Kanna sudah kembali seperti dulu. Dia yang hampir membunuh Ubyashiki Amane karena masalah pribadinya.

"Kanna-chan. SADARLAH! YANG KAU PERBUAT INI—"

"AKU TAK PEDULI! Kau pengganggu! Aku tak suka itu! Aku juga akan mencabik-cabikmu. Kochou!"

Kanna berjalan mendekat ke arah Shinobu. Dengan seringaian lebar di wajah. Membuat siapa saja yang melihatnya dapat bergidik ngeri.

"Ne, ne, ne. Mana yang lebih dulu harus kupenggal? Kepala?"

Shinobu mundur perlahan. Keringat dingin keluar dari pelipisnya. "Tunggu, Kanna-chan. Yang kau lakukan ini salah!"

Kanna menggeleng. Seringaiannya semakin melebar. Matanya menyipit. "Ck, ck, ck. Tak sepatutnya orang yang akan mati berbicara banyak."

"Pillar yang paling lemah. Ck, kasihan sekali. Tubuhmu yang kecil itu tak pantas untuk dibawa bertarung." Kanna menggeleng. Tersenyum senang melihat Shinobu yang telah terpojok.

Kanna kian mendekat. Jarak mereka berdua hanya beberapa jengkal. "Bersyukurlah karena dapat mati di tanganku, Kochou." Kanna tertawa.

"Ini bukan kau sama sekali. Kau bukan Kanna-chan."

"URUSE!!"

Kanna mengayunkan pedangnya sekuat mungkin, giginya menggertak. Sedetik kemudian, sebilah pedang menancap ke bahu Shinobu.

Kanna menarik kembali pedangnya, tersenyum puas.

Shinobu menekan bahunya lemas. Darah keluar bercucuran menyusuri Haorinya. Rasa sakit tak tertahankan membuat lengannya mati rasa.

Kanna menepuk dahinya. "Ah, ini salah. Harusnya aku membunuh Kanao terlebih dahulu."

Gadis itu berbalik, menyeringai melihat Kanao.

"Sa, sa, sa.. lihatlah apa yang akan kulakukan padanya, Kochou. Akan kutunjukkan bagaimana balasan untuk Pengacau Hubungan orang sepertinya."

Kanna melebarkan senyumnya, kembali tertawa. Dia mulai menghitung. "Satu."

Kanao memejamkan mata. Perlahan meringsut mundur.

Kanna menekan pijakannya. Memfokuskan kecepatan pada otot-otot kaki. "Dua."

Kanna mengenggam kuat gagang pedangnya. Terkekeh. "Tiga. Aku datang!"

Whuuusshh

Kanna melototi Kanao. Sudah siap untuk memenggal kepala gadis itu.

Dan kemudian,

Bugh!

"Sudah cukup. Kannaho."

Shinobu dan Kanao tersentak. Keduanya menoleh pada seseorang yang tiba-tiba datang.

Laki-laki itu berdecak setelah memukul perut Kanna sekeras mungkin hingga membuatnya jatuh terduduk.

Kanna menggeram. Menoleh pada seseorang yang telah berani menyerangnya dari belakang. Dia benci itu. "APA YANG KAU—akh!"

Laki-laki itu lanjut memukul leher Kanna keras. Lalu menyuntikkan serum berupa obat penenang di tengkuk gadis itu.  "Sip. Tepat waktu."

Shinobu tersenyum lega. "Kau itu terlambat."

Laki-laki itu berdecih. "Daripada aku tak datang sama sekali." lalu menggendong Kanna di pundaknya seperti mengangkut barang.

"Aku akan membawa gadis Aho ini ke Kediamanku. Dan segera obati lukamu. Ja na." ucapnya. kemudian menghilang.




🎴⚡☀️🎴




Siapa hayo yang datang :'D
Khukhukhukhu 🤭🤫

Btw karena lama ga apdet, readers bnyk yg ilang and vote pun menurun :')

Jdi Chii mintak tolong Vote cerita ini. Kalo bisa ampe 50, kita apdet lgi besok.

See ya! I Love You Guys!

,

,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
fearless ; kamado tanjirou [√]Where stories live. Discover now