⚡[13]☀️

2.7K 470 134
                                    

Aku menyerah. Pergilah.



,



"Kanna-chan?

Kanna tersenyum melihat siapa yang datang. Zenitsu, teman seperguruan yang harusnya dia kenal sejak dulu. Namun sayangnya fakta sungguh berbeda.

"Oh, holaa~" sapa Kanna. Menepuk lantai di sebelahnya, mengisyaratkan Zenitsu untuk duduk.

Zenitsu mengerjap. "Sedang apa disini?" tanyanya, setelah duduk berdekatan dengan Kanna.

Kanna tak langsung menjawab, malahan dia berbalik bertanya pada Zenitsu. "Onii-chan sendiri sedang apa?"

"Kau tak menjawab pertanyaanku sama sekali tau."

Kanna hanya membalasnya dengan kekehan.

Zenitsu menggaruk tengkuknya, lalu menghela nafas. "Sudah beberapa hari ini, Tanjirou selalu berlatih bersama Kanao. Bahkan dia melupkan Dik Nezuko. Dia tak tau kalau Dik Nezuko itu benar-benar dekat dengan Inosuke!"

Zenitsu mendengus kesal. "Si Babi itu mengajarkan hal yang buruk pada Dik Nezuko. Aku khawatir, bagaimana nanti kalau dia jadi berbicara kotor?"

Kanna terperanjat. Ah, adiknya Tanjirou, ya? Dia belum pernah bertemu sebelumnya. Yang dia dengar, adik Tanjirou yang Iblis itu sudah bisa berbicara dan kebal akan sinar matahari.

"Aku benar-benar iri arrrghhh...!"

"Kenapa?"

Zenitsu menoleh. "Apanya yang kenapa?"

"Tidak, maksudku... kenapa bisa iri?"

Zenitsu mengernyit kesal. "Itu sudah tentu bukan? Melihat orang yang kau sukai dekat dengan orang lain membuatmu iri dan cemburu kan?"

Kanna tertegun. Ah, ini terasa de javu. Dia lupa kalau dia pernah merasakan hal ini sebelumnya. Kagaya dan Amane. Melihat mereka menikah dan dekat untuk pertama kalinya, membuat Kanna cemburu tingkat Mythyc.

Dan sekarang hal itu terjadi lagi padanya.

"Begitu rupanya." Kanna menggut-manggut. Dia mengerti sekarang.

Zenitsu berdiri. "Kalau begitu aku pamit! Aku harus menemui Dik Nezuko sebelum dia tertular virus si Babi!"

"Gasskeun Onii-chan!"

"Yosh! Ja na!"

Kanna tersenyum. Melambaikan tangannya. Menatap kepergian Zenitsu yang berlari terbirit-birit.





🎴⚡☀️🎴





Sudah berjam-jam Kanna menunggu sambil duduk bersender di pintu ruang pelatihan.

Apa Tanjirou dan Kanao belum selesai?

Kanna berdiri, memakai tongkat kakinya. Dia sudah tak tahan. Ingin rasanya mendobrak pintu di depannya ini.

Kanna menghela nafas, hampir dia berteriak kalu saja Kanao tak membuka pintu dan langsung berlari melaluinya begitu saja.

Kanna mengerjap. "Apa-apaan barusan?" gadis itu mulai melangkah masuk. Mengecek ada apa di dalam.

DEEGGG!!

"NJIROUU!!" teriak Kanna histeris. Langsung saja dia menghampiri Tanjirou. Tak peduli tongkat kakinya terpeleset beberapa kali.

Sesampainya, Kanna langsung duduk di sebelah Tanjirou. "Ada apa?" tanyanya panik.

Pasalnya, pemuda bernama Kamado Tanjirou itu sudah tergeletak di lantai dengan wajah dan bibir yang pucat. Nafasnya naik turun.

Kanna membantu Tanjirou untuk duduk. "Bodoh." ucap Kanna.

Tanjirou yang lemas hanya mencoba untuk tersenyum. "G-Gomen.."

Gigi Kanna menggertak, menatap Tanjirou dengan sorot mata yang tajam. "KUBILANG JUGA APA! KAU TAK MAU MENDENGARKANKU! KAU BELUM SARAPAN DARI PAGI! TAPI MASIH SAJA MELANJUTKAN LATIHAN! BAHKAN SEKRANG INI SUDAH SORE KAU TAU?! GADA AKHLAK!"

Kanna berdecak kesal, "JANGAN SOK KUAT! KAU ITU BUKAN PILLAR! SEKARANG IKUT AKU! KITA MAKAN!"

Tanjirou mengangguk lemas. Kepala nya benar-benar pusing, bahkan untuk duduk sekarang ini pun dirinya masih terhuyung.

Kanna mengambil tangan Tanjirou, mengenggamnya. Dia hendak membantu laki-laki itu berdiri, namun...

SRAAAKK!!

"Tanjirou!"

Kanao datang dengan membawa segelas air dan nampan berisi makanan di kedua tangannya.

Dia berlari secepatnya ke arah Tanjirou.

"Maaf. Maafkan aku. Aku benar-benar memaksamu." ucap Kanao. Meletakkan gelas dan nampan dilantai. Lalu memegang kedua bahu Tanjirou, membuat pemuda itu menghadap ke arahnya.

Itu membuat Kanna yang tadinya memegang tangan Tanjirou jadi terlepas. Gadis itu mendengus. Bersungut-sungut kesal. Matanya memanas.

Hatinya perih. Sangat pedih.

Kanna mengambil tongkat kakinya, berusaha berdiri. Lalu meninggalkan dua orang yang ada di dalam ruangan.

Ah, dia benci ini.


Benar-benar benci.

Kanna mempercepat langkahnya. Keluar dari Kediaman Kupu-kupu. Berjalan pincang dengan tongkat kaki.

"Aku mau ketemu Om Panutan. Aku mau mengatakan semuanya." gerumunnya dalam hati. Wajahnya kian memanas.

Kanna menghela nafas berat. Menahan isak tangis.

Gadis itu membiarkan hatinya tercabik-cabik ketika sadar bahwa ini adalah kali keduanya dia dikecewakan oleh orang yang amat dipercaya.

"Aku menyerah.

Tanjirou tak usah kupedulikan lagi."







🎴⚡☀️🎴






Hayolo :)

Jangan mau ama Tanjirou.. dia ga pekaan :)

Yakan?

_Chii🦄🐚💜💛

,

,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
fearless ; kamado tanjirou [√]Where stories live. Discover now