11. Okay?

959 102 43
                                    

Happy reading! ^^

"Hai hai hai hai hai!"

Aku menjauhkan hape dari telingaku.

"Eh? Halo, halo! Nya!"

Aku menjawab Jerome yang super berisik ketika baru mulai call.

"Iya, hai ko Jerome yang super berisik."

Jerome mengajakku call esoknya, sehari setelah sampai di Jepang, katanya, kangen.

AKU JUGA TAU, BANGET!

Tapi, aku terlalu gengsi untuk mengetik, untung Jerome langsung call detik itu juga, jadi aku gak perlu membalas.

Terdengar tawa diseberang sana. "Kamu mau cerita apa? Tadi di chat katanya mau cerita."

Aku menceritakan kejadian tentang aku bertemu dengan 'mantan'ku di bandara.

"Ih, malesin banget deh ketemu mantan lagi," gerutuku.

"Pasti dia lebih jelek dari aku kan makanya kamu males."

"Gak lah, dia lebih ganteng tau."

"Ih, tega banget, parah jiwaaaa..." protes Jerome.

"Ih, tapi beneran, aku kirimin deh fotonya, wait," ujarku sambil mengirim foto ke Jerome.

Zefanya Achiera sent a photo.

Zefanya Achiera sent a photo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmmm..., kok kayak kenal ya" Jerome terdengar berpikir keras.

"Hah?! Ini kan Edward Dirgantara anak CEO perusahaan X yang terkenal itu?"

Aku mengangguk walaupun Jerome tidak bisa melihatku. "Iya, yang itu."

Jerome langsung grasak-grusuk gak jelas. "Wadidaw jiwa! Jiwa insecure ku meronta-ronta!"

Aku tertawa. "Dia mah gak ada apa-apanya dibanding koko."

"Kenapa?"

"Kan aku sukanya koko."

"Terus?"

"Ya gak usah insecure."

Jerome tertawa. "Terus, kenapa putus sama Edga?"

Aku menghela napas. "Jadi...."

Aku menceritakan semua kejadian dari awal sampai akhir. "Begitulah ceritanya."

"Oh gitu." Jerome menanggapi dengan santai.

"Nya," panggil Jerome.

"Ya?"

"Kalau ada cowok yang lebih baik dari aku, pilih dia."

Aku berhenti memutar pena yang sedari tadi kumainkan karena pernyataan yang sangat random dari Jerome. "Kenapa?"

Polin in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang