15. Makan Bareng

925 104 25
                                    

"Nya!"

Samar-samar aku mendengar suara Jerome. Aku membuka mataku dan melihat wajah Jerome berada tepat di atas wajahku.

Tapi, ini kan kamarku, gak mungkin ada Jerome. Apa aku terlalu bucin sampe memimpikan Jerome ya?

Aku memutuskan untuk memejamkan mata lagi.

"Aduh, ngapain sih koko ada di mimpi aku, pergi sana," usirku.

"Woi, bangun!"

"Aduh, di mimpi aja rese!"

"Mimpi-mimpi palamu! Ini kenyataan tau!" Jerome menarik selimutku.

"Hah?!" Aku yang masih setengah sadar langsung membuka mata lebar-lebar.

Jerome beneran ada disana. Aku menganga. Dia menepuk jidatku. "Bangun!"

Aku kembali memejamkan mata dan menarik selimutku, membungkus badanku bagai kepompong. "Ngantuk, bentar lagi ya."

Jerome menarik selimutku kuat. "Gak bisa! Udah jam berapa ini, entar mama kamu telat flight!"

"Ih, bentar aja!"

"Bangun sekarang juga!"

Terjadilah adegan tarik-menarik selimut.

"Kalau kamu bangun sekarang, aku traktir all you can eat deh," bujuk Jerome.

Aku langsung berhenti menarik selimut, lalu duduk dengan lunglai. "Oke, awas kalau boong."

"Iya, cepat mandi gih!" titah Jerome.

Aku mengangguk dengan malas dan berjalan seolah-olah tidak memiliki tenaga ke kamar mandi.

"Ma, Jerome kok bisa ada disini sih?" tanyaku yang sudah selesai mandi, lalu duduk manis di kursi meja makan.

Mama meletakkan nasi goreng teri kesukaanku di atas meja. "Mama yang suruh kesini sarapan dulu, soalnya Jerome mau ngantar Mama ke bandara."

Aku mengernyitkan dahi. Sejak kapan mereka tukar-tukaran kontak?

"Terus kenapa dia yang bangunin Nyanya? Kenapa gak Mama sih?" gerutuku.

Aku merasakan sentilan di dahiku, yang ternyata berasal dari Jerome yang baru saja balik dari toilet. "Udah syukur dibangunin."

"Mama udah bangunin kamu, tapi kamu gak mau bangun-bangun. Kalau nungguin kamu bangun bisa telat Mama. Untung Jerome datang lebih pagi, sekalian deh Mama minta tolong Jerome bangunin kamu," tutur Mama sambil duduk diseberangku.

Jerome mengambil tempat disebelahku.

"Mba Bintang, sini makan yuk!" ajakku pada Mba Bintang.

Di keluargaku, gak masalah kok makan bareng asisten rumah tangga. Apa lagi kalau udah lama kerja sama kita, udah di anggap keluarga sendiri.

Setelah kami semua duduk di meja makan, Jerome memimpin doa makan.

"Amin," ucap kami serempak.

"Enak banget, Tan!" celutuk Jerome di tengah-tengah kegiatan sarapan kami.

"Iya kan, aku suka banget sama nasgor terinya Mama," ucapku.

Mama tersenyum. "Makasih, Nak. Kalau suka tambah lagi aja ya jangan sungkan-sungkan."

Jerome mengangguk dan langsung mengambil satu centong nasgor lagi dari mangkuk super besar yang ada di tengah-tengah meja makan.

Khas Jerome, gak segan-segan kalau udah diberi izin.

Polin in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang