Chapter 2

274 94 54
                                    

Sintia berhasil menemukan ruang kepala sekolah. Dirinya Langsung memasuki ruangan yang berada dekat UKS itu.

Tok tok tok..

Sintia mengetuk pintu,"permisi pak!" Ucap sintia dengan halus.

"Sihlakan masuk!" ucap seorang pria dari dalam ruangan. Mendengar itu sintia langsung masuk kedalam ruangan kepala sekolah.

"Pak,saya anak baru dari sekolah ini." kata sintia kepada kepala sekolah itu.

"Oh, sihlakan duduk nak!" perintah kepala sekolah itu mempersihlakan sintia untuk duduk dihadapannya. Gadis itu kemudian duduk dihadapan kepala sekolah yang terhalang oleh meja.

Tak lama oliv adik sintia datang ke ruangan kepala sekolah, tanpa mengetuk pintu dan izin dari kepala sekolah.gadis itu langsung duduk disebelah kakaknya dengan nafas terengah-engah.

"Maaf pak saya telat kesini." ucap oliv tersenyum lebar dengan nafas yang terengah engah

Kepala sekolah hanya menganga kebingungan melihat oliv yang tiba tiba datang tanpa meminta izin.

"Ini siapa?" tanya kepala sekolah dengan wajah bingung.

"Ini adik saya oliv pak." jelas sintia.

"Oh begitu, baik karena kalian sudah disini maka bapak akan memberitahu kelas kalian dimana."

"Dimana pak?" tanya oliv yang menyela pembicaraan.

"Yah ini bapak mau kasih tau." ucap kepala sekolah dengan cepat.oliv tersenyum nyengir seraya menggarukan kepalanya.

"Sintia kamu akan berada dikelas 11 IPA 2 dan oliv kelas 10 BAHASA 1." kata kepala sekolah yang sudah menentukan kelas kedua kakak beradik itu.

"Pak saya mau tanya?" tanya oliv mengacungkan tangannya setengah.

"Tanya apa?" tanya kepala sekolah balik

Oliv menurunkan tangannya.
"Kelasnya banyak cogan kan pak." celetuk oliv berbisik dengan suara rendah.

"Ekhemm." dehem Sintia menatap tajam Oliv.

"Mmm,gini nak Oliv, kalau masalah itu jangan tanyakan saya. Jadi sihlakan kalian pergi ke kelas." ucap kepala sekolah dengan pelan.

"Baik pak terima kasih." ucap sintia dan oliv bersamaan, kepala sekolah membalas dengan anggukan.

Tanpa berfikir panjang oliv dan sintia langsung pergi ke kelas mereka masing masing. Dengan ekspresi gugup Sintia pergi menuju kelasnya sementara oliv bersikap acuh dan dingin ketika akan ke kelas barunya. Jalan mereka menuju kelas pun berbeda sebuah ruang Aula memisahkan kedua kakak beradik itu.

****

Di kelas 11 IPA 2

Kelas yang begitu ramai setiap harinya, menghiasi seluruh hari hari para murid yang ada di dalamnya. Ruang kelas yang begitu besar serta hiasan hiasan yang ada di dalamnya membuat semangat para murid untuk menimba ilmu di sekolah itu.

Bobby yang baru saja datang ke kelasnya yaitu 11 IPA 2 disambut hangat oleh 2 sahabatnya Reno dan Hasan.

Reno Naufal sidiq merupakan anak dari keluarga sederhana, ayahnya yang hanya bekerja sebagai buruh pabrik dan ibunya yang bekerja sebagai pemilik warung makan.

Hasan Zakia merupakan anak yatim piatu dan kini tinggal bersama Pamannya. Walaupun pamannya terbilang kaya tapi Hasan tetap melakukan semuanya sendiri kecuali biaya sekolah hasan yang ditanggung oleh pamannya.

"Bro,ko wajah lo kusut gitu sih,kenapa?" tanya Reno yang melihat bobby terlihat murung pada saat itu.

"Gw SEBEL" kata bobby yang menekankan perkataannya. Kemudian pria itu langsung duduk di kursinya dengan membantingkan tasnya secara pelan.

50 KG 30 DAYS [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang