Chapter 19

91 20 28
                                    

Alex pov

Berlanjut di sebuah Universitas, didapati Lisa dengan kedua temannya Dwi dan Herna. mereka terlihat heboh kala melihat Alex yang  fokus dengan pembicaraannya bersama temannya di depan sebuah Mading.

"Sa tuh Alex, buruan lo harus nyatain perasaan lo sama dia." titah Dwi.

"Buruan Sa, atau gue teriakin nama Alex biar semua orang dengar." ancam Herna, dia sudah mulai kesal dengan Lisa yang sejak tadi hanya diam memandangi Alex gugup.

Lisa berdecak, ketika mendengar ancaman dari temannya itu, "Gila aja kalo lo bakal lakuin itu."

"Makannya, cepetan!" seru Dwi kesabarannya mulai habis.

"Tapi gue belum siap-" ucap Lisa terpotong oleh Herna.

"Ah lo banyak bacot." Herna mendorong keras tubuh gadis itu, tanpa rasa iba sedikitpun.

Bruk..

Tubuh Lisa menabrak punggung Alex, pria itu nampak terkejut dengan tabrakan yang begitu keras mengenai dirinya, untung saja Alex dapat menahan tubuhnya hingga tidak jatuh.

"Hey!" dengus Alex kesal, dengan cepat tubuhnya berbalik ke arah Lisa.

Lisa mundur satu langkah dari Alex, "Sorry Lex, gue ga sengaja. temen gue yang dorong." lirih Lisa nampak kegugupan di wajahnya.

"Ada apa sih sebenarnya?" tanya Alex kesal.

"Emm, gu-gue." ucap Lisa terbata bata

Lisa menatap Dwi dan Herna yang sejak tadi memberi kode agar Lisa cepat-cepat menyatakan perasaannya pada Alex.

"Gue apa?" tanya Alex kesal, membuat Lisa menatapnya.

Lisa menghela nafas cepat,"GUE SUKA SAMA LO LEX." teriak Lisa cepat tanpa jeda sedikit pun.

Kedua matanya melebar, perkataan Lisa mengejutkannya. Pria itu nampak malu ketika mendapati sekelilingnya mulai mengupat tentangnya dan Lisa.

Ga tau malu tuh si Lisa

Kok cewek nembak duluan sih

Lihat muka si Alex udah ga bisa ke kontrol

Pasti si Alex marah besar tuh

Memalukan

Alex mulai geram dengan tingkah Lisa, bisa bisanya wanita itu menyatakan perasaanya di depan semua mahasiswa seperti ini.

"What? Lo sadar kan sama apa yang lo omongin tadi hah!" bisik Alex menekankan setiap perkataanya.

"Gue sadar banget Lex." lirih Lisa

"You stupid, bisa-bisa nya lo bilang begitu sama gue. Lo tau kan gue ga suka jadi pusat perhatian kaya gini." cerca Alex habis habisan.

"Sorry Lex kalo itu membuat lo jadi malu." Lisa menundukan pandangannya dia menyesal atas kelakuannya tadi.

"Bukan malu, gue di permalukan sekarang dan semua itu salah lo." ucap Alex tajam, pria itu pergi berlalu meninggalkan Lisa dengan keadaan yang sangat marah.

Sedangkan Lisa dia terlihat sedih dengan sikap Alex. bahkan Lisa tidak pernah membayangkan jika Alex akan merespon Lisa dengan kemarahan seperti tadi, Alex nampak sangat marah. dan Lisa menyesalinya

"Dont sad baby." ucap Dwi mengelus pundak Lisa lembut.

"Gue ga nyangka sama respon Alex, dia marah banget sama gue. kalau gue tau akan begini jadinya. pasti gue ga akan pernah ngungkapin perasaan gue sama dia." ujar Lisa, gadis itu nampak menyesal.

"Udahlah Lis, kenapa lo jadi nyalahin diri lo sih?" Herna berusaha menenangkan Lisa.

"Gue sedih karena mulai sekarang gue ga akan bisa dekat sama Alex." ujar Lisa

Dwi dan Herna tidak tega melihat Lisa sedih seperti itu, lantas keduanya merangkul Lisa hangat, berusaha menghilangkan kesedihan dari Lisa.

****

"Bob!" panggil Wendy yang berada di belakang Bobby.

Langkah Bobby sengaja dia hentikan kala Wendy memanggilnya.

"Lo bakal pulang ke rumah kan?" tanya Wendy.

Perlahan badan Bobby berbalik ke arah Wendy, "Ga, gue ngapain pulang ke rumah." jawabnya ketus.

"Lalu lo, mau pulang kemana?" tanya Wendy lagi

"Ke tempat dimana gue ditampung selama ini, disana gue bisa merasakan yang namanya kehidupan bahkan kebahagiaan yang lebih." jawabnya pahit.

"Lo inget di surat itu, lo bilang bakal kembali disaat waktu yang tepat.  Bukankah ini waktu yang tepat untuk lo kembali."

"Itu cuman pemikiran lo aja." ucapnya yang kemudian pergi berlalu.

Wendy menghela nafas pelan, berusaha sabar menghadapi kelakuan Bobby.

****

Nampak Bobby berjalan gontai di parkiran menuju motornya dengan kunci motor yang sejak tadi dia putar putar. Tubuhnya mulai menaiki motor itu, dia tidak lupa untuk memakai helmnya. Bobby sudah siap.
Siap untuk melajukan motornya.

Baru akan melaju, pria itu sudah dihadang oleh seorang wanita di depannya. Siapa lagi jika bukan Oliv.

Gadis itu merentangkan tangannya dengan tatapan tajam menatap Bobby. berusaha menghentikan kepergian pria itu.

Dengan cepat Bobby melepas helmnya, "Gue heran kenapa semua orang hari ini hobby banget ngehentiin kepergian gue." geram Bobby.

"Lo ga boleh pergi. sebelum lo janji bakal pulang ke rumah lo dan lo janji bakal kembali ke sifat lo yang awal." sergah Oliv dengan segala syarat darinya.

"You crazy, lo udah ga waras." cerca Bobby menunjuk nunjuk gadis itu.

"Lo yang gila, seharian ini lo marah marah ke semua orang. Lo itu kaya cewe yang lagi PMS malah lebih dari itu." timpal Oliv yang tak mau kalah dari Bobby.

"Kenapa lo sama samain gue sama cewe yang lagi PMS?" tanya Bobby, mengernyitkan keningnya.

"Ah udah, lo ga usah banyak tanya. Lo harus janji mulai dari sekarang."

"Gue ga mau." Bobby menolak keras, "Awas gue mau lewat, lo mau gue tabrak hah!" titah Bobby, pada Oliv yang masih menyergahnya

"Gue ga akan minggir, sebelum lo janji." kekeh Oliv.

Matanya berputar jengah, "Dasar lo itu memang keras kepala." sentak Bobby yang kemudian turun dari motornya.

Bobby berjalan mendekati Oliv, lalu mencodongkan tubuhnya. Tangan kirinya memegang erat tangan kanan Oliv, sementara tangan kanannya memegang kaki Oliv. Dengan satu hentakan, dia menggendong tubuh Oliv di pundaknya.

"Lepasin gue!" teriak Oliv memukul mukul punggung Bobby agar pria itu segera menurunkannya.

Bobby menurunkan tubuh gadis itu, di tempat yang tak jauh dari motornya agar Oliv tak lagi bisa menghadang jalannya.

"Lo diem disini, jangan hadang jalan gue lagi." tekan Bobby.

Wajah Oliv menegang, mulutnya mengantup tidak bisa berkata apa-apa. Bobby membuatnya bungkam seketika.

"Paham?" tekan Bobby, membuat oliv mengangguk pasrah.

Pria itu kemudian berjalan menjauh dari Oliv. Menaiki motornya dan melajukannya dengan kecepatan standar.

Oliv berjalan menuju mobilnya, setelah sosok Bobby tak lagi terlihat dari pandangannya.

Akhirnya bisa Up setelah beberapa hari ini ga Up😥

Sorry ya guys membuat kalian menunggu lama

Terimakasih telah membaca cerita ini

Jangan lupa vote+coment
Biar Author semangat lanjutin ceritanya

Salam hangat dari Author💞

50 KG 30 DAYS [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang