chapter 5

190 88 40
                                    

Pria itu terlihat bosan hingga dia terus mengetuk ngetuk meja sekolahnya. Suasana nampak masih sepi tidak ada tawa yang biasanya menghiasi sekolah itu. Sesekali pria itu menatap jam yang masih menunjukan pukul 06:00.

Pria itu adalah bobby, tak aneh jika bobby datang sepagi ini. Ini adalah hari yang paling menegangkan baginya. Kenapa tidak? Dirinya akan menimbang badannya di Uks.

Dia tidak berani jika harus menimbang badannya di rumah karena kedua kakaknya selalu mengintai dirinya ketika dia menimbang berat badannya, kemudiam mereka akan memgejek bobby.

Bobby memutuskan untuk segera pergi ke uks yang berada disamping ruang kepala sekolah. Dirinya mengendap ngendap keluar memastikan agar tidak ada yang melihat dirinya.

Akhirnya langkahnya terhenti setelah dia sampai di uks. Dengan cepat bobby menutup rapat pintu uks, serta menutup gorden ruangan itu. Tatapannya terarah kepada lemari besar yang menjutai tinggi dimana timbangan itu tersimpan didalamnya.

Secepat kilat bobby membuka pintu lemari itu dan mengambil timbangan yang bewarna biru langit. Timbangan itu dia simpan di atas lantai, bobby menghela nafas menghilangkan kegugupannya.

satu demi satu kakinya menginjakan timbangan itu matanya sengaja dia tutup dengan kedua tangannya.setelah kedua kakinya sudah menginjakan timbangannya, tangan besar bobby perlahan dihempaskan dari mata bulatnya.

Alahkah terkejutnya pria itu setelah melihat hasil timbangannya.

"AAaaaaa!" teriak bobby menutup mulutnya dengan kedua tangannya agar teriakannya tidak membesar.

"What 140 kg?" gumam bobby masih tidak percaya. Kakinya perlahan melangkah mundur bobby sengaja menabrakan tubuhnya yang besar ke lemari lututnya perlahan menyusut.

pria itu sangat prustasi, dia terus mengobrak abrik rambutnya hingga berantakan tak karuan.

"Gw ini emang ga berguna hikss..hikss.. kapan gw bisa berubah?" gumam bobby air matanya mulai menetes sedikit demi sedikit.

Di lain tempat Oliv dan Sintia baru saja datang ke sekolah. Mereka berjalan menuju kelas mereka masing masing namun Oliv meminta sintia untuk menghentikan langkahnya.

"Ada apa liv?" tanya sintia terheran.

"Ka,gw ngantuk. gw boleh kan ke Uks buat rebahan sebentar." jawab oliv manja.

"Belum cukup lo tidur di rumah,lagian bel masuk bentar lagi pasti bunyi." ucap Sintia Lembut.

"Bentar aja ka, gw pasti kembali sebelum bel masuk." pintanya manja.

"Ya udah deh, tapi setelah bel lo harus langsung masuk kelas." tegas sintia.

"Ok bos." ucap oliv kemudian pergi meninggalkan kakaknya itu.

Sementara bobby dia masih meringkuk duduk bersandar di lemari. Air matanya masih menetes seperti tadi. Dia terus menyalahkan dirinya yang tidak berguna bobby mulai putus asa seperti tidak ada jalan dari masalahnya.

Oliv mulai dekat dengan ruang uks, dia terheran melihat ruangan itu dari luar terlihat gorden yang tertutup rapat serta pintu yang tertutup rapat.

"Wey,siapa di dalem?" teriak gadis itu memutar slok pintu dengan kencang.

bobby yang masih meringkuk terkaget setelah mendengar teriakan oliv dari luar.

"Buka ga lo,atau gw dobrak pintu ini." sambung oliv berteriak lebih kencang.

Bobby langsung membereskan rambutnya dan menghapus air mata yang kala itu menetes di pipinya.tak lupa dia memasukan timbangan itu kedalam lemari.

"Ya bentar." teriak bobby dari dalam ruangan.kemudia dengan cepat dia membuka gorden dan pintu itu.

50 KG 30 DAYS [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang