Chapter 9

131 64 18
                                    

Hari sudah gelap, jalanan begitu sepi tidak ada satupun orang yang berlalu lalang disana.
Terdengar bunyi lirih tangisan yang bergema dari Seorang pria yang tengah terduduk di dekat sebuah pohon besar.

Ya, dia adalah bobby. Sudah hampir 1 jam dia berada disana dengan posisi yang sama.
Dia nampak hancur begitu hancur hingga air matanya tak dapat dia bendung.

Sindiran yang dikeluarkan orang-orang itu begitu melekat dalam hati bobby.

Aku tidak bisa melupakan perkataan itu

Seluruh wajahnya tertutup oleh kedua tangannya, Rambutnya berantakan tak karuan.Tubuh besar itu mulai merasa lelah dengan semua Caci maki yang terus menghadang pendengarannya.

kapan semua ini berhenti?

Kaki bobby perlahan dia rentangkan untuk menghilangkan rasa pegalnya, namun kedua tangan itu masih menutupi wajahnya.

Satu demi satu sebuah batu kelikil bergelinding di tanah.Seorang wanita menendang nendang batu yang ada di sekitarnya pandangannya tertunduk melihat batu batu itu.Mulutnya tidak berhenti bergumam membicarakan sesuatu.

Langkahnya terhenti ketika kakinya menabrak sebuah sepatu yang berada disamping pohon besar.Kepalanya yang tertunduk pelan pelan dia dongkrakan.

Siapa dia?

Matanya meneliti, Berusaha mencari tahu identitas pria itu.Dia menepuk pundak bobby dan memanggil- manggil Pria itu.

Perlahan tangan itu menyingkir dari wajah bobby,
Matanya begitu sembab sangat sembab
Keadaannya sangat buruk.Kacamatanya mengembun, pria itu tidak bisa melihat apapun pandangannya menjadi blur.

"Bobby"

Gadis itu tersentak kaget, setelah mengetahui bahwa itu adalah bobby.

"Siapa itu?" tanya bobby.

Matanya menyipit berusaha melihat gadis yang ada di depannya Namun tak bisa, embun itu menghalangi pandanganya

"Bobby..Bobby, gimana lo bisa lihat kalo kacamata lo basah?" gumam oliv.

Gadis itu menggelengkan kepalanya memutar korneanya merasa jengkel dengan tingkah pria itu.Dia mengambil pelan kacamata yang terpasang di wajah bobby.

"Kacamata gw mau lo apain?" teriak bobby. Tangannya meraba-raba berusaha mengambil kembali kacamatanya.

Gadis itu mengelap kacamata bobby dengan bajunya sampai bersih dan memasangkannya lagi di wajah pria gemuk itu.

Mata bobby mengerjap cepat kemudian menatap gadis itu.

"Oliv"

Bobby nampak heran tidak percaya gadis itu bisa ada di tempat sepi seperti ini.

"Lo ngapain disini?" tanya bobby.

Bobby menatap datar gadis itu,  kesedihan masih dapat terlihat dari raut wajahnya yang mengerut.

"Habis beli makanan." jawabnya.

Gadis itu menunjukan sekeresek cemilan yang dia beli kepada pria itu.Oliv kemudian duduk di samping pria itu.

matanya memutar bibirnya mengerut melirik kesegala arah. tatapannya terhenti pada bobby Gadis itu memegang rahang bobby dengan kedua tangannya dan memutarkan ke arahnya secara paksa.

"BOB! Wajah lo nambah bengkak." ejek oliv pura pura kaget.

Gadis itu tertawa lebar setelah mengatakan hal itu. Bobby kesal melepaskan tangan oliv yang memegang rahangnya.

"Apaan sih lo? kalau mau ngejek gw lebih baik lo pergi." sentak bobby.

Pria itu nampak marah dengan candaan oliv
Sedangkan oliv dia masih tertawa lebar.

50 KG 30 DAYS [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang