Chapter 10

139 62 13
                                    

Dringg..

Jam barker berbunyi tepat di telinga Bobby, pria itu tersentak bangun terperajat dari tidurnya.Bobby menggaruk punggungnnya yang gatal matanya sedikit tertutup melihat kesegala arah.

Dia masih terlihat mengantuk,matanya sulit untuk terbuka lebar-lebar. Bobby mengambil pelan kacamata yang dia simpan di atas meja yang berada di sampingnya.

Waktu berjalan begitu cepat, pria itu sudah siap untuk pergi ke sekolah.pakaiannya sudah rapih begitu juga rambutnya yang dia sisir serapih rapihnya.

Bobby menuruni tangga untuk pergi sarapan, Namun langkahnya terhenti, Bobby terdiam heran ketika melihat meja makan pada saat itu sepi.tidak seperti biasanya hanya ada para pembantu yang membereskan piring-piring yang di atasnya terdapat sisa- sisa makanan.

"Bi,dimana yang lain?" Tanya bobby pada seorang pembantu yang kebetulan lewat dihadapannya.

"Anu Tuan, semuanya sudah berangkat sejak tadi."Ucapnya sopan badannya mengarah pada bobby namun kepalanya tertunduk.

Bobby berfikir sejenak,kemudian melanjutkan langkahnya menghampiri pembantu itu.

"Memang ini jam berapa?"tanya bobby mengerutkan keningnya.

"Sudah jam 07:25 tuan." jawabnya memanguk

"Apaaa?" Teriak bobby

Mata bobby melotot bibirnya tertutup rapat tidak ada celah sedikitpun, bobby sangat panik.pria itu langsung berlari menuju garasi untuk mengambil motornya.sedangkan pembantu itu menatap bingung pria yang diajak bicaranya tadi.

Pria itu membuka cepat pintu ruang garasi yang terdapat di luar rumahnya, Namun nihil motor Bobby tidak ada disana yang ada hanyalah ruangan kosong yang gelap gulita tak ada satupun kendaraan yang menyisa disana.

"Duh motor gw mana lagi?" gumamnya panik menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Bobby mencoba untuk tenang pada saat itu, hingga dia mencoba menanyakan keberadaan motornya pada seorang satpam yang berada di pos dekat gerbang rumahnya.

"Pak motor saya mana?" tanyanya panik.

"Anu Tuan motor tuan belum pak johan ambil."jawabnya sopan.

"Ko bisa gitu?"Bobby semakin panik

"Saat itu pak johan lupa, dia baru mau mengambilnya tadi tuan."jelasnya.

"Terus mobil mana mobil?" tanya Bobby masih nampak panik.

"Mobil dipake nyonya tuan."

"Terus saya gimana?"

"Terpaksa tuan naik taksi saja."

Bobby menghela nafas cepat, tanpa berfikir panjang pria itu langsung menunggu taksi di depan rumahnya, sudah jam 06:30 taksi itu belum kunjung datang.pria itu semakin panik badannya tak berhenti bergetar dia berusaha untuk tenang namun badannya semakin bergetar dengan cepat.

Tidak ada cara lain.pria itu memutuskan untuk berjalan kaki.walaupun dia sebenarnya tidak suka berjalan kaki ke sekolah. tapi apa boleh buat ini kondisi darurat jadi apapun akan dia lakukan walaupun menentang kemauannya.

Setengah jalan dia sudah lalui, bobby terdiam sejenak menatap jam tangan yang terpasang ketat di pergelangan tangannya. pria itu terengah-engah nampak kelelahan keringatnya terus becucuran. Hingga akhirnya dia melanjutkan langkahnya agar bisa sampai ke sekolahnya.

****

Seluruh pengurus osis sudah berada di depan gerbang sejak pagi, mereka mengawasi satu persatu murid yang melanggar aturan sekolah. Tidak ada satupun murid yang bisa lolos dari sergapan mereka.

50 KG 30 DAYS [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang