11. sakit

87 5 0
                                    

Tepat pagi ini, ka jaemin belum keluar dari kamarnya. Kukira ia belum bangun jadi aku ke kamarnya untuk membangunkannya dan ikut sarapan bersama.

"Tok,tok" dalam kamar ka jaemin sangat sunyi dan tidak ada sautan apapun. Aku membuka pintunya.

Ternyata ka jaemin masih terlelap tidur. Sebenarnya aku tidak ingin membangunkannya, tapi mama menyuruhku jadi aku membangunkannya perlahan.

"Ka jaem-" saat aku menyentuh tubuhnya aku agak bingung kenapa tubuhnya sangat panas. Lalu aku juga menyentuh dahinya, Ka jaemin demam.

Aku memanggil mama dari atas, lalu mama juga bergegas ke atas. Mama memanggil dokter untuk datang ke rumah, ia juga sudah membuatkan semangkuk bubur hangat. Namun, Ka jaemin masih belum bangun juga.

"Ka, bangun makan dulu" ucapku. Ka jaemin tidak menggeliat dan tetap seperti pada pose tidurnya. Aku juga sudah menaruh termometer dan suhu badannya juga lumayan tinggi.

18.00.PM.
Tepat jam itu ka jaemin baru bangun, aku yang menjaganya pun ketiduran di sebelahnya. Ka jaemin hanya melihatku dan tersenyum simpul.

Mama tiba-tiba datang. "Jaem, kamu udah bangun," ucap mama. Aku yang disana asalnya ketiduran malah terbangun."eh,"

Ka jaemin hanya tersenyum sambil mengangguk. "K-ka jaemin udah bangun? Kenapa tadi gak bangunin aku?" Tanya minju. "Kamu kayanya kecapekan, jadi aku gak bangunin kamu nju" jawab ka jaemin sambil tersenyum simpul.

"Kamu tidur tadi," mama mengalihkan pandangannya padaku. "Hehe, iya mah" minju hanya menggaruk rambutnya. "Oh iya, aku ambil bubur dibawah dulu ya" ucap minju seraya berlari ke arah pintu.

"Nju mama aja yang ngambil," mama mendahuluiku ke pintu. Aku menghela nafas kasar.

Aku menghampiri ka jaemin tapi ka jaemin hanya tersenyum. Aku menyalakan TV di kamarnya karena menunggu mama yang terlalu lama.

"Ka, nanti lulus SMA mau kuliah dimana?" Tanya minju. "Yang terbaik aja, kalau mama minju nyaranin disini aku mungkin bakal kuliah disana," jawab ka jaemin.

Tiba-tiba, lampu yang berada di kamae mati. Itu membuatku terkejut dan berteriak. Namun, ka jaemin langsung memelukku.

Itulah kehangatan yang kurasakan, hangat sekali rasanya kehangatan itu seperti 11-12 sama yang kurasakan ketika dipeluk mama.

Lalu tiba-tiba lampu menyala dalam sekejap, itu membuatku melepas pelukan ka jaemin. "Eh maaf ka," tuturku.

"Udah gapapa, aku duluan yang peluk kamu tadi," jawab ka jaemin. "Eh mama lama banget, aku kebawah dulu ya ka takut mama kenapa-napa," Aku mengalihkan percakapan kami.

My adopted brother | Na Jaemin Ver.✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang