21. indah

33 4 0
                                    

Malam hari, biasanya dipenuhi bintang yang berkilauan dan bulan. Aku menatap mereka dari balkon.

Sesekali aku juga mempotret langit dikala malam itu. Aku juga kerap berfoto di atas balkon. Dari aku kecil, untuk menikmati keindahan aku hanya bisa melihat langit untuk dijadikan keindahan itu.

Menurutku, langit adalah keindahan yang luar biasa. Ku harap aku masih bisa melihat langit tersebut setiap harinya. Rumahku memang tidak terlalu besar, tapi setidaknya nyaman untuk ditinggal.

"Tok tok," suara ketukan pintu dari kamarku. Aku berniat membukanya. Siapa lagi kalau bukan Nakyung ataupun ka jaemin.

"Nju temenin aku nonton film horor," iya itu ka jaemin. Jujur saja, aku bukan tipe orang yang biasa dengan film horor. Hanya satu waktu saja aku ingin menemaninya. "Tapi ka, kalo aku minta berhentiin film-nya berhenti ya" jaemin mengangguk mengerti.

Kami menonton film di ruang film atau bioskop kecil di rumahku. Hanya berdua? Ya, hanya berdua.

Aaaaah! Itu scene paling seram yang pernah ku tonton. Aku memeluk lengan ka jaemin dan bilang tak sanggup untuk melanjutkan film-nya.

Jaemin memberhentikan film itu dan menyalakan lampu. "Kamu takut banget nju?" Ujarnya. Aku terdiam sambil menutupi wajahku. Ia mengelus kepalaku. "Udah ada aku, jaemin kamu jangan takut lagi"

Kami keluar dari bioskop kecil itu dan pergi ke taman belakang. Aku memandangi kolam renang yang begitu jernih sehingga nafsuku berkata ingin terjatuh ke kolam itu.

"Nju, bagus ya bintang nya kayanya mereka lagi berteman deh karena bintangnya tersusun rapih"

Aku tersenyum dan memandangi wajah ka jaemin.

"Kalo mama sama papa ada disana? Dia ngeliat kita gak ya, nju?" Aku hanya menatap ka jaemin sedih. "Ka, mama sama papa ka jaemin udah senang disana, kaka jangan pernah ngebahas lagi ya" ucapku.







Skipp! Paginya..

TRING, TRING! Suara klakson sepeda terngiang di telingaku. Hari ini aku, mama, ka jaemin dan nakyung akan bersepedahan di sekeliling komplek. Papa tidak ikut karena harus pergi ke kantor pagi-pagi.

"Minju pake sepeda gunung ya, mama sama nakyung pake sepeda lipet" ucap mama. "Sekalian beliin minju nanti ya ma, sepeda gunung" minju benar-benar antusias mengendarai sepeda gunung itu.

Kami mengoes sepeda tersebut dengan pelan. Ka jaemin, aku, mama, dan nakyung. Itu urutan sepeda kami.

"Hosh,,Hosh,, mama gak cape?" Ucapku sambil mengalihkan pandanganku ke arah mama yang berada dibelakangku.

Mama hanya menggeleng sambil Thumbs Up.







My adopted brother | Na Jaemin Ver.✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang