Fromob 12

26 4 0
                                    

Apa yang sering kalian lakukan setelah mendapatkan hari yang sangat melelahkan? Bersantai mungkin adalah hal yang sangat tepat. Semua orang punya cara tersendiri untuk bersantai. Jika orang lain suka bersantai di pantai dengan tangan melambai-lambai dan kalau ada cogan say Hai I'm sorry so good bye. Tidak untuk Bia, ia cukup menonton kartun atau acara komedi saja di televisi dan jangan lupa dengan masker wajah. Ia perlu merelaksasikan wajahnya yang lelah dan kusam. Terlebih lagi malam ini ibunya pergi menyetrika baju di komplek sebelah, malam yang sepi dan menenangkan. Ia hanya perlu menikmatinya bukan?

Bia sudah mengenakan piyama pendek dengan gambar bebek kesayangannya. Sudah siap duduk di kursi singgahsana depan televisi menyaksikan sebuah adegan penghibur dunia yang fana ini. Oke ini terlalu lebay. Larut dalam tontonannya Bia tak menyadari kalau ada sebuah motor yang parkir di depan rumahnya. Ia masih sibu tertawa menikmati jalannya acara komedi yang tak seindah kehidupannya. Miris.

"Radev ayo ke sini!"

"Helmnya dicopot atuh, semangat banget mau ketemu bidadari hahahaha."

Suara tawa dari luar pintu sangat mengganggunya. Ketenangannya terusik. Suara itu berhenti, Bia sedikit senang.

"Bidadari bi dadem bidadari bi dadem ...." Nyanyian yang sumbang dan tak jelas mengusik Bia lagi. Bia sudah tak tahan ia berjalan menuju pintu depan. Kesabarannya telah habis, apalagi saat ini adalah hari merahnya. Bia yang sabar dan pemalu serta penyendiri serta lemah berubah sejenak menjadi singa betina, ia siap melahap siapa saja yang sudah mengusik ketenangannya sedikit saja.

"Yang serius dong jawabnya,"

"Cie ngamuk cie ...."

"Apasih! Cepet ketok pintunya!"

"Iya ... Iya bentar ini baru mau ngetok."

Mereka terus saja berisik.

Klek

Bia memasang wajah kesal yang tertutup masker wajah.

"Siapa sih yang ribut malem-malem!?"

"Siapa lo! Ngapain di rumah kakak gue!" teriak Raditya pada Bia. Ia tak sadar jika itu Bia. Sedangkan Radev hanya terdiam. 'Keknya gue kenal suara ini?' Ia bingung. Mata Bia terbelalak lebar pada Raditya. Ia juga tak mengenali Raditya. "Lo itu yang siapa! Berisik di depan rumah orang. Gue anak satu-satunya yang punya rumah ini. Mau apa lo!" Bia sedikit berjinjit dan berkacak pinggang. Raditya mulai sadar. Ia langsung menggendong Bia masuk di pundak dengan paksa masuk ke rumah.

 Ia langsung menggendong Bia masuk di pundak dengan paksa masuk ke rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

¹

Bia bagai guling kecil, dengan mudahnya Raditya menggendongnya masuk. "Lepasin woi om ... om pedofil!" Bia memukul-mukul punggung Raditya. "Hentikan itu babi kecil. Pukulanmu itu bagai kelitikan untukku. Oh ... ya." Raditya berbalik setelah beberapa langkah ia melewati pintu masuk rumah. "Oi Radev. Masuk aja!" Sejak tadi Bia tak mengetahui jika ada Radev yang datang juga ke rumahnya. "Ngapain si malaikat maut diajak! Lo juga masuk rumah orang lain tanpa izin. Turuni gue woi!" Radev asal masuk saja ke dalam rumah ia tak terlalu memikirkan sebutan yang diberikan oleh seorang gadis kecil. Setidaknya itu yang ia pikirkan sekarang. Radev langsung saja duduk di sofa depan televisi sambil memakan kuaci yang ada di meja.

Frobly-MoblyWhere stories live. Discover now