Fromob 15

11 3 0
                                    

Keadaan Al mulai membaik. Namun ia belum pulang ke rumah. Bia sendiri belum tahu alasan jelasnya. Hampir setiap hari Bia menjenguk Al. Al masih bungkam. Ia masih belum mau bercerita tentang keadaannya. Bia tak memaksa Al untuk bercerita. Bia mencoba mengerti keadaannya. Entah bagaimana nasib Radev. Sejak kejadian dua hari lalu dia lebih banyak menghindari Bia. Atau mungkin karena efek minuman itu. Bia tak tahu apa reaksinya pada Radev. Ia sendiri tak pernah meminum. Ia lebih suka meminum teh hangat saat harinya daripada jamu kemasan itu.

Bia selalu tertawa sendiri saat mengingat hari itu.

Hari itu...

Dengan wajah datar Radev kembali ke ruangan Al. Ruangannya telah berpindah. Ia melemparkan plastik belanjaannya tepat ke wajah Bia.

"Makan tuh!"

Bia hanya menahan tawanya. Ia tak ingin menambah emosi dari malaikat maut tampan ini. Perlahan ia berdiri dan menuju kamar mandi. Ia mengecek isi plastik itu. Ia melihat dua botol minuman yang ia kenal. Ia hanya  tahu tapi tak pernah mau meminum itu. Ia kembali menuju ranjang Al dan  mengeluarkan dua botol minuman itu di meja samping ranjang Al. Tadi Al sudah bangun tapi hanya menatap kosong tembok dan tidur kembali.

Bia kembali menuju kamar mandi yang ada di ruangan itu. Cukup lama bagi Bia untuk mengganti dan membersihkannya. Radev hanya duduk diam di samping ranjang Al.

"Lo enak ya ada yang merhatiin waktu sakit gini?" Radev mulai berbicara dengan Al yang sedang tertidur. Samar-samar Al mendengar apa yang diucapkan Radev. Ia hanya diam.

"Dulu aja waktu gue kecelakan gak ada yang peduli. Dia aja nggak nyariin atau mungkin khawatir sedikit pun."

"Lo beruntung kalau bisa akrab sama dia. Gue harap lo bisa jelasin semuanya sama Bia."

Tentu saja monolog Radev ini tak terdengar oleh Bia. Radev terus saja mengoceh pada Al yang sedang tertidur. Lama-lama ia haus juga. Ia ingin minum. Ia melihat sesuatu terletak di meja. Ini minuman yang disarankan kasir tadi. Radev penasaran akan rasanya. Ia mengambil satu botol.

"Gue ambil satu gak papa, kan? Udah sih gue coba aja. Lagi pula ini belinya pake duit gue." Ia meminumnya sampai habis setengah. Agak aneh memang, tapi menurutnya itu sedikit menyegarkan.

Bia telah kembali dari kamar mandi. Ia melilitkan sebuah hoodie di pinggangnya. Sebentar ....

"Dari mana lo ambil hoodie itu?"

"Oh ... ini? Ini yang ngasih orang. Katanya sih suruhan lo. Lo tadi pergi ya udah sih gue pake aja buat nutupi belakang rok gue yang kotor."

"Apa hak lo pake hoodie gue? Di pake buat nutupin bokong tepod lo lagi! Gue gak rela lo harus ganti hoodie gue," omel Radev. Ia terus saja meminum minuman tadi. Bia menatap Radev, tatapan menyelidik. Ia mendekati Radev dan mengambil botol minuman itu paksa.

"Lo minum ini?!"

"Iya, emang kenapa? Enak kok walaupun agak aneh sih rasanya."

"Lo tahu minuman ini buat apa?"

"Nggak dan gak mau tahu."

"Asal lo tahu aja nih ya. Ini minuman khusus wanita... "

"Terus emangnya cowok ganteng kayak gue gak boleh minum itu?"

"Bukan masalah ganteng gak-nya. Tapi, Dev ini minuman khusus wanita yang lagi haid. Dan gak diperuntukkan kaum Adam. Gue aja gak pernah minum ini gara-gara gak suka, masa lo minum ini sih, Dev?"

Frobly-MoblyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang