Fromob 24

9 1 0
                                    

Hari ini Bia memutuskan untuk bertemu dengan ibunya Radev. Namun Radev tak tahu akan hal ini. Mudah saja bagi Bia untuk membuat janji dengan wanita super sibuk satu ini. Kemarin ia menyadap sebentar WA Radev. Dan mengirimi beberapa pesan singkat pada ibunya Radev, Maya. Cukup mudah menemukan nomernya. Itu karena tak banyak pesan yang masuk dalam WA Radev hanya ada beberapa pesan grup kelas dan juga sebuah nomer tak bernama. Nomer itu adalah nomer Maya. Miris bukan? Bahkan ibu dan anak ini tidak saling menyimpan kontak.

Dalam percakapan WA Maya hanya menjawab singkat tanda setuju atau mungkin tanda agar tidak diganggu lagi.

Saat pulang sekolah tadi Bia meminta Radev untuk membantu Rita berbelanja. Tentu saja Radev tak menolak hal itu.

Sekarang Bia sedang menunggu Maya. Sudah lama sebenarnya. Dan satu lagi, saat ini Bia masih menyadap WA Radev.

+62 894********
Dimana?
Mami tak melihatmu

Meja nomor 8 dekat jendela.

Dari depan Maya menatap heran Bia. Meskipun begitu ia tetap berjalan menuju tempat Bia berada.

"Siapa kamu?" Oke Maya adalah orang seperti Radev. To the point, dia gak suka basa-basi busuk.

"Duduk dulu, tante." Bia masih bersikap sopan. Bagaimanapun ia harus menghormati seorang ibu.

"Oke, sepertinya saya pernah bertemu denganmu. Bukan begitu?"

"Iya, kita pernah bertemu di kafe beberapa waktu lalu. Apa tante tak ingin pesan minuman?"

"Tidak usah, jadi dimana Radev? Bukankah dia meminta saya untuk bertemu? Dan kamu belum menjawab pertanyaan pertama saya."

"Like mother like son. Oke, pertama perkenalkan saya Bia teman Radev. Dan Radev tidak ada di sini. Saya yang meminta tante untuk bertemu bukan Radev."

"Kalau tidak ada hal penting yang berkaitan dengan saya lebih baik saya pergi dari sini." Maya sudah bersiap untuk pergi.

"Setidak pedulikah ini Anda pada anak sendiri? Saya hanya ingin memperbaiki hubungan tante dengan Radev."

"Tak usah repot-repot. Hubungan kami baik-baik saja dan terima kasih atas kepedulianmu, gadis kecil."

"Kalau hubungan tante dengan Radev baik-baik saja, apakah tante tahu selama ini Radev tinggal dimana? Sekolahnya bagaimana? Bagaimana kebutuhannya? Dan terakhir apakah tante tahu bagaimana perasaan Radev saat ini?"

"Saya yakin kalau kamu bukan hanya sekedar teman Radev. Dan mengapa kamu bersikeras untuk memperbaiki hubungan saya dan anak saya itu? Saya rasa itu urusan keluarga dan sebuah privasi."

"Duduklah lagi, saya akan menceritakan semua yang saya lihat selama ini. Sebelum itu saya mau mengajukan beberapa pertanyaan untuk tante."

"Saya harap ini tidak memakan waktu lama, gadis kecil. Kamu tahu kan kalau saya ini wanita karir yang sangat sibuk?"

"Entahlah, saya tidak begitu tahu tentang karir tante. Berkarir memang perlu, Tan. Tapi pedulikan juga putra tante. Apakah tante tahu kalau beberapa minggu lalu Radev kecelakaan?" Maya terkejut tapi otaknya menolak untuk menampilkan ekspresi itu. Ia hanya tersentak sedikit dengan wajah datar.

"Tak ada bukti kalau Radev kecelakaan. Kamu pasti hanya membual saja." Maya mengalihkan pandangannya pada gelas yang diminumnya. Ia tak menatap langsung mata Bia.

"Om saya bekerja sebagai perawat Radev selama dia di rumah sakit. Mungkin Radev yang terlalu takut untuk kecewa kalau menyampaikan berita ini kepada tante dan om, sebagai orang tuanya. Dan apakah tante tahu dimana sekarang Radev tinggal, hem?" Bia mengaduk minuman di gelasnya. Jujur ia tak habis pikir dengan sikap Maya sebagai ibu Radev. Orang yang melahirkan Radev ke dunia dan kini ia menelantarkan anaknya itu.

Frobly-MoblyWhere stories live. Discover now