Bagian Lima | Benar-benar Bidadari

39.2K 3.6K 87
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Updated on: Rabu, 10 Juni 2020
Republish: Rabu, 02 Maret 2022

***

Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Bagian 5 | Benar-benar Bidadari

()()()

Muhammad Zaid Aska. Laki-laki berusia dua puluh sembilan tahun itu kini menjabat sebagai CEO di S group. Zaid adalah laki-laki yang selalu bertanggung jawab dan bersikap ramah pada semua orang. Mampu menjaga pandangan dan juga ucapannya untuk tidak menyakiti siapa pun. Walaupun bukan anak pemilik pesantren atau seorang Gus, tapi Zaid tetap terkenal dengan akhlaknya yang baik. Apalagi setelah menikah dengan Sarah yang notabene adalah seorang Ning dari pesantren lain walaupun jika dari sikap dan cara berpikir, Sarah tidak pernah terlihat seperti seorang Ning. Zaid memang tidak pernah mencintai Sarah, tapi dia tetap memperlakukan Sarah sebagai seorang istri yang layak disayangi.

Namun, entah kenapa pada sosok yang kini menjadi istrinya, dia tidak bisa bersikap serupa. Keisya adalah wanita yang baik, dia tahu itu. Keisya selalu mengutamakan Zaid sebagai suaminya, bertindak layaknya istri yang sempurna. Keisya juga selalu ada walaupun Zaid sering kali tidak menganggap penting kehadiran Keisya. Wanita itu tidak sekali pun mengeluh atau menuntut lebih. Keisya hanya menjalani tugasnya sebagai seorang istri meski Zaid tidak pernah bersikap seperti suami.

Keisya selalu saja baik dan patuh padanya. Bahkan kemana pun Keisya ingin pergi, dia akan meminta izin dan mengabari terlebih dahulu walau hanya ke rumah tetangga sebelah. Akhlak Keisya benar-benar mulia. Namun, dari semua itu Zaid juga belum bisa jatuh cinta. Selama lima tahun, Zaid menutup hatinya dan membiarkan sosok lain bertahta di dalamnya. Bukannya dia tidak bisa mencintai Keisya, hanya saja Zaid memang tidak mau melakukannya.

"Kak Zaid, Keisya mau anterin ini dulu ke rumah sebelah, ya?"

Suara lembut itu membuat lamunan Zaid berhenti. Hari ini dia memang memilih untuk bekerja di rumah saja karena di kantor juga tidak banyak kerjaan penting.

"Itu apa, Sya?" Zaid yang tadi duduk di kursi kerjanya berdiri menghampiri Keisya.

"Oh ini ayam saos  buat makan siang mau Keisya kasih ke tetangga sebelah karena Keisya buat lumayan banyak. Kak Zaid kalau mau makan juga udah Keisya siapin kok." Wanita itu tersenyum manis.

Zaid mengangguk. Keisya memang senang membagi makanan yang sudah dia buat kepada tetangga karena kata istrinya itu, seseorang yang baik adalah dia yang memperlakukan tetangganya dengan baik, contohnya dengan berbagi makanan. Sesuai dengan hadist riwayat Abu Dawud yaitu; "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tetangga." Karena itu beberapa minggu sekali, Keisya selalu berbagi apa saja yang dia masak ke tetangga membuat banyak orang yang menyayangi wanita itu disebabkan sikap baiknya pada sesama.

"Lian mana?"

"Lian tidur. Tadi kecapekan habis main."

Zaid mengangguk lagi. Merasa tidak akan ada lagi yang Zaid bicarakan, Keisya pamit untuk segera mengantarkan makanan ke rumah yang berada di sebelah kediaman mereka. Meskipun tau mereka hidup di kawasan perumahan elite, tapi tetangga Keisya juga tidak tersinggung ketika wanita itu berbagi makanan. Hanya saja pada awalnya memang  ada beberapa tetangga yang memarahi Keisya karena merasa direndahkan. Namun, wanita itu dengan lembut menjelaskan.

KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]Where stories live. Discover now