Bagian Dua Sembilan | Ayo Mati Bersama

24.7K 1.9K 137
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Ahad, 20 September 2020
Republish: Selasa, 17 Mei 2022

***

Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Follow Ig aku: ayusumbari

Bagian 29 | Ayo Mati Bersama

()()()

Zaid menatap wajah Keisya yang terlihat damai dalam tidurnya. Laki-laki itu mengelus kepala Keisya lembut, air matanya juga mengalir begitu saja. Zaid sama sekali tidak membenci Keisya atau memandang negatif istrinya, justru Zaid merasa kecewa dengan dirinya sendiri. Bukan Keisya yang gagal menjadi istri, tapidia lah yang gagal menjadi suami. Zaid gagal membahagiakan istrinya, dia gagal menjaga istrinya. Dia yang membuat Keisya seperti sekarang. Frans membencinya namun Keisya yang harus menanggung kebencian Frans terhadapnya.

"Maaf, Sya. Maafin aku yang gagal jaga kamu, maafin aku yang nggak bisa lindungin kamu. Kamu selalu ada buat aku walaupun dulu aku nggak pernah anggap kamu, tapi aku? Bahkan di saat aku cinta sama kamu, aku tetep aja nggak bisa lindungin kamu."

Zaid mengelus pipi Keisya yang ada bekas cakaran di sana, lagi-lagi air matanya luruh. Dia juga melihat sudut bibir Keisya dan ada darah kering menandakan jika kemaren Keisya menggigit bibirnya sendiri. Zaid mencoba menahan isakan, dia mendekatkan tubuhnya ke arah Keisya dan memeluk sang istri erat. Kata-kata Keisya semalam benar-benar membuat hancur hatinya, mematahkan setiap harapan indah yang sudah dia imajinasikan sebelumnya.

Kata-kata perceraian sebelum ini tak pernah terucap dari bibir keduanya. Meskipun menikah bukan atas dasar cinta, tapi sekali pun baik dirinya atau Keisya tidak pernah mengatakan kata itu selama lima tahun rumah tangga mereka. Namun, semalam Keisya mengatakannya. Meminta cerai dengan begitu lantang dan itu berhasil membuat Zaid luluh lantak.

Zaid menunduk ketika ada gerakan dari Keisya. Wanita itu terlihat mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu menatap Zaid. Cukup lama keduanya terdiam, menyampaikan rasa melalui tatapan sebelum akhirnya Keisya duduk dan menjauh.

"Sya?"

"Jangan! Jangan dekati aku! Pergi!"

Zaid tetap mengukir senyuman dengan bibir bergetar, dia mencoba mendekat ke arah Keisya, tapi wanita itu semakin menjauh. Zaid menundukkan kepalanya, laki-laki itu kembali terisak. Anggap saja dia terlalu lemah, tapi Zaid benar-benar tidak kuat melihat Keisya seperti ini. Hatinya yang beku sempat mencair, lalu sekarang dibuat hancur. Dia selalu saja tidak bisa bahagia bersama orang-orang yang dia cintai, tidak ada yang ditakdirkan untuknya bahkan istrinya sekali pun.

Keisya yang selama ini selalu mengukir senyuman indah walau hatinya patah, tetap bertahan walau menanggung luka. Namun, sekarang Keisya sendiri terjebak dalam kegelapan yang merenggut semua hal manis dari wanita itu. Keisya hancur dan Zaid juga. Frans berhasil menghancurkan keduanya.

"Ja-jangan menangis untukku."

Zaid mengangkat pandangan, menatap Keisya yang meliriknya kasihan. Wanita itu tetap menjaga jarak seolah dirinya juga membawa ancaman untuk sang wanita.

"Aku mencintaimu, Sya—"

"Tidak boleh!" Keisya memotong. Matanya bergerak gelisah meneliti setiap sudut ruangan, lalu kembali berakhir menatap mata suaminya. "Aku kotor! Jangan cintai aku." Keisya melanjutkan.

KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]Where stories live. Discover now