Bagian Sembilan| Pesta (a)

33.3K 3.2K 129
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Kamis, 18 Juni 2020
Republish: Rabu, 09 Maret 2022

***

Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Bagian 9 | Pesta (a)

()()()

Sesuai permintaan Zaid untuk mengajaknya ke pesta dan Keisya setuju. Maka di sinilah Keisya sekarang. Di sebuah mall untuk membeli baju, hijab, sepatu dan juga tas. Itu sama sekali bukan keinginan Keisya, tapi kehendak sekaligus perintah sang suami. Katanya dia ingin Keisya tampil lebih modis dan juga cantik, dia tidak ingin ada yang menganggap Keisya rendah atau pun tidak cocok dengannya. Karena dulu jika pesta, Zaid mengajak Sarah yang memang wanita modern berbeda dengan Keisya yang lebih sederhana dan agamis.

Keisya menghela napas lelah. Ini sudah kali kelima Zaid memintanya untuk mencoba baju yang laki-laki itu pilih, tapi belum ada satu pun yang dia anggap cocok untuk wanita bermata bening tersebut. Keisya duduk ketika Zaid kembali berdiri dan memilah baju-baju islami yang diperlihatkan oleh karyawan mall, sedangkan Berlian ikut memilih baju bersama sang Abi. Kali ini Zaid menghampiri Keisya dengan baju putih yang ada beberapa hiasan di pinggangnya. Tidak terlalu mencolok, sederhana dan cukup cantik. Zaid kembali meminta Keisya untuk memasuki ruang ganti, tapi sang istri tidak bergerak seinchi pun dari tempat duduknya bahkan ketika Zaid menarik tangan Keisya.

"Sya, ini yang terakhir." Zaid kembali menarik tangan Keisya untuk berdiri, tapi nihil.

"Keisya capek, Kak."

"Ini yang terakhir, aku janji." Zaid kembali merayu.

Keisya menggeleng lemah. Kakinya benar-benar terasa lemas seperti jelly membuatnya tidak kuat berjalan. Tubuhnya juga sudah berkeringat dan bibirnya pucat. Namun, mungkin Zaid tidak menyadari hal itu. Keisya terpekik ketika Zaid menggendongnya dan membawa wanita itu ke kamar ganti tanpa memperdulikan tatapan heran para pelanggan lainnya.

"Kalau kamu capek biar aku aja yang gantiin." Zaid berucap tidak acuh, lalu masuk ke dalam salah satu bilik.

"KAK ZAID, MALU!"

***

"Kamu cantik sekali, Sya."

Keisya mendengkus tak peduli ketika Zaid memujinya. Malam ini Keisya sudah siap dengan baju bewarna gold dan hijab pashmina bewarna cream. Akhirnya pilihan Zaid juga jatuh pada baju yang pertama kali Keisya pakai, tapi laki-laki itu sengaja memintanya memilih baju lain untuk membuatnya capek saja. Jika Keisya memakai baju bewarna gold, maka Zaid dan Berlian juga sama. Ternyata dari awal, Zaid dan Berlian sudah memilih baju untuk mereka dan Keisya, tapi hanya untuk mengusili Keisya mereka seolah bingung juga. Keisya bertekad pada dirinya sendiri setelah ini Berlian harus lebih sering dengannya agar tidak diajari hal-hal aneh lagi oleh sang Abi.

"Ah rasanya aku gak pengen nunjukin kecantikan kamu sama laki-laki lain, Sya. Gimana kalau kita tidak jadi pergi saja?"

Zaid kembali mengoceh. Keisya juga tampak abai.

"Kamu masih marah, Sya? Ululululu gemesh banget istri Muhammad Zaid Aska ini. Sini-sini aku cium biar nggak marah lagi." Zaid mendekatkan wajahnya ke arah Keisya yang dihadiahi penolakan dengan Keisya menutupi wajahnya menggunakan tangan harum sang istri.

KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum