Bagian Dua Empat | Gelisah

24.1K 2K 87
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Ahad, 06 September 2020.
Republish: Ahad, 17 April 2022

***

Selamat membaca cerita Keisya dan Zaid.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Ig: ayusumbari

Bagian 24 | Gelisah

()()()

Zaid mengelus kepala Keisya lembut setelah menyuapi sang istri dan memberikan obat. Matanya tidak berhenti menatap wajah pucat Keisya yang tampak semakin tirus. Laki-laki itu mengukir senyuman manis ketika Keisya menatapnya tak paham, dia mengecup pipi Keisya sekali dan kembali tersenyum. Ada rasa yang tidak bisa dia jelaskan. Jauh di lubuk hatinya, ada rasa takut akan kehilangan sosok istri sempurna seperti Keisya Zahara Anggia. Juga ada rasa bersalah, penyesalan yang menambah beban Zaid menjalani hidupnya. Setiap kali melihat Keisya, dia bersyukur karena Keisya masih ada di sampingnya. Namun, terkadang ketika melihat Keisya dia merasa bersalah karena sudah menyakiti sosok rapuh itu berulang kali.

Keisya yang dari tadi ditatap mengernyit heran, dia menyentuh kepala Zaid dengan tangannya. Suhu tubuh Zaid normal, suaminya tidak sedang sakit. Lalu, apa alasan Zaid menatapnya seperti itu?

"Sya." Zaid memanggil.

Keisya meluruskan pandangan, menatap tepat di mata laki-laki tercintanya. Sang suami masih mengukir senyuman, tapi terlihat hampa.

"Aku takut, Sya."

Dahi Keisya semakin mengkerut. Apa lagi yang Zaid takutkan?

"Kak Zaid kenapa?"

"Gak tau, Sya. Rasanya aku khawatir, aku gelisah, aku takut. Aku bener-bener nggak siap kalau kehilangan kamu, Sya." Zaid berkata jujur.

Akhir-akhir ini dia memang merasa gelisah dan sangat cemas. Walaupun operasi Keisya akan dilakukan minggu depan, tapi Zaid tidak bisa tenang. Entah ini hanya sekedar paranoid atau memang ada hal lain yang akan terjadi. Zaid mendongak ketika Keisya menggenggam tangannya. Dia menatap sang istri yang tersenyum dengan bibir pucat.

"Kak Zaid, Kakak nggak usah khawatir, nggak usah cemas. Kak Zaid rajin-rajin berdzikir, sholawat, baca Al-Qur'an agar hati Kak Zaid tenang. Aku nggak papa kok, Kak. Lagian operasinya akan dilakukan minggu depan, sebentar lagi insyaallah Keisya bisa sembuh. Kak Zaid doain Keisya, ya? Doain Axe Abi juga."

Zaid mengangguk, perasaannya lebih tenang. Dia lebih mendekat ke arah Keisya dan memeluk sang istri. Keisya menyambut pelukan itu hangat dengan senyuman tipis.

"Maaf, Sya. Maafin aku yang nggak bisa lakuin apa-apa untuk kamu. Aku cuman bisa ngasih kamu semangat dan nggak lebih dari itu. Bahkan kesembuhan kamu itu karena Axe, kalau nggak ada dia, aku nggak tau harus lakuin apa."

Keisya melepaskan pelukannya, dia memandang wajah sendu Zaid.

"Aku ngerasa nggak berguna buat kamu, Sya. Aku nggak bisa bantu apa-apa, aku nggak bisa bahagiain kamu. Sya, aku minta maaf. Maaf karena aku yang lemah untuk menolong kamu."

Keisya tersenyum kecil, dia mengelus lembut pipi Zaid dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya masih menggenggam tangan Zaid.

KEISYA (Tolong, Cintai Aku Juga) [End]Where stories live. Discover now