BAB 3

45.9K 9K 3.6K
                                    


1 kilo meter dari kos-kosan milik mami Hyunsuk, dua laki-laki itu duduk di sebuah taman. Keduanya diam dengan keheningan malam saat itu.

"Gimana, rencana awal sukses?" tanya laki-laki bermasker hitam, sebuah topi menutupi wajahnya.

"Banget, mereka sampe ketakutan," ujar laki-laki berjaket itu. "Tapi yang paling lucu si Hyunsuk, haha...."

"Bagus," kata laki-laki bermasker. "Tapi gue rasa lo cepetan balik ke sana, lo bisa dicurigai."

"Santai, sebelum ke sini gue bilang ke mereka gue mau tidur, terus gue kunci kamar, pinter kan gue?"

"Tetep aja, pulang sana."

"Iya-iya!" sahut laki-lali berjaket itu setengah cemberut, kemudian segera beranjak pergi.




































Asahi menatap punggung Jaehyuk yang berjalan dengan penuh semangat di depannya. Meninggalkan Asahi yang berjalan dengan lamban dan terkesan malas.

"Cepetan Ash! Ntar gak kebagian bangku!" teriak Jaehyuk.

"Duluan aja," kata Asahi.

Jaehyuk melengos lalu meninggalkan Asahi begitu saja.

Asahi menggeleng lalu melanjutkan jalannya dengan malas. Jaehyuk masih saja bertingkah seperti anak SMP yang takut tidak kebagian bangku di hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang.

Tahun ajaran baru sudah dimulai, semester 5; Yoshi, Junkyu, Jihoon dan Hyunsuk, ke empatnya mengambil jurusan yang sama, yaitu Hukum. Sementara Mashiho, Jaehyuk dan Asahi yang sudah masuk semester 3 mengambil jurusan yang sama yaitu Ekonomi. Sisa anak kos-kosan Hyunsuk masih SMA dan Junghwan kelas 9 SMP.

Kampus masih sepi, hanya ada beberapa orang yang baru datang seperti Hyunsuk, Jihoon, Yoshi, Junkyu, Asahi, Mashiho, Jaehyuk dan beberapa mahasiswa lainnya dari fakultas lain.

Ketika Asahi akan menapaki tangga yang akan membawanya ke lantai dua, dia tidak sengaja melihat Hyunsuk, Jihoon dan Junkyu yang duduk di taman fakultasnya sambil mengobrol dengan serius, tidak ada Yoshi di sana.

Iseng-iseng Asahi memotret ketiga temannya itu dengan kamera ponsel. Fyi, Asahi memang suka memotret seseorang secara candid, katanya aesthetic dilihat.

Asahi memandang potret ketiga temannya itu beberapa saat sebelum kemudian menyurukkan ponselnya ke kantong jaket.

Tidak menyadari bahwa ada seseorang dari jarak 15 meter darinya ikut memotret ke tiga temannya dengan senyum smirk.

"Ash!" panggil seseorang dari belakang punggung Asahi.

Asahi menoleh dan melihat Yoshi mendekat ke arahnya.

"Lo bawa pulpen lebih gak?" tanya Yoshi.

"Emang kenapa?" Asahi balik bertanya seraya meronggoh tas hitam mini-nya.

"Gue gak bawa, lupa masukin ke tas semalam," jawab Yoshi sambil terkekeh.

"Nih."

Asahi menyodorkan pulpennya pada Yoshi.

"Thanks, ya," kata Yoshi seraya menepuk punggung Asahi.

"Balikin jangan diambil," pesan Asahi.

Yoshi tertawa.

"Iya elah santai," katanya. "Btw, lo foto diem-diem mereka bertiga, ya?" tanya Yoshi lagi sambil menunjuk Jihoon, Junkyu dan Hyunsuk, padahal dia hampir berjalan pergi.

Asahi mematung, dan Yoshi sudah tahu jawabannya hanya dengan melihat gelagat Asahi.

"Saran gue jangan biasain diri candid orang, ntar dikira sasaeng fans lho," canda Yoshi sebelum berjalan pergi.
































"Dari mana aja Ash lama amat nyampenya?! Untung gue cepetan datang ke sini! Jadi dapet deh spot paling mantap!" teriak Jaehyuk dari bangku paling pojok, di sisi kanannya terdapat jendela yang mengarah ke taman fakultas dan lapangan kampus.

"Tadi ketemu Yoshi," jawab Asahi seraya berjalan ke arah Jaehyuk dengan malas, lalu duduk di bangku depan Jaehyuk.

"Nih." Asahi mengembalikan ponsel Jaehyuk yang dia ambil dari kantong jaketnya.

Jaehyuk juga mengembalikan ponsel Asahi.

Bagaimana bisa ponsel mereka tertukar? Hanya mereka berdua yang tahu.



















Unknow:
Wah, ngobrol apaan kalian bertiga? Keliatan seru bngt yah 😈

Tapi jangan terlalu kesenangan, karena gue akan segera bikin tawa bahagia kalian hilang secepatnya!








"Shit! Peneror itu ngikutin kita!" teriak Hyunsuk geram saat tiba di kelas mereka.

Peneror itu mengirim foto berisi potret mereka bertiga yang duduk di taman fakultas ke nomor Hyunsuk.

"Kayanya kita benar-benar harus turun tangan cari tahu oknum dibalik peneror ini," ujar Jihoon, satu tangannya berkacak pinggang satunya lagi dia gigit-gigit jarinya.

"Didiemin bukannya berhenti malah makin ngelunjak!"

Junkyu hanya duduk diam di bangku.

"Bangsat! Nomornya gak bisa terlacak lagi!" Hyunsuk mengerang frustasi seraya melempar asal ponselnya yang mahal itu.

Beberapa mahasiswa meliriknya aneh.

"APA?! NGGAK USAH LIAT-LIAT GUE KAYA GITU BANGSAT!" teriaknya penuh amarah.

"Udah, Ncuk jangan marah-marah gitu," tegur Jihoon namun Hyunsuk tidak peduli.

"Ada apa? Kenapa Hyunsuk marah-marah?"

Jihoon menoleh ke arah Yoshi yang baru saja datang.

"Peneror itu ngirim pesan teror lagi," kata Jihoon sembari memperlihatkan pesan serta foto berisi mereka bertiga minus Yoshi.

Yoshi melotot tidak percaya, pasalnya jarak shot foto itu sama persis dengan jarak Asahi ketika memotret mereka bertiga.

Tapi tidak mungkin peneror itu adalah Asahi...

"Gak mungkin..." lirih Yoshi.

"Gak mungkin apa, Yos?" tanya Junkyu.

"Tadi gue liat Asahi motoin kalian...."






























"ASAHI? BAWA GUE KE KELASNYA!"



































"HYUNSUK JANGAN GEGABAH WOI!"

Sayangnya, Hyunsuk yang sudah dikuasai amarah kini memelesat menuju kelas Asahi. Tak menghiraukan panggilan Jihoon.



***

Asahi?

Revenge | TREASUREМесто, где живут истории. Откройте их для себя