BAB 24

31K 7K 3K
                                    

Part kali ini masih seputar kematian Yoshi ya yeorobun, jadi saya sarankan play PRAY - KANG atau APOLOGY - iKON.
























"Bin, kalo gue gak sempat ngasih tau rahasia gue selama ini ke teman-teman gue, tolong lo kasih tau ke mereka, ya."

Yoonbin jatuh berlutut di trotoar, hatinya seketika sesak melihat langsung sahabatnya merenggut nyawanya dalam tabrakan tragis.

Pemuda itu ingin menangis, tetapi air matanya tak sanggup keluar, dan merasa sesak tapi tidak bisa mengeluarkan air mata rupanya jauh lebih menyiksa baginya daripada menangis meraung-raung.

Ada Yeonjun di sampingnya, berdiri kaku tak sanggup berkata-kata. Netra matanya berwarna jingga gelap karena melihat api dan asap hitam yang keluar dari mobil yang dikendarai Yoshi.

Yoonbin meminta Yeonjun untuk menyusul Yoshi karena dia khawatir pada sahabatnya itu, dan rasa khawatirnya berubah menjadi rasa takut setelah melihat tabrakan tragis itu.

"Jun..." lirih Yoonbin.

"Tolong bilang lo bisa nyelamatin Yoshi, tolong...."

Yeonjun menunduk, menggeleng pertanda dia tidak bisa mengubah takdir yang memang sudah seharusnya dialami Yoshi.

"Misinya hari itu gagal," gumam Yeonjun. "Seandainya hari itu Yoshi gak ketahuan... mungkin sekarang dia masih hidup."

"Tolong langsung ke intinya, Jun," kata Yoonbin.

Yeonjun menghela napas.

"Yoshi berambisi buat lindungin teman-temannya meskipun harus korbanin nyawanya sendiri, karena dia udah gak punya siapa-siapa lagi selain teman-temannya itu. Lo tau, kan, dia yatim? Yoshi ngerasa ikhlas kalo dia mati demi temannya," ujar Yeonjun. "Dia udah pasrah sama takdirnya, makanya gue juga kesulitan buat undur kematiannya."

"Hari itu Yoshi berhasil cegah Jihoon pergi tapi dia ketahuan masukin obat sakit perut ke masakan Jihoon, makanya misinya gagal dan insiden yang dia lihat dalam mimpinya itu keulang hari ini," tambah Yeonjun. "Untuk menyelamatkan nyawa seseorang, harus ada nyawa lain yang berkorban."

"Itu berarti, Yoshi nyembunyiin kesedihannya sendirian selama ini?" lirih Yoonbin. "Gue juga sahabatnya, kenapa dia gak pernah cerita sama gue?"

"Nggak semua orang bisa terbuka tentang masalahnya sama orang lain, Bin. Orang yang kelihatan bahagia belum tentu mereka benar-benar bahagia dan bebas dari kekangan hidup. Mimik kebahagiaan yang mereka perlihatkan cuma peralihannya dari rasa kesedihannya supaya orang-orang gak khawatirin mereka," tutur Yeonjun.

"Itu juga yang dilakuin Yoshi selama ini, bahkan sebelum teror ada."

"Kenapa orang baik selalu cepat mati, Jun? Kenapa?" Yoonbin berkata sendu.

Yeonjun berjongkok dan menepuk pundak Yoonbin dua kali.

"Kita mungkin ngerasa sayang sama Yoshi, Bin. Tapi rasa sayang Tuhan ke dia lebih besar."

Perkataan Yoonbin itu tambah membuat dada Yoonbin sesak. Dia merasa gagal jadi sahabat terbaik Yoshi karena tidak pernah memperhatikan kondisi batin Yoshi, sebab secara fisik Yoshi terlihat baik-baik saja.

Rupanya....

"Kita harus belajar ikhlasin dia, Bin. Yang utama sekarang, kita lanjutin misi Yoshi."

Yoonbin mengepalkan kedua tinjunya.

"Itu udah pasti, Jun!" Yoonbin berkata geram. "Gue bakal nemuin peneror itu dan bunuh dia dengan tangan gue sendiri!"

Yeonjun mengangguk.





































Revenge | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang