BAB 11

33.4K 7.4K 5.2K
                                    


Ketika mereka tiba di perpustakaan, ternyata pintunya masih terkunci. Untungnya jendela di perpustakaan itu cukup rendah sehingga mereka bisa menyabotase jendela tersebut.

Dug!

Jihoon menyingkap jendela itu ke atas.

"Lo duluan, Bang," kata Junkyu.

Jihoon mengangguk dan bergegas memanjat ke jendela, dan melompat masuk ke dalam. Setelah itu Junkyu menyusul dengan sedikit kesulitan karena bahunya yang agak lebar.

Kini keduanya mulai mencari-cari clue kedua.

Tapi pertanyaannya, apakah clue kedua masih dalam bentuk kertas atau benda lain?

"Coba lo cari di rak, Jun. Gue cari di laci meja," instruksi Jihoon.

Mereka terus mencari dengan terburu-buru.

Junkyu mencari di setiap rak buku, bahkan dia mencari di sela-sela buku juga. Sepertinya ini akan memakan waktu lama karena rak buku ada banyak.

Di sisi lain Jihoon juga sedikit kelelahan karena meja baca ada banyak.

Bahkan ketika suasana di luar sana mulai terdengar bising, tanda bahwa beberapa mahasiswi mulai berdatangan, keduanya masih belum menemukan clue tersebut.

"Gak ada," lirih Junkyu, wajahnya terlihat penat dan keringat membanjiri jidatnya.

"Lo udah cari di sana?" tanya Jihoon, menunjuk ke rak yang berukuran raksasa.

"Belum," sahut Junkyu.

"Yoklah cari bareng."

Jihoon mengambil tangga yang ada di sana dan Junkyu menapaki tangga itu, mulai mencari clue di rak paling teratas, sementara Jihoon mencari di bagian bawah.

Setelah beberapa saat mencari, akhirnya Junkyu menemukan sesuatu yang mirip clue.

Hanya saja kali ini clue itu bukan dalam bentuk kertas melainkan kain putih, seperti lap tangan. Junkyu melihat kain itu terselip di antara buku Filosofi dan Peta Dunia.

"Bang, gue dapet sesuatu," kata Junkyu seraya menuruni tangga.

Setibanya di bawah, dia merentangkan kain yang terlipat itu ke lantai.

Mulut Jihoon dan Junkyu sontak membulat membaca petunjuk yang ada di dalam sana. Tulisannya ditulis dengan tinta warna merah pekat yang mirip darah.

- Tinggal sekosan bareng kalian
- Dia mungkin lucu tapi sebenarnya iblis
- Dia yang kalian anggap keluarga

Sekarang, hubungkan dengan clue pertama.

Seperti diperintahkan, Junkyu merentangkan clue pertama ke samping kain, mereka membaca dengan teliti maksud dari dua clue itu, sampai satu nama terlintas di benak Junkyu.

"Tinggi di atas 170 cm, jago gambar, tertutup, pirang, tinggal di asrama bareng kita.... A-asahi?" Junkyu yang bertanya dengan ragu seraya menatap Jihoon.

Jihoon menggeleng tidak percaya.

"Gak mungkin, Jun..." katanya.

"Tapi ada benarnya juga, Bang. Coba lo hubungkan sama kejadian pas teror foto kita bertiga? Asahi motoin kita! Itu maksud dia apaan coba?"

Jihoon masih tidak bisa percaya.

"Tapi clue kedua bilang dia lucu, mungkin maksudnya cute, dan menurut gue Asahi gak terlalu cute, Jun," dalih Jihoon.

Revenge | TREASUREWhere stories live. Discover now