BAB 4

41.4K 8.7K 2.7K
                                    


"ASAHI! ASAHI! KELUAR LO!"

Hyunsuk berteriak-teriak dari luar kelas anak Ekonomi.

Asahi, Jaehyuk dan Mashiho yang ada di dalam sana sambil mengobrol kontan kaget dan berdiri dari bangku mereka.

Hyunsuk masuk ke dalam kelas mereka dengan raut wajah marah, dada laki-laki itu naik turun karena pernapasannya yang tidak teratur.

Hyunsuk menghampiri Asahi dan langsung melayangkan tinjunya, menyebabkan Asahi ambruk ke lantai. Lalu Hyunsuk menarik kerah baju Asahi yang terlapis jaket dan menarik paksa Asahi untuk berdiri.

Jaehyuk serta Mashiho yang melihat tindakan Hyunsuk segera mendekat dan mencoba memisahkan Hyunsuk dari Asahi, beberapa mahasiswi berteriak histeris beberapa lagi langsung menyisihkan diri.

"BANG! LO KENAPA SIH?! KENAPA TIBA-TIBA NYERANG ASAHI?!" teriak Jaehyuk yang mendadak emosi melihat tindakan Hyunsuk tadi.

Hyunsuk memberi tatapan tajam pada Jaehyuk.

"LO NGGAK USAH BELAIN DIA! LO TAU? DIA YANG UDAH NEROR GUE, JIHOON SAMA JUNKYU!"

"AP-"

BUGH!

"HYUNSUK!"

Jihoon, Junkyu dan Yoshi datang dan dengan cepat menarik Hyunsuk, lebih tepatnya Jihoon yang langsung memeluk badan kurus Hyunsuk dengan penuh tenaga agar Hyunsuk tidak bertindak kasar lagi. Karena jujur saja Hyunsuk jika marah badannya akan seperti belut, licin dan susah dikendalikan.

"LEPASIN GUE, TOLOL! LO MAU GUE TONJOK HAH?!" Hyunsuk yang berusaha memberontak.

Namun Jihoon semakin menguatkan pelukannya.

"BENTAR-BENTAR! INI MASALAHNYA APA SEBENARNYA?!" teriak Jaehyuk lagi yang benar-benar bingung dengan tindakan Hyunsuk tadi.

"ASAHI SI PENEROR DI BALIK PESAN-PESAN ITU!" balas Hyunsuk masih dengan amarah yang tidak bisa dikendalikannya.

"Bentar dulu, Bang. Gue cuma bilang Asahi motoin kalian, tapi belum tentu Asahi yang ngirim pesan teror itu," kata Yoshi akhirnya, sejak tadi dia tidak punya kesempatan untuk berbicara karena Hyunsuk yang sudah memelesat duluan.

Hyunsuk masih tidak bisa tenang, kini dia benar-benar sudah sangat curiga pada Asahi, padahal dia tidak punya bukti kuat atas rasa curiganya pada Asahi.

"Ash, gue boleh liat hape lo yang lo pake fotoin mereka tadi, gak?" tanya Yoshi mendekati Asahi.

"Itu bukan hape gue," kata Asahi. "Punya Jaehyuk."

"Jadi, itu bukan hape lo?" Yoshi kini beralih pada Jaehyuk. "Boleh liat hape lo?"

Jaehyuk mengangguk bingung, tapi kemudian menyambar ponselnya yang dia taruh di meja dan memberikannya pada Yoshi.

Yoshi segera membuka galeri karena Jaehyuk tidak memasankan keamanan seperti pin, pola atau kata sandi pada ponselnya jadi Yoshi bisa membukanya dengan mudah.

Setelah mendapat gambar yang dicarinya, Yoshi membandingkan foto yang di galeri ponsel Jaehyuk dengan foto yang dikirim peneror tersebut.

"Arah dan shot gambarnya beda..." kata Yoshi pelan. "Gambar yang di hape Jaehyuk ini berjarak lebih dekat dari kalian semntara yang dikirim peneror itu seperti diambil dari atas...."

Penjelasan itu membuat Hyunsuk bungkam.

Astaga....

Jihoon merasakan badan Hyunsuk yang tadinya kaku dan tegang kini mulai lemas.

"Bangsat!" umpat Hyunsuk marah dan rasa menyesal yang bercampur aduk.

Dia melirik Asahi yang kini duduk menunduk di bangku laki-laki itu.

Dengan perasaan campur aduk, Hyunsuk meminta Jihoon melepaskannya.

Hyunsuk kemudian melangkah pergi meninggalkan teman-temannya yang lain.

"Jadi maksudnya terjadi kesalahpahaman?!" tanya Jaehyuk.

Yoshi menangguk kikuk, jujur dia merasa bersalah karena gara-gara celetukannya tadi tentang Asahi yang memotret Jihoon, Hyunsuk dan Junkyu menyebabkan Hyunsuk marah besar dan malah langsung melampiaskan kemarahannya pada Asahi.

"Dan Bang Hyunsuk pergi gitu aja tanpa minta maaf sama Asahi?! Berengsek!" umpat Jaehyuk yang terlihat marah.

Padahal yang marah-marah seharusnya Asahi, namun Asahi justru diam saja seolah tidak terjadi apa-apa barusan.




































"Lo yakin rencana lo bakal berhasil?"

"Yakin, percaya sama gue."

"Tapi tadi--"

"Sttt ada yang mendekat, sembunyi."


































"Enak ya nonjok orang sesukanya, bukannya minta maaf malah langsung pergi gitu aja kaya ngerasa gak bersalah."

Hyunsuk yang duduk di sofa ruang tamu sore itu melirik Jaehyuk yang melewati ruang tamu menuju kamar laki-laki itu.

Hyunsuk tidak bodoh, dia paham betul sindiran Jaehyuk tadi ditujukan padanya. Tapi Hyunsuk memilih diam.

Dia tahu dia salah, dan dia malu.

Dia ingin meminta maaf pada Asahi karena kecerobohannya tadi, tapi dia merasa malu, juga gengsi.

Lagian gue bego banget sih main nonjok gitu aja!

Semua ini gara-gara si peneror sialan itu! Awas aja kalo gue dapat lu gue ga bakal kasih ampun!

Kira-kira begitulah isi pikiran Hyunsuk beberapa menit setelah memukul Asahi. Sepanjang mata kuliah pun laki-laki itu tidak bisa fokus pada materi presentasi yang ditampilkan oleh teman-temannya.

Minta maaf ga ya? Tapi malu njir! Gue juga gak tau mau ngomongnya gimana...

Di saat kalang kabut begitu biasanya Hyunsuk meminta bantuan Jihoon atau Yoshi, tapi Jihoon malah mendiamkannya, juga Yoshi yang mendadak canggung padanya.

Kalau begini, Hyunsuk jadi tambah merasa bingung harus berbuat apa.


































"Bang."





Hyunsuk menegang, suara itu mirip suara Asahi.




"Maaf," katanya.

***

Makin ga nyambung ga sih? Lanjut apa nggak ya?

Revenge | TREASUREOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz