Part 22 - Jealousy

125 10 0
                                    




Emma menyentuh bandul kalungnya sambil bersenandung. Sudah menjadi kebiasaannya memegang bandul kalungnya, ia memegang dan memutar-mutar bandulnya pelan. Tiba-tiba ia menarik nafas dan menahannya, tampak terkejut akan sesuatu.

Wolfy: "Emma? Kenapa?" Emma buru-buru menghembuskan nafasnya dan menggeleng.

Dalam penglihatannya, Emma melihat dirinya sendiri yang terluka parah di bagian perut dan seseorang yang terpental saat mencoba mencekiknya. 'Apa itu yang kulihat?!' Emma meraba bagian perutnya, namun perutnya baik-baik saja. Ekspresinya yang kebingungan sekaligus terkejut membuat Wolfy menjadi curiga Emma telah melihat sesuatu.

'Ada sesuatu yang aneh dengan Emma. Dia tampak terkejut dengan sesuatu. Apa dia mengingat kejadian lama? Apakah itu mungkin?' Wolfy mengirim message di grup.

Gaia: "Oh ya?! Aku akan cari tahu nanti dengan menanyainya." Gaia segera membalas setelah membaca message itu.

Mereka berpisah di depan lobby apartemen Emma, Ia berpamitan dengan Wolfy dan segera masuk ke apartemen. Malam itu Emma tak bisa tidur karena berpikir keras apa yang ia lihat dalam penglihatannya saat di bus. Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, ia menyerah berusaha tidur dan berjalan mengelilingi kolam renang. Dua cahaya hijau mendekatinya tanpa ia sadari saat ia duduk di samping kolam. Itulah hal terakhir yang ia ingat sebelum demon mengambil alih tubuhnya.

--------------------------------------------------------------------------------------

Emma sudah di kepung oleh beberapa orang, ia mendengar suara beberapa orang berteriak berdebat. Ia mengenali suara itu, namun tak bisa melihat dengan jelas siapa yang berada di sekitarnya. Ia berusaha menggerakkan tubuhnya namun tak bisa. Emma berusaha mengedipkan matanya perlahan namun tak berhasil. Ia terus berusaha menggerakkan tubuh dan mengedipkan matanya di tengah-tengah keributan yang ia dengar.

Emma merasakan emosinya yang meningkat dan kemarahannya yang tak bisa ia kendalikan. Tubuhnya bergerak mengikuti hasratnya untuk membunuh pembuat keributan ini. Tubuhnya menangkap seseorang dan ia merasa puas saat mendengar jeritan tersiksa dari seseorang yang telah ia tangkap. Emma mencekik orang tersebut dengan tangan kanannya, perlahan ia merasakan kehangatan darah yang mengalir dari leher orang tersebut ke tangannya.

Ia merasakan banyak yang mendekatinya dan menahan tubuhnya agar tak bisa bergerak. Seorang human keeper mengeluarkan akar dari tanah dan akar itu mengelilingi pergelangan tangan Emma hingga ia tak bisa menggerakkannya. Ia kembali mencoba mengedipkan mata, dan kali ini ia berhasil. Ia mengedipkan matanya berkali-kali, dan penglihatannya perlahan menjadi jelas. Demon itu berhasil kabur dan keluar dari tubuh Emma.

Emma tampak kebingungan melihat begitu banyak orang yang tak ia kenali memegangi tubuhnya, ia melihat ke sekitarnya dengan bibir bergetar.

Emma: "Apa yang terjadi? Siapa kalian?"

Luna: "Akan kumusnahkan dia dan demon di dalamnya!" Luna berlari mendekati Emma.

Erebus: "No! No! Demon itu sudah keluar! Luna jangan!"

Dan kejadian itu terjadi begitu cepat. Luna mengeluarkan cakar tajamnya, berlari mendekati Emma dan mengoyak bagian perut Emma dengan cakarnya. Luna mencekik Emma dengan satu tangan. Saat itulah, bandul kalung Emma bersinar terang dan Luna terpental, akar yang melingkari pergelangan tangannya pun hancur. Luna terjatuh begitu keras di tanah berumput dan memuntahkan darah dari mulutnya.

Emma yang terkejut perlahan menundukkan kepalanya, melihat darah yang mengalir dari perutnya dan bajunya dipenuhi oleh darah. Kakinya terasa lemas dan sakit yang luar biasa itu membuatnya kehilangan kesadaran.

Wolfy: "Emma!!" Wolfy berlari dan menangkap tubuh Emma yang hampir terjatuh ke tanah.

Gaia: "Emma! Oh tidak!"

WOLFYWhere stories live. Discover now