Part 27 - The Inevitable Curse

119 10 0
                                    


Emma mengikuti mereka yang masuk ke dalam hutan elf sambil membawa beberapa elf dan werewolf yang terluka ke dalam. Sambil melayang, ia baru tersadar betapa indah hutan elf yang asri itu. Cahaya terang menyinari rumput hijau yang mengisi seluruh tanah, pepohonan dipenuhi lumut hijau sementara bunga-bunga bermekaran di padang rumput.

Emma yang melayang dapat melihat dengan jelas makhluk-makhluk yang bertengger di ranting dan di tanaman-tanaman yang ada di sana. Kura-kura dan belalang yang tubuhnya dipenuhi dengan lumut hijau, kupu-kupu dengan warna cerah, dan banyak hewan-hewan yang baru pertama kali ia lihat. Banyak elf kecil yang awalnya ia kira sebagai serangga beterbangan dengan sayap mungil mereka.

Sementara Erebus mempersiapkan untuk ritual, Chiron datang dan mengobati yang terluka. Diantaranya ada juga Luna yang terluka parah terbaring di tempat berbaring yang terbuat dari batu. Emma berkeliling melihat korban yang terluka saat melawan demon yang merasukinya.

Ia memandang ke sekitar, melihat mereka yang kesakitan dan terluka parah. Namun ia tak merasakan emosi kesedihan ataupun merasa bersalah. Saat ia masih melayang memperhatikan yang terluka, Erebus memanggilnya untuk memulai ritual.

Lilin-lilin api suci mengelilingi area ritual dan tubuh Emma diletakkan di tengah-tengahnya. Erebus mengangguk sambil menatap Emma untuk memberi tanda bahwa ia akan memulai ritualnya. Ia merapalkan sesuatu, tiba-tiba muncul prajurit yang mengelilingi lilin api suci, menjaga tempat itu dari demon dan jiwa-jiwa yang melayang tanpa arah di dunia.

Emma terkejut dengan kehadiran para prajurit yang begitu banyak mengelilingi area itu. Ia menatap sekitar, namun tampaknya yang bisa melihat itu hanya Emma dan Erebus.

Erebus: "Nah, sekarang perhatikan letak yang kutunjuk agar kau bisa masuk kembali ke dalam tubuhmu. Pusatkan dirimu ke area ini untuk masuk ke dalam."

Emma memandang letak yang ditunjuk Erebus dan segera mencobanya. Setelah percobaan ketiga, ia berhasil masuk ke dalam tubuhnya. Perlahan ia membuka matanya dan menoleh memandang Erebus sambil tersenyum tipis.

Wolfy: "Emma!"

Erebus: "Stop! Jangan masuk kesini sebelum ritual selesai." Erebus kembali merapalkan sesuatu untuk memulangkan para prajurit. Setelah para prajurit menghilang, ia pun mengangguk memberi isyarat kepada Wolfy.

Wolfy berlari mendekati Emma dan memeluk erat. Emma tersenyum sambil memeluk Wolfy yang begitu cemas. Gaia menyusul dan memeluk Emma.

Gaia: "Syukurlah kau kembali!"

Erebus: "Tugasku sudah selesai. Aku akan kembali ke tempatku. Harpy ayo kita pulang."

Beberapa elf dan salah satu werewolf tak bisa terselamatkan. Medina yang sedih dan marah mulai menyalahkan Emma atas terbunuhnya beberapa elf. Bram dan Ares mencoba untuk menenangkannya namun Medina semakin marah dan berteriak melampiaskan kemarahannya.

Emma: "Itu bukan kesalahanku. Demon itu yang membunuh mereka dengan meminjam tubuhku. Lagi pula kalian sendiri yang memutuskan untuk menyerangku, atas dasar apa kau menyalahkanku?" Wolfy memandang Emma dengan tatapan heran.

Ares: "Emma, biar kami yang mengurusnya." Ares mendekat dan berbisik kepada Emma. Medina yang mendengar pembelaan Emma semakin marah.

Medina: "Dia bahkan tidak merasa bersalah sedikit pun! Dasar keturunan demon!" Emosi Emma tiba-tiba memuncak mendengar perkataan Medina.

Emma: "Kau pikir kau hebat karna kau pelindung hutan dan bisa merendahkanku seperti ini?!" Emma berjalan mendekati Medina namun segera dihalangi beberapa pengawal Medina.

Emma mendorong mereka dan berusaha mendekati Medina. Wolfy dan Ares segera melerai dan menarik Emma mundur.

Wolfy: "Emma, Emma, stop."

WOLFYΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα