[B1] Comeback of the Abandoned Wife (废妻重生)

Chapter 39

Manfaat apa yang bisa aku dapatkan? (1)

Wu Qianqing tidak tahu bahwa saudara-saudaranya merencanakan untuk melawannya, tetapi apa yang mereka bicarakan adalah persis apa yang membuatnya khawatir: “Ruo, kamu bilang kamu akan membuat senjata dengan bahan pamanmu.  Tetapi bagaimana kita akan membuatnya ketika kita tidak memiliki bahan lain yang kompatibel?"

Sungguh menggetarkan bahwa ayah dan saudara-saudaranya marah karena rencana mereka gagal. Tapi setelah itu, dia khawatir tentang cara membuat senjata ajaib. Biasanya diperlukan banyak jenis bahan untuk membuat satu senjata ajaib dan masing-masing jenis bahan harus elemen yang sama atau kompatibel satu sama lain. Sekarang dia memiliki bahan saudaranya tetapi tidak memiliki bahan lain untuk membuat senjata magis tunggal, dia akan dihukum dengan sangat buruk karena curang.

"Ayah, jangan khawatir. Aku tahu apa yang aku lakukan." Wu Ruo menghiburnya.

Bagaimanapun, dia adalah orang yang dilahirkan kembali. Dia bisa mengadopsi metode yang digunakan Wu Qianjing untuk membuat senjata ajaib dengan bahan-bahan itu di kehidupan sebelumnya. Selain itu, bahan Hei Xuanyi luar biasa dan kompatibel dengan hampir semua jenis bahan. Karena itu, itu sama sekali bukan masalah.

Wu Qianqing tidak bisa membantu tetapi memperhatikan putranya yang cukup percaya diri.

Kembali di aula, dia ada di sana menyaksikan bagaimana putra bungsunya mencoba membujuk kakek untuk meminjam bahan dari saudara-saudaranya. Dia memperhatikan putranya berbeda hari ini. Dia telah banyak berubah sejak menikah. Dia tidak lagi bermain lemah di depan mereka. Dan dia tidak lagi sombong dan takut akan masalah.  Perubahan seperti itu adalah hal yang baik. Itu berarti dia telah tumbuh menjadi seorang pria yang bisa berpikir secara mandiri dan menghasilkan idenya sendiri, yang berarti bahwa tidak perlu baginya untuk mengkhawatirkan putranya setiap hari.

"Baik. Aku akan menyerahkan semuanya padamu kalau begitu.  Bagaimana menurutmu, nak?” Wu Qianqing bermaksud memeriksa apa yang mampu dilakukan putranya melalui ini. Bagaimanapun, putranya adalah setengah tuan dari Mansion Hei. Dia harus belajar bagaimana mengambil alih bisnis.

"Tidak masalah. Aku menyakinkanmu bahwa aku bisa menyelesaikan sesuatu.” Wu Ruo tersenyum pada Wu Qianqing.

Wu Qianqing senang dengan jawabannya. Dia berbisik kepada Wu Ruo ketika dia memandangi Shiyuan dan yang lainnya: "Aku mendengar mereka berkata kamu diintimidasi di Mansion Hei. Benarkah itu?”

"Ya itu." Wu Ruo memberi tahu ayahnya segalanya tentang Wu Da dan Wu Xiao.

Wu Qianqing sangat marah: "Dua tikus yang tidak tahu berterima kasih itu! Bagaimana mereka bisa membalas kebaikanmu dengan itu? Ruo, kamu tidak bisa membiarkan mereka kembali melayanimu lagi."

Wu Ruo sudah punya rencana untuk berurusan dengan saudara Wu. Karena itu dia tidak mengatakan apa-apa selain mengubah topik pembicaraan: "Ayah, bagaimana menurutmu tentang apa yang baru saja terjadi di aula?"

Wajah Wu Qianqing tenggelam dan dia kemudian melihat ke jalan di depan.

Karena dia telah mengindikasikan saudara-saudaranya untuk mengembalikan senjata ajaib, sikap mereka terhadapnya telah berubah dengan jelas. Mereka tidak lagi bersikap baik padanya seperti sebelumnya. Jelas bahwa mereka telah mengeluarkannya.

Dia menghabiskan malam bertanya-tanya apakah saudara-saudaranya tidak menyukainya karena dia kehilangan kekuatannya dan mereka menganggapnya sebagai beban. Tapi sikap mereka terhadapnya berubah begitu tiba-tiba. Itu tidak masuk akal.  Karena itu, ia curiga bahwa jika saudara-saudaranya mungkin tidak menyukainya sejak lama dan mereka hanya berpura-pura menyukainya selama bertahun-tahun.

Wu Qianqing tiba-tiba merasa sedih.  Karena kakeknya mengisyaratkan bahwa dia menginginkan Wu Qianqing sebagai pewarisnya baik karena disengaja atau tidak, ayahnya telah bersikap acuh tak acuh terhadapnya, seolah-olah dia mencuri posisi dari tangannya.

Sangat menyakitkan diperlakukan seperti ini oleh ayahnya sendiri. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa dia akan mencuri gelar pewaris dari ayahnya dan dia sama sekali tidak menginginkannya. Namun, ayahnya memperlakukan putranya sendiri sebagai musuh hanya karena gelar, yang sangat konyol. Dia dulu berpikir bahwa keempat saudaranya berbeda. Tetapi ternyata kenyataan bisa lebih kejam.

Memikirkan fakta bahwa saudara-saudaranya mencoba segala cara untuk 'meminjam' bahan-bahannya dan menolak untuk meminjamkannya kepada mereka, hati Wu Qianqing semakin tenggelam.  Dia memperlakukan mereka sebagai keluarganya tetapi mereka, sebaliknya, hanya menganggapnya sebagai musuh mereka.

Meskipun Wu Ruo tidak dapat membaca wajah ayahnya, dia dapat merasakan bahwa ayahnya sedang berduka karena dia mengetahui sisi sebenarnya dari saudara-saudaranya.  Dia menepuk bahu Wu Qianqing untuk menghiburnya.

Wu Qianqing, melihat putranya yang menunjukkan kekhawatiran, dengan cepat menyingkirkan kesedihannya dan memasang wajah tersenyum: “Aku akhirnya melihat kebenaran hari ini. Mari kita jatuhkan."

Mulai sekarang, yang perlu dia lakukan adalah merawat istri dan anak-anaknya dengan baik. Adapun ayahnya dan saudara-saudaranya, dia akan meninggalkan mereka sendirian. Senjata ajaib yang dipinjamkannya, diambil sebagai hadiah selamat tinggal yang dia dapatkan untuk mereka.

Ketika mereka kembali ke Halaman Shuqing, Wu Ruo melihat bahan yang dikirim keempat pamannya.

Ketika Wu Qianqing membiarkan Wu Ruo mengambil alih bahan, dia membuka gudang dan menyuruh Wu Ruo untuk memilih bahan yang tepat dari hadiah pertunangannya dan hadiah untuk membuat senjata ajaib.

"Nyonya, apakah ini hadiah pertunanganmu?" Shiyou yang membantu memilih bahan yang cocok bertanya tiba-tiba.

"Ya. Kenapa?" Wu Ruo berbalik untuk menatapnya.

Ayahnya bermaksud membiarkan dia membawa mereka ke keluarga Hei, tetapi karena dia tidak punya kesempatan untuk menggunakannya sekarang, dia hanya menyerahkan semuanya kepada ayahnya.

Shiyou menyerahkan sebuah kotak dengan ornamen batu giok ke Wu Ruo: "Tidak ada ornamen batu giok pada daftar yang kamu berikan kepadaku."

"Apakah kamu yakin?" Wu Ruo mengerutkan kening.