II

2.1K 193 18
                                    

_________________________

Desire
__________________________

Mark menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi di ruangan tempat kerjanya. Ia memijit pelan kening kepalanya yang terasa pusing seharian menatap layar komputer.

Sekarang sudah pukul tiga siang, dan hari ini pun ia kembali melewati jam makan sianganya. 

"Mark hyung?" Suara yang berasal dari arah pintu, yang langsung masuk tanpa mengetuk bahkan dipersilahkan, dan tak aneh lagi bagi Mark dengan sikap Jackson yang seperti itu terhadapnya.

"Kau tidak keluar dari ruanganmu?" Tanyanya kembali, dengan tatapan matanya yang melekat seolah mengintimidasi.

"Apa yang kusuruh sudah selesai kau kerjakan?" Mark justru balik bertanya dengan matanya yang memicing tajam. "Kau meragukan kemampuanku?" Jackson menyeringitkan alis, bahkan hampir mencibir. Mark hanya melempar senyum kearah Jackson.

"Hyung, aku boleh meminta sesuatu padamu?" Jackson mendekati Mark dengan tatapan serius, kini berdiri di hadapan Mark yang menatapnya heran.

"Asal jangan nyawaku." Jawab Mark asal, yang sejujurnya ingin melucu. Namun justru ditanggapi dengan serius oleh Jackson.

"Kau gila? Aku serius, ingin meminta tolong padamu." Jackson kembali menekankan kata-katanya.

"Iya apa?" Mark menatap lurus kearah Jackson dengan ekspresi dingin yang begitu khas.

Jackson yang awalnya ragu memberanikan diri berbicara tentang permintaannya.

"Aku punya saudara jauh dan baru saja menyelesaikan kuliahnya. Ibunya meminta padaku untuk mengajaknya bekerja. Tapi divisiku penuh hyung. Bisakah kau memberikan posisi di perusahaan ini atau tempatkan dia di lapangan juga tak apa. Nilai akademiknya cukup bagus dan dia terlihat pintar." Jelas Jackson, mencoba mendeskripsikan saudaranya itu.

"Kenapa kau tidak langsung membawa dia kebagian HRD saja, kenapa harus meminta kepadaku." Mark menyandarkan kembali tubuhnya pada punggung kursi, ia benar-benar terlihat lelah meski tak ia gambarkan di wajahnya.

"Lagi pula kau tau, aku tidak butuh yang hanya memiliki nilai tinggi dalam akademik. Namun keahliannya dan keterampilannya, Jack." Tegas Mark kembali, ia memejamkan mata sejenak dalam posisinya saat ini.

"Iya, aku paham kriteriamu hyung. Tapi setidaknya kau lihat dulu saja dia. Kalau memang tidak sesuai bisa kau keluarkan. Aku benar-benar tidak enak dengan ibunya."

Mark menghela napas lalu membuka kelopak matanya, kata-kata Jackson seolah seperti rengekan buatnya.

"Bawa CV - nya kesini, biar aku liat dulu." Ujar Mark datar,  matanya kembali fokus pada layar komputer di atas meja kerjanya.

"Siap boss!" Jackson sedikit berteriak dan Mark berjinjit kaget, hampir saja ia melemparkan barang yang ada dimeja untuk memukul kepala Jackson. Namun Jackson lebih cepat kabur dari ruangannya sebelum melihat Mark murka,  meski ia tau benar bahwa Mark tidak akan pernah benar-benar marah terhadapnya. Lebih kepada prilaku Jackson yang memang sudah tak asing lagi bagi Mark.

Pertemanan mereka memang sudah terjalin hampir puluhan tahun, dan di kantor ini hanya Jackson yang berani pada pemilik perusahaan besar ; MT Enterprise yang namanya sudah mendunia.

Perusahaan yang bergerak di bidang retail dan fastfood, memiliki 6 Supermarket besar dan ratusan cabang restoran siap saji bahkan sampai ke negara lain.

Tampan dan mapan, adalah julukannya sejak dulu. Dan predikat duda yang baru saja ia sandang membuat banyak mata gila yang berharap memilikinya.

Namun sikap dingin dan tak acuh Mark seperti dinding keras yang susah dipecahkan.

Desire [MarkJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang