III

1.8K 176 19
                                    

_________________________

Desire
__________________________

Jinyoung terlihat sangat gugup saat berjalan memasuki gedung tempat ia berkerja saat ini. Ia pun berusaha mengatur pernapasannya agar lebih tenang.

"Selamat pagi, saya Park Jinyoung karyawan baru disini. Mohon bantuannya. Aishh." Jinyoung sudah mengulang hampir lima kali ucapan itu di cermin.

Ia datang cukup pagi hari ini, belum banyak karyawan yang datang. Bahkan resepsionis pun belum hadir. Ia belum memiliki kartu akses masuk untuk menuju lantai 5 tempat ia berkerja hari ini.

Perusahaan ini beroperasi pukul 8 pagi Dan kini baru pukul 7.15, ia memilih menunggu di toilet lantai dasar gedung ini.

Park Jinyoung kembali menarik napas dan mengulang ucapannya didepan cermin. Sesekali merapihkan dasinya agar terlihat rapih.

"Sedang berlatih?" Suara itu sontak membuat Jinyoung melonjak terkejut. Saat seseorang keluar dari bilik toilet setelah menekan flush pada closet.

Jinyoung membulatkan matanya, saat pria itu berdiri disampingnya merapihkan kemeja yang ia kenakan.

"Selamat pagi, pak." Sapanya sedikit gugup. Rona wajahnya tampak jelas memerah saat ini.

"Tidak keruanganmu?" Tanya Mark dengan expresi datarnya - masih menatap cermin, merapihkan kemejanya.

"Resepsionis belum datang, saya belum punya akses pak." Jawabnya pelan.

"Ayo." Mark langsung mengajak karyawan barunya itu untuk mengikutinya. Dengan perasaan gugup yang masih berkecamuk, Jinyoung pun berjalan mengekori bossnya.

Suasana gedung masih terlihat sunyi, hanya terlihat beberapa petugas kebersihan dan security yang berjaga di beberapa titik.

Mark menggunakan kartu aksesnya untuk masuk menuju lift, tentu masih di ikuti Jinyoung yang berjarak stgh meter di belakangnya.

Mark menekan tombil lift nomer 7 (ruangannya) dan nomer 5 tempat jinyoung bekerja. Keadaan lift benar-benar sunyi tanpa ada suara dari keduanya. (Jinyoung masih berdiri di belakang Mark)

Jinyoung yang awalnya merunduk, perlahan mengangkat kepalanya. Melihat biasan wajah bosnya yang terpantul pada pintu lift. Samar, namun tetap telihat jelas setiap lekuk wajah Mark.

Rahang yang begitu tegas, hidung mancungnya dan matanya begitu indah. Hampir menyentuh titik sempurna. Jinyoung tak sadar terus menikmati pemandangan itu. Perlahan membuat desiran hangat yang mengalir keseluruh tubuhnya. Membuat jantungnya terpacu tak karuan. Wangi parfum dari tubuhnya pun menggelitik dihidung Jinyoung. Sangat menyegarkan.

Bagaimana rasanya menyentuh wajahnya yang begitu indah...

"Ada apa?" Jinyoung berjenjit dan memalingkan pandangannya. Ia amat terkejut saat mata mereka bertemu dalam biasan itu.

"Tidak pak." Pintu pun terbuka saat mencapai lantai lima. Jinyoung merundukan tubuhnya, memberi hormat sebelum ia keluar dari lift.

Pandangan yang Mark terima saat pintu hampir tertutup kembali adalah belakang tubuh Jinyoung. Celananya begitu membentuk bagian belakang tubuhnya yang terlihat sangat berisi. Membuat Mark tak sadar terus menatap kearah sana sampai pintu lift benar-benar tertutup rapat.

Jinyoung menarik napas lega saat merasakan lift di belakangnya itu kembali bergerak menuju lantai atas.

Bodoh apa yang kau pikirkan! Kau bisa di pecat di hari pertama berkerja. Tahan dirimu PARK JINYOUNG!

Desire [MarkJin]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin