VII

1.4K 156 52
                                    

_________________________

Desire
__________________________

Dentuman musik mengalun begitu kencang. Cahaya yang temaram dihiasi lampu kelap kelip yang cukup membuat Jinyoung yang tak biasa dengan suasana ini cukup merasa pusing.

Jinyoung melirik singkat kearah Mark yang menikmati minumannya dengan wajah yang sangat tenang. Meski penerangan yang temaram, garis tegas pada rahangnya itu terlihat jelas. Ketampanan seolah tak akan pudar, membuat Jinyoung mengulum senyum dibibirnya.

"Aku tak menyangka kau akan mengajak Jinyoung,  hyung." Ujar Jackson yang berdiri disebelah Mark.

"Aku memintanya menemaniku, karena kau pasti akan sibuk dengan teman-temanmu."

"Tapi kau juga mendiaminya, hyung." Protes Jackson yang melihat kearah Jinyoung, ia tampak duduk dengan canggung melihat kearah sekitar. Jarak mereka tak begitu jauh, namun kencangnya dentuman musik membuat suara Jackson sedikit meredam dan tak sampai ditelinga Jinyoung.

"Menemani tak harus saling bicara,  kan?" Sergah Mark yang tak memindahkan pandangannya sedikitpun.

"Hyung, apa kau menyukainya?" Jackson sedikit berbisik kali ini. Untuk memastikan suara itu hanya didengar oleh Mark.

"Apa aku terlihat seperti itu?" Mark Justru balik bertanya, dan kini pandangannya beralih ke Jinyoung, begitu intens melihat setiap lekukan diwajah Jinyoung. Ada yang aneh didalam hatinya,  seperti perasaan menggelitik yang membuatnya ingin terus memandang wajah itu.

"Ya, kau menyukainya." Tegas Jackson menyimpulkan perasaan sahabatnya itu.

"Boleh?" Kata-kata itu yang justru keluar dari mulut Mark.

"Jangan bertindak gila, hyung. Jinyoung masih teramat polos."

"Apa sosokku terlihat bajingan?"

"Bukan seperti itu-"

"Tidak, aku tidak menyukainya." Tegas Mark kembali, lalu menenggak habis minumannya.

Mark bangkit dari tempat duduknya dan melangkah sedikit gontai.

"Kau mabuk hyung?" Tanya Jackson cemas. Mark tak menjawab justru terus melangkah mendekati Jinyoung.

"Antar aku pulang." Ujar Mark saat di hadapan Jinyoung.

"I-iya pak." Jawab Jinyoung, dengan cepat menangkap tubuh Mark yang gontai.

"Jinyoung -ah,  kau bisa menyetir? Punya SIM?" Tanya Jackson yang terlihat semakin cemas.

"Iya bisa hyung, aku juga punya SIM."

"Tolong antarkan Mark hyung kerumahnya ya."

Jinyoung mengangguk lalu menopang tubuh Mark menuju mobil.

Jackson menghampiri gelas minuman bekas Mark dan menciumnya. Ia menyeringit heran dan kembali meletakan gelas itu.

"Aneh." Gumannya.

***

Jinyoung membopong Mark keluar dari dalam mobil. Dengan susah payah membuka pintu menggunakan sidik jari Mark yang kini sudah tak sadarkan diri.
Ia pun membawa Mark kekamar dan membaringkannya.

Jinyoung duduk dipinggir kasur Mark dengan napasnya yang terengah, merogoh celana untuk mengambil ponselnya yang tak henti berdering sejak tadi.

"Iya eomma, aku masih diluar, masih ada kerjaan eomma. Eomma istirahat aja." Jinyoung pun memutuskan sambungan telponnya.

Desire [MarkJin]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن