Part 14

3.2K 343 18
                                    

"Kau kabur lagi dari penjara Lucifer, ya?"

Kedatangan Karin yang tiba-tiba membuat beberapa pasang mata kaget melihatnya, apalagi pakaian gadis itu terlihat kusut dan berantakan.

Iblis yang berdiri dengan sombong itu langsung bertekuk lutut, memberi hormat kepada Karin karena merasa perbedaan derajat yang sangat kentara dari aura keduanya. "Hamba mohon ampun," ucapnya.

Apalagi jika mengingat Karin adalah keturunan Lucifer-sang penguasa neraka-dan memiliki darah campuran dari cinta terlarang. Kemampuan gadis itu pasti berada jauh di atasnya, mungkin berpuluh-puluh kali lipat.

Tanpa mengucapkan satu patah kata pun, tangan Karin bergerak seakan mengusir iblis itu. Dalam sekedip mata, hanya tersisa ruang kosong di hadapan mereka.

"Kau mengenalinya, Karin?" tanya Xander.

Sebelum menjawab pertanyaan Xander, Karin mengambil tempat duduk di samping Jessy terlebih dahulu. "Iya, Daddy. Tiga tahun yang lalu, dia melarikan diri ke dunia mortal dan menyerang manusia," jawabnya.

"Jessy, bagaimana dia bisa berada di sini? Bukankah tidak ada yang dapat memasuki hutan putih selain keluarga kita? Iblis tadi bilang, kau memanggilnya. Benarkah itu?" tanya Bella.

Kepala Jessy kontan menggeleng kuat, menyangkal pertanyaan yang diajukan oleh Bella. "Aku tidak ada memanggilnya. Hanya saja saat akan mempelajari buku yang Mommy berikan, halaman itu berisi cara membangkitkan iblis penguasa."

Kontan Karin melihat ke arah Jessy yang duduk di sampingnya, dahi gadis itu mengerut keheranan. "Iblis penguasa? Maksudnya, iblis tadi?"

Anggukan dari Jessy membuat Karin langsung berdiri. "Dad, Mom, aku pulang dulu," pamitnya.

"Kenapa buru-buru, Karin? Kita bisa menikmati salju terlebih dahulu di sini. Oh, kau pasti rindu dengan suamimu," ucap Bella sedikit menggoda menantunya.

"Tidak, Mom. Untuk apa aku merindukan orang yang menyebalkan itu? Ada sesuatu yang harus aku urus ke neraka."

Demi apa pun, Jessy bisa memastikan jika Nio mendengar ucapan Karin tadi maka laki-laki itu langsung mengamuk. Walaupun niat gadis itu bercanda, tanggapan yang diberikan sulung Wilkinson pasti sangat berlebihan.

"Ah, ya, iblis tadi bukan penguasa, dia hanya utusan dari salah satu petinggi iblis di neraka. Lagi pula, tidak mungkin iblis penguasa mau berkunjung ke sini tanpa imbalan yang besar atau secara cuma-cuma seperti tadi," ungkap Karin.

"Jessy, bisakah kau mengusir beruang yang ada di depan pintu rumahmu? Aku cukup kewalahan melewatinya, dia sangat agresif," pinta gadis itu.

Jessy mengantar Karin keluar dari rumahnya, tapi di sana tidak ditemukan lagi beruang putih seperti yang dikatakan istri Nio tadi. "Sangat aneh," gumam Karin lalu menghilang dari sana.

"Selalu sesukanya," cibir Jessy melihat kelakuan Karin yang seenaknya saja pergi.

Setibanya Jessy ke ruang bawah tanah, Bella dan Xander sudah tidak ada di sana. Sudah bisa dipastikan jika pasangan yang tak lagi muda itu sedang berduaan di ruangan lain.

Kalau tahu begini, Jessy lebih memilih untuk memanggil Karin saja. Setidaknya istri Nio itu tidak akan membawa suaminya ke sini, dikarenakan saat ini Silvermoon pack sedang mempersiapkan sesuatu yang besar.

Jika sudah seperti ini, Karin jadi merindukan mate sejatinya. Wanita hamil itu mengusap perutnya yang mulai membuncit walau baru hitungan minggu, ada kemungkinan jika kehamilan pertama ini adalah anak kembar.

Senyum Jessy terbit ketika membayangkan kebersamaannya bersama Aldrick, lalu tak lama langsung memudar ketika ia teringat dengan Evan.

Saat ini wanita itu ingin menghubungai sang mate, mencurahkan segala kegundahan yang sedang melanda dan menyuruh laki-laki pilihannya datang ke sini agar bisa bermaja ria.

Namun semua itu mustahil dilakukan, perbedaan di antara mereka sudah jelas menjadi penyebab tidak bisa masuk ke sini. Bahkan werewolf yang tidak memiliki darah keturunan Wilkinson tak dapat menemukan hutan putih ini.

Tak tahu harus berbuat apa lagi, Jessy memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Mungkin dengan beristirahat bisa membuat pikiran tentang Aldrick dan Evan menghilang dalam beberapa saat.

Saat ingin terlelap, wanita itu merasakan ada tangan besar yang membelai perut dan wajahnya. Namun ketika ingin membuka mata, seperti ada pelekat tertempel di sana.

Dari aroma yang memasuki penciumannya, Jessy bisa mengetahui sosok itu. "Aku tahu kau pasti datang," gumam Jessy sebelum masuk ke alam mimpi.

"Aku selalu bersamamu, Sweetheart. Sedetik pun aku tidak pernah meninggalkanmu. Hanya saja untuk sementara waktu ini, kau tak boleh melihat wujudku terlebih dahulu. Aku ... terlalu menyeramkan sekarang," balas laki-laki yang memakai pakaian serba hitam di tubuhnya itu.

Tudung yang menutupi wajahnya kembali diturunkan, lalu dalam sekejap ia menghilang dari sana. Tujuan ke tempat ini sudah terpenuhi, laki-laki itu hanya datang untuk melihat wanita yang kini sedang tertidur.

Sedetik kemudian, Jessy kembali tersadar dari kegelapan yang sempat menariknya. Wanita itu menatap sekeliling dengan pandangan cemas. "Aku tahu kau masih di sini, tolong keluar! Aku membutuhkanmu, Aldrick!" pekik Jessy.

Namun tidak ada tanda-tanda kemunculan Aldrick kembali, semuanya lenyap dalam hitungan detik. Padahal rasa rindu dalam dada Jessy sudah membuncah, ia perlu melampiaskan pada sosok yang bersangkutan.

Jessy bersumpah, jika nanti Aldrick kembali datang maka ia akan menyumpah serapahinya. Satu lagi, wanita itu juga berusaha agar tidak terlena dengan usapan di kepala agar tidak jatuh tertidur seperti tadi.

"Jessy, kau tidak apa-apa?" Ketukan pintu kamarnya membuat Jessy tersadar jika tadi sudah berteriak, wanita itu langsung menepuk dahinya karena kelepasan menyebut nama Aldrick tadi.

Dengan langkah gontai, wanita itu membuka pintu bercat putih yang sempat dikuncinya tadi. "Apa apa, Mom?" tanya Jessy balik.

"Kau bertanya ada apa? Seharusnya Mommy menanyakan itu, kau kenapa berteriak tak jelas, hah? Kandunganmu bermasalah atau kau merasakan sesuatu yang sakit pada tubuhmu?" cecar Bella.

"Jessy, jangan diam saja! Kau membuat Mommy khawatir." Bella mengomel ketika melihat anaknya tidak memberikan respons apa pun.

"Aku tidak apa-apa, Mommy. Tak ada yang sakit, semuanya terkendali dengan aman," jawab Jessy.

Xander bergabung dengan istri dan anaknya sebentar, kemudian langsung menerobos masuk ke dalam kamar Jessy. Penciuman King of Werewolf itu tidak pernah salah dalam mendeteksi sesuatu.

"Aldrick menemuimu?" tanyanya.

Kalau sudah begini, Jessy tidak mungkin bisa mengelak lagi. Satu janjinya pada Bella sudah terlanggar, dan artinya ia harus mendekam ke tempat ini semakin lama.

"Tapi aku tidak melihatnya, dia datang saat aku tertidur, Dad," jelas Jessy mencari pembelaan untuk dirinya.

"Bagaimana dia bisa masuk ke tempat ini?" tanya Bella bingung.

"Campur tangan Karin. Gadis itu memang sangat tidak bisa dipercaya." Xander ingin memarahi istri anak sulungnya itu, tapi ia cukup sadar diri untuk tidak mencari gara -gara dengan iblis lagi.

Merasa ada kesempatan, Jessy langsung menutup pintu kamarnya dan dikunci dari dalam. Wanita itu kembali berpikir cara agar bisa bertemu dengan Aldrick.

"Apa aku kabur saja dari tempat ini?"

******

Halo

Gimana kabarnya?

Masih ada yang menunggu cerita ini update?

Maaf, selama sebulan kemaren aku menghilang dari cerita ini. Mungkin buat kalian yang baca The King Alpha tahu alasan kenapa aku gak update.

Btewe, ada yang mau gabung ke grup chat pembaca Wilkinson series?

See you👋

The Queen [END]Where stories live. Discover now