°5°

685 81 5
                                    

"Aku pulang."

Hansol baru saja pulang dari latihan. Terlihat sekali keringat membasahi wajah dan rambutnya.

Saat dia menaiki tangga menuju kamarnya hampir saja dia terjungkal kebelakang.

"Siapa kau? Maling? Hah? Noona! Hyung! Ada maling."

Baru saja Hansol bertemu seorang perempuan asing di dalam rumahnya.

Mendengar kehebohan Hansol membuat Jisoo keluar kamarnya. "Ada apa?" tanyanya setelah dia menaiki beberapa tangga mendekati Hansol.

"Dia maling." Hansol menunjuk seorang perempuan yang masih santai bersender pada dinding.

"Kenapa teriak di dalam rumah?"

"Ada apa ini?"

Sempurna semua anggota keluarga Hansol ada di rumah. Seungcheol dan Mingyu ikut keluar kamar.

"Dia hyung dia maling." Hansol masih saja menuduh perempuan itu. Dan menyebalkan lagi perempuan itu hanya terdiam tanpa bicara.

Jisoo berjalan mendekati Seungkwan. "Kwan masuk kedalam kamarmu dulu okay. Ssame akan mengurusi ini semua." kata Jisoo yang langsung di turuti Seungkwan.

Langkah kaki Seungkwan yang menaiki tangga ke lantai 3 rumah itu membuat tiga pasang mata itu melongo.

Dengan wajah datar Jisoo menarik ketiga orang tampan tadi. Menuntun mereka duduk di sofa ruang tengah.

Jisoo duduk di depan mereka. Memasang wajah polos lucu seperti kucing memohon belas kasihan. Beda saat Jisoo sedang marah dulu.

"Jadi kenapa ada orang asing di rumah ini?" tanya Seungcheol selaku kepala keluarga.

Mingyu dan Hansol kompak melipat kedua tangannya di depan dada menunggu penjelasan Jisoo.

"Oppa..." suara Jisoo terdengar sangat manis. "Dia murid ku kasihan tidak punya rumah dan aku menawarkan kamar kosong di lantai 3 untuknya. Boleh kan? Kamar itu juga tidak pernah terpakai dari pada menjadi sarang hantu. Boleh ya~~?"

"Bahkan kita belum setuju tapi kau sudah membawanya." Kata-kata Mingyu membuat Jisoo mencibir tapi sedetik kemudian dia beranjak mendekati Seungcheol mencoba memohon kembali.

"Noona dia murid sekolahan ku? Heol jangan mengada-ngada nanti dia mengetahui keseharian seorang Hansol calon idol. Tidak-tidak itu privasi Noona. Hyung jangan setujui itu Jisoo Noona. Jebal...."

"Diam kau! Seungkwan juga tidak tertarik dengan kehidupan mu. Dasar calon artis sombong!" Jisoo memang sering bertengkar dengan Hansol.

Mingyu menutup mulut Hansol sebelum adiknya itu kembali berteriak-teriak di rumah karena ingin melawan Jisoo.

"Oppa..." Lagi-lagi Jisoo memohon ke Seungcheol memeluk lengan kakaknya dengan wajah memelas. "Dia akan membayar uang sewa tiap bulan kok. Tapi bulan ini biarkan dia tinggal dengan gratis. Ya Oppa?"

Suasana begitu mencekam Mingyu dan Hansol sudah menggeser duduknya memandang seksama kedua orang di sana.

"Hemm." Akhirnya suara Seungcheol terdengar. "Asal dia tak mengganggu penghuni lantai bawah."

Seperti mendapat jackpot dengan kegirangan Jisoo memeluk Seungcheol. "Aku janji Seungkwan tidak akan menggangu kalian. Tapi untuk mu Hansol jangan mengganggu Seungkwan!"

"Aku tidak tertarik." Hansol berlalu berjalan masuk kedalam kamarnya. Sepertinya dia marah.

"Makasih Oppa." Jisoo kembali memeluk Seungcheol membuat Mingyu yang sedari tadi melihat itu hanya menggelengkan kepalanya pelan.

I Hate Pretty Boy ✔ (Seoksoo)Where stories live. Discover now