°8°

549 62 19
                                    

Srak srak srak

Di lorong yang sepi malam hari terdengar suara seperti langkah kaki. Suaranya semakin terdengar jelas saat Jeonghan berjalan keluar ruangannya. Langkah kaki Jeonghan berhenti di depan pintu ruangannya. Berdiri sejenak sambil mencari sumber suara.

Tiba-tiba ada sesuatu menyentuh ujung sepatu hak tingginya. Sebuah robot mainan berbentuk dinosaurus yang sedang berjalan itu terhenti karena menabrak sepatu Jeonghan.

Seorang anak lelaki berlari mengambil mainan itu dari hadapan Jeonghan. Anak lelaki kecil itu mendongak menatap Jeonghan yang terdiam.

"Annyeonghaseyo." sapa anak lelaki itu sebelum berlalu.

Jeonghan terdiam dia bingung kenapa ada seorang anak lelaki ada di dalam kantornya. Setelahnya ada perempuan yang di ketahui karyawannya itu meminta maaf padanya. "Maaf Bu saya membawa anak saya karena hari ini lembur dan tidak ada orang di rumah. Maaf sekali lagi."

Karyawan itu terlihat takut saat berhadapan dengan Jeonghan.

"Oh tidak apa. Kau bisa pulang sekarang kasihan anakmu selarut ini masih menemanimu bekerja. Lanjutkan kerjaanmu besuk." kata Jeonghan dengan senyuman di wajahnya.

"Benarkah Bu? Benar apa kata orang anda memang seperti malaikat. Terimakasih banyak saya permisi." karyawan itu berlalu.

Jeonghan memandangi karyawannya sebelum menghilang di belokan lorong. "Banyak yang bilang aku seperti malaikat tapi banyak yang bilang juga aku seperti iblis. Jangan terlalu memujaku."

"Ya itu benar."
Tiba-tiba saja ada Seungcheol berada di samping Jeonghan.

"Sejak kapan kau di sini?" tanya Jeonghan.

"Sejak tadi saat kau memperhatikan anak kecil tadi." Seungcheol mengikuti Jeonghan masuk ke dalam ruangan wanita itu. "Kau suka anak kecil?" tanya Seungcheol setelah mendaratkan bokongnya duduk di sofa.

"Tidak terlalu." jawab Jeonghan yang sekarang duduk kembali di kursi kerjanya. Menatap kembali kumpulan berkas yang ada di meja depannya.

"Kenapa?"

"Mereka terlalu ribut. Mereka menghalangi kerjaan orang tuanya."

"Bukankah saat kau menikah nanti kau akan memiliki anak?"

"Aku tidak akan menikah."

Jawaban Jeonghan membuat Seungcheol terdiam. Dia melihat Jeonghan dengan tatapan serius. Mencari kebenaran dari ucapan wanita itu. Tapi sepertinya tak ada keraguan di wajah wanita itu saat mengucapkan kalimat tadi.

"Menikah hanya akan menghambat karirku." imbuh Jeonghan lagi.

"Kau benar-benar wanita yang gila bekerja Nona."

"Ya kau bisa melihatnya." jawab Jeonghan santai.

Hal itu membuat Seungcheol seperti mendapatkan tantangan baru. Dia berfikir bagaimana menaklukan hati seorang wanita yang tak tertarik dengan kisah asmara itu.

"Akan ada saatnya kau akan tergila-gila dengan seorang lelaki Nona."

Jeonghan menghentikan kegiatannya dia menengok ke arah Seungcheol yang tersenyum menggoda.

"Ya bisa saja. Mungkin denganmu." tak kalah menggoda senyum Jeonghan membuat Seungcheol tak bisa mengeluarkan kata-kata lagi.

Tak seperti yang Seungcheol bayangkan. Jeonghan bukan seorang wanita seperti wanita yang lainnya. Dia bukan wanita yang luluh hanya dengan kata-kata gombalan atau luluh dengan wajah tampan. Jeonghan berbeda wanita pemberani itu sungguh membuat Seungcheol semakin penasaran.

I Hate Pretty Boy ✔ (Seoksoo)Where stories live. Discover now