°22°

421 50 25
                                    

Chapter spesial Soonhoon

~~~





"Kenapa ibu menelponku selarut ini?" Jihoon memasuki ruangannya dengan dari tadi memandangi ponsel yang ada di genggamannya. Ada panggilan tak terjawab malam tadi dari ibunya. "Astaga!" teriaknya kaget.

Soonyoung dengan senyum mengembang di wajahnya duduk di kursi kerja Jihoon. "Selamat pagi." sapanya.

"Maaf Jihoon Sseam saya lupa memberitahu anda kalau ada tamu di ruangan anda." kata penjaga sekolah yang kebetulan lewat dan mendengar Jihoon berteriak. "Iya Pak tidak apa-apa."

Jihoon berdiri bersandar di mejanya menatap Soonyoung di sana. "Apa lagi ini?"

"Aku rindu."

Soonyoung menemukan hobby barunya. Menggoda Jihoon. Melihat Jihoon memutar bola matanya malas seperti itu malah membuat Soonyoung gemas.

"Aku sibuk. Pergilah." usir Jihoon.

"Kau tau Jihoon-ah, aku menyukaimu."

"Ya aku tau."

Mata Soonyoung hampir keluar saat mendengar kata-kata Jihoon yang terdengar santai saat mengetahui kalau dirinya menyukai Jihoon. "Bagaimana bisa kau bersikap biasa saja saat tau aku menyukaimu?"

"Terus aku harus apa? Menyukaimu balik?"

"Tentu saja."

"Tidak bisa."

"Kenapa? Apa yang salah dariku? Aku kaya dan kau pernah bilang menyukai pria kaya dan itu ada pada diriku. Aku menyadari aku tidak setampan Seokmin tapi aku lumayan tampan bukan?"

"Soonyoung" panggil Jihoon dan Soonyoung mendekat mengangguk menatap Jihoon menunggu wanita itu melanjutkan kalimatnya. "Kau kaya, sangat kaya. Aku menyukai pria kaya tapi tidak kau. Kau terlalu kaya untuk diriku yang hanya seorang guru. Kau tau itu kan?"

Terdengar suara Soonyoung tertawa. "Heol, Jihoon-ah aku hidup sebatang kara. Tidak ada orang tua yang akan melarangku memilih siapa pendampingku kelak. Kau tak perlu menghawatirkan hal yang tidak penting itu. Dan satu lagi aku tulus menyukaimu. Banyak wanita yang ada di sekitarku tapi mereka tidak sepertimu. Jadi ijinkan aku ada di sampingmu Jihoon-ah."

Ponsel Jihoon berbunyi. Panggilan masuk dari ibunya.

"Ada apa? Berhenti menangis dan katakan. Ibu membuatku takut. Baiklah aku ke sana." Jihoon menutup panggilan itu raut wajahnya menunjukkan kalau panggilan telepon tadi adalah berita buruk.

"Kau tidak apa-apa?"

"Aku harus pergi. Kau bisa pulang Soonyoung."

"Tidak. Aku akan mengantarmu." tangannya dengan cepat menggandeng tangan kecil Jihoon. Mengajaknya keluar dan masuk ke dalam mobilnya.

Jihoon yang panik hanya mengikuti tarikan Soonyoung. "Tunjukan jalannya Jihoon." tangan kecil itu menulis alamat di sebuah layar gps mobil Soonyoung.

"Rumah sakit?" Jihoon hanya mengangguk lemah.

Mobil hitam Soonyoung melaju mengikuti arahan petunjuk di gps tadi. Keadaan di dalam mobil hening. Jihoon yang terdiam dengan tangannya menyatu di pangkuannya saling menautkan jari jemarinya gelisah.

I Hate Pretty Boy ✔ (Seoksoo)Место, где живут истории. Откройте их для себя