°10°

543 68 24
                                    


"Ada yang ingin aku katakan.

Datanglah ke alamat ini jam 10 malam."

Jisoo berjalan menyusuri jalan menuju alamat yang Seokmin kirimkan tadi.
Langkah kakinya berhenti tepat di sebuah toko yang sudah tutup sepertinya. Bisa di lihat semua lampu di sana mati dan sudah sepi.

"Ini alamat yang tepat." Jisoo mencoba kembali mencocokan alamat yang tertera di ponselnya.

Dengan ragu Jisoo masuk kedalam toko itu.

"Seokmin!"

"Lee Seokmin!"

Begitu memasuki toko itu Jisoo mencoba memanggil nama Seokmin. Bercelingak-celinguk mencari keberadaan Seokmin.

"Apa-apaan ini?"

Sesaat kemudian semua lampu menyala. Membuat Jisoo tersentak kaget.

Dari arah seberangnya ada Seokmin tengah tersenyum dan berjalan menghampiri Jisoo.

Sangat tampan Seokmin pada malam itu.

"Apa-apaan ini Seokmin?"

"Kau menyukainya? Aku bisa saja menyewa seluruh taman bermain. Tapi kupikir kau lebih suka ini."

Jisoo mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan itu. Ruangan penuh dengan alat musik. Indah Jisoo menyukainya.

"Tapi kenapa? Kenapa kau menyuruhku datang kesini?" Jisoo berfikir sejenak. "Apa kau akan memberikan semua ini untukku?"

Heol Jisoo apa kau sudah tertular virus matre dari Jihoon?

"Tidak" Seokmin menggeleng sambil tersenyum. "Aku akan membelikan alat musik untuk muridku. Jadi bisakah kau pilih kau kan guru musik."

"Untuk murid?" Wajah Jisoo berbinar dia dengan cepat menghampiri beberapa gitar yang ada di toko itu.

"Anggap saja Pak Dirut menyokong kegiatan bermusik mereka." kata Seokmin sombong.

Jemari tangan Jisoo mencoba memetik senar gitar yang sudah dia alihkan kepangkuannya. Sesaat sebelum pikiran aneh datang dikepalanya.

"Tapi kenapa tiba-tiba?" tanya Jisoo matanya menatap Seokmin.

"Suap? Aku ingin memberi kesan baik."

"Apa?"

Seokmin menghela nafasnya. Sepertinya dia meyakinkan dirinya sebelum kembali menjawab pertanyaan Jisoo.

Hal itu membuat Jisoo menaruh gitar yang dia pegang lalu beranjak berdiri di depan Seokmin. Memandang Seokmin dan menunggu jawaban.

"Kurasa ini dimulai sejak lama. Tapi seperti orang bodoh. Aku baru sadar.

Aku tidak pernah membutuhkan wanita lain dalam hidupku."

'Apa dia tidak membutuhkan wanita di hidupnya?' batin Jisoo disela dia mendengarkan Seokmin berbicara. 'Ada apa ini? Apa dia tau bahwa aku tahu tentangnya? Sial Soonyoung tidak ingin dia tau.'

"Kecuali kau." lanjut Seokmin.

Mata Jisoo membulat dia menatap Seokmin.

Dengan yakin Seokmin melanjutkan kalimatnya. "Ku harap kau bisa tetap di sisiku, Jisoo-ah."

"Aku?" Seokmin mengangguk. "Ya, kau."

Mereka terdiam sesaat. Sebelum kembali Seokmin berbicara. "Saat bersamamu, aku selalu mempermalukan diriku. Tapi kurasa aku hanya bisa menjadi diriku sendiri saat kau di sisiku.

I Hate Pretty Boy ✔ (Seoksoo)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant