°26°

440 58 27
                                    


Malam itu Jisoo memberanikan dirinya kembali untuk menemui Seokmin. Dia berjongkok di samping pintu rumah Seokmin.

Sebuah mobil terlihat berhenti tepat di depan rumah itu. Mobil itu milik Seokmin dan benar Seokmin keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu. Dia mengabaikan Jisoo yang sudah berdiri di samping pintu rumahnya. Seolah-olah dia tidak melihat apapun di sana.

"Seok-ah."

Seokmin menghentikan tangannya yang menekan tombol di handel pintunya. "Jangan memanggilku seperti itu." katanya dingin.

"Kenapa kau membohongiku?" Seokmin terdiam. "Kenapa kau bohong dulu kau bilang saat aku memanggil namamu tak peduli betapa kejamnya aku, kau akan tetap memaafkan aku. Apa kau tidak menyukaiku lagi?"

Seokmin masih saja mematung badannya masih menghadap pintu tak sedikitpun dia berani menatap Jisoo yang ada di sampingnya.

"Kau muak denganku sekarang? Kau sungguh membenciku sekarang?"

Akhirnya Seokmin berbalik menatap Jisoo. "Kau mau masuk ke dalam?"

Jisoo dengan semangat mengangguk.

"Jika kau masuk ke dalam, aku tidak akan membiarkanmu pulang." Jisoo bingung dengan omongan Seokmin. "Apa?"

"Aku tidak akan membiarkanmu pulang. Kau masih ingin masuk?" wajah Seokmin tidak seramah biasanya. Auranya sangat dingin. "Berhenti memprovokasiku. Kau tau aku tidak pernah bisa membencimu. Jangan asal menebak." tatapannya semakin terlihat dingin ditambah kata-kata yang Seokmin keluarkan dari dalam mulutnya. "Itu menyebalkan."

Kali ini Seokmin lagi-lagi meninggalkan Jisoo sendirian di luar. Dia memilih masuk ke dalam rumahnya dengan cepat.

Jisoo di sana terdiam dia belum pernah melihat Seokmin sedingin ini. Helaan nafas panjang Jisoo lakukan.



Selang beberapa saat Seokmin di dalam rumah menelpon seseorang.

"Em ini Seokmin."

"Bagaimana kau mendapatkan nomorku?"

Tanya Seungcheol di seberang sana. Ternyata Seokmin menelpon Seungcheol.

"Apa Jisoo pulang dengan selamat?"

"Hah?" terdengar suara Seungcheol yang bingung.  "Kenapa kau tiba-tiba bertanya?"

"Karena aku tidak bisa mengantarnya."

Di seberang sana Seungcheol berdiri di ambang pintu menunggu Jisoo tanpa mematikan telepon dari Seokmin. Di lihatnya Jisoo pulang dengan membawa sekantung plastik besar berisi makanan ringan.

"Ya, dia sudah pulang."

"Ah syukurlah." Seokmin bernafas lega. "Terimakasih Hyung." Seokmin mematikan telepon itu.

Membuat Seungcheol di sana bingung. Kenapa Seokmin bisa memiliki nomor teleponnya.



~~~



Pagi hari Nenek Lee sudah ada di halaman sekolah yang di kelola Chan. Dia berjalan tenang melihat sekeliling sekolahan itu. Menghirup udara sejuk pagi hari dan melihat bunga yang ada di kebun sekolah itu.

Sampai dia bertemu dengan Jisoo yang juga baru saja datang pagi itu.
"Ughh punggungku." kata Nenek yang selesai membungkuk dan merasakan punggungnya sedikit sakit."

"Nenek baik-baik saja?" tanya Jisoo yang membantu Nenek Lee berdiri tegak.

Nenek Lee menoleh ke arah Jisoo. Ada perempuan cantik yang anggun dan yang baik di depannya. Nenek Lee tersenyum. "Ah aku baik-baik saja. Hanya sedikit sakit punggungku. Mungkin karena aku sudah tua."

I Hate Pretty Boy ✔ (Seoksoo)Onde histórias criam vida. Descubra agora