Episode 7 - Rumah

319 79 41
                                    


_Support Cast_

_Support Cast_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Episode 7 - Rumah

'Tempat untuk aku pulang.'

Hari ini terasa melelahkan bagi Kim Sejeong. Mantan pacarnya melakukan segala cara untuk membuatnya kesal di lokasi syuting bahkan menerornya lewat pesan teks. Dibantingnya ponsel genggam berwarna putih ke sembarang arah, menggerutu tak jelas seraya menghempaskan diri pada sofa. Han Seungwoo yang mengekor di belakang urung membuka mulutnya, tersentak ketika mendengar suara melengking disusul jeritan frustrasi.

"Sejeong-ah, tenanglah," kata Seungwoo hati-hati.

"Apa Oppa bisa tenang jika di posisiku? Ouh, tentu saja kau bahkan bisa setenang air di permukaan datar, terkena lemparan batu pun tak bergeming!" cerocos Sejeong tak membiarkan Seungwoo menjawab, "Aku ingin ponsel baru!" tambahnya cepat.

Jika suasana hati Sejeong terus begini, maka tidak ada kesempatan untuk Seungwoo memberitahu berita ledakan lumbung padi yang terjadi di Busan. Sepanjang hari ini dia juga merasa gelisah, berita tadi siang yang dilihatnya di restoran chiken terus terngiang di telinganya. Tidak ada saksi mata, pihak kepolisian kesulitan mencarinya karena tak ada CCTV di sekitar tempat kejadian.

Demi menghilangkan kegelisahannya, Seungwoo menyiapkan dua cangkir coklat panas untuknya dan Sejeong. Semoga saja setelah meminumnya Sejeong akan lebih tenang dan tak terlalu memikirkan perbuatan nekat Rowoon, yang mengancamnya akan bunuh diri jika tak kembali menjadi pacarnya.

Sesaat setelah menyesap coklat panas, Sejeong melirik bingung Seungwoo, ia merasakan kegelisahan sang manager.

"Ada apa?" tanya Sejeong terdengar agak ketus.

"Apa boleh mengatakannya sekarang?" Seungwoo balas bertanya, ketenangan dalam dirinya hilang.

Alis mata Sejeong bertaut, tak biasanya lelaki setenang Seungwoo seperti ini. "Memangnya apa yang mau kau katakan?" tak ada jawaban, Sejeong meneruskan berpikir akan membantu Seungwoo agar merasa lega, "Katakan saja jika itu membuat rasa gelisahmu berkurang, aku tidak akan marah asal bukan tentang Rowoon!"

"Pegang ucapanmu," sahut Seungwoo menerima jaminan Sejeong tidak akan marah sekali lagi, raut wajahnya berubah serius. "Begini tadi siang aku menonton berita."

"Jangan-jangan berita aku disiram air oleh Rowoon!" sela Sejeong terperanjat dari duduknya.

"Tidak ada sangkut pautnya dengan lelaki itu!" sanggah Seungwoo sedikit dibuat gereget, ia buru-buru menambahkan, "Ledakan yang kita lihat di lumbung padi, kau ingat?"

"Di Busan?" Seungwoo mengiyakan, "Kejadian seperti itu mana mungkin terlupakan, kau sudah cari tahu siapa yang membawa syalku," imbuh Sejeong dalam mood yang membaik.

Dalam hati Seungwoo ingin sekali merutuki Sejeong, "Sayang sekali bukan itu yang kuketahui dari berita, apa kau tidak berpikir masalah ini serius, polisi sedang mencari saksi. Mereka bilang ada korban akibat ledakan itu, ada banyak darah ditemukan di dalam lumbung!"

Like A Mirror WallWhere stories live. Discover now