Episode 19 - Buruk

215 59 31
                                    

.

.
.


Play OST Part.2 yuk, khusus buat Sejeong yang butuh healing.
D.I.A 'I Need Healing'

Bagaimana pendapat kalian setelah menonton? Apa ada teori spoiler?


.
.


'Ada saatnya kita merasa terpuruk di satu hari yang cerah.'

Alat pendeteksi kembali menyala, malam itu terasa berlalu lebih lama. Chanyeol berjalan dalam kegamangannya, ingin rasanya ia mengabaikan benda yang melingkar di pergelangan tangannya. Tetapi sebuah suara menyuruhnya untuk menghancurkan robot humanoid menggema di otaknya, semakin lama semakin mencekik hampir membuatnya tak bisa bernapas. Terpaksa ia mengangkat tangan, melirik layar yang menampilkan keberadaan HMD03.

Sekarang apa yang harus dilakukannya? Saat itu kedua kakinya melangkah ke arah yang berbeda, ia berlari menuju tempat HMD03 berada. Nanti, dia akan memikirkan tindakannya nanti setelah bertemu Choi Siwon. Langkahnya semakin pelan, dia sudah dapat melihat si robot humanoid.

Siwon baru saja keluar dari telepon umum saat rintik hujan turun dari langit gelap, dia mengenali siapa laki-laki di hadapannya, dia memanggilnya pemburu humanoid. Tak setakut sebelumnya, Siwon berjalan mendekati Chanyeol.

"Kita bertemu lagi," kata Siwon jelas tidak senang.

"Benar, aku juga bertemu dengan HMD07! Oh-Se-Hun, seseorang memanggilnya dengan nama itu," Chanyeol mendenguskan tawanya, "Dia terlihat lebih baik darimu, diam saja saat aku pukuli."

"Beraninya kau! Setelah aku peringatkan, kau sama saja dengan ayahmu!" geram Siwon bersamaan dengan tinju yang dilayangkan ke wajah Chanyeol.

Bekas luka perkelahian mereka sebelumnya juga masih belum sembuh, ditambah lagi luka baru. Tubuh Chanyeol terhempas cukup keras, sakitnya tak lagi terasa dibanding hancurnya kepercayaan pada seseorang yang telah lam aia hormati sebagai ayah. Siwon mencengkeram kerah baju Chanyeol, melihat tak ada perlawanan sama sekali, ia pun menghempaskannya kembali.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Chanyeol menginginkan jawaban yang menentang kecurigaannya.

"Awalnya aku sama sepertimu, tetapi seseorang merubahku menjadi sebuah robot demi keserakahannya, kau tahu betul siapa dia," jelas Siwon menjatuhkan harapan Chanyeol. Laki-laki dengan sorot mata sedih itu, masih menolak kalau ayahnya tidaklah seburuk yang Siwon katakan.

"Hentikan omong kosongmu, kau pikir aku akan percaya dengan ucapanmu!" Chanyeol tak mau menerima kenyataan, dikeluarkannya suntikan yang diketahui bisa dengan cepat mematikan kontroler dari sistem robot, PLC (Programmable Logic Control). "Aku ingin tahu apa yang akan terjadi setelah cairan ini masuk ke dalam tubuhmu, untuk mengetahuinya aku akan mencoba menggunakannya padamu," lanjut Chanyeol mengangkat tangannya.

"AYAH!" ucap Suhyun keras-keras, anak kecil itu berdiri tak jauh dari mereka, kedua tangannya yang bergetar memegang mainan robot iron man yang masih terbungkus.

Genggaman tangan Chanyeol dari suntikan merenggang lalu terlepas, membiarkannya membentur aspal. Satu hal yang ia tahu sekarang adalah ia telah bersalah, ayahnya telah membuatnya menjadi seorang pembunuh. Bagaimana ia akan mengambil langkah selanjutnya, apa yang harus dilakukannya setelah mengetahui kebenaran di balik pembuatan humanoid.

Like A Mirror WallDonde viven las historias. Descúbrelo ahora